1

27.6K 505 10
                                    

HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

1. AWAL

Setelah memberikan sentuhan kecil dibibir ranumnya yang namapak segar, Anya buru buru mengambil ransel diatas meja belajar. Tak henti henti senyuman manis selalu mengembang diwajah imutnya.

Hari baru semangat baru. Mulai hari ini Anya sudah resmi menjadi bagian dari warga sekolah Pelita Bangasa. Anya berharap sekolah barunya ini memberikan kesan hangat tersendiri.

Setelah orang tuanya yang resmi dimutasi ke Jakarta. Anya dan keluarga mau tak mau harus diboyong bersama sang Papah. Apalagi sang kaka yang bertugas di Jakarta menjadi seorang Dokter mempermudah semuanya.

Tak perlu pulang balik Jakarta-Surabaya untuk berkunjung ke kediaman sang Orang tua lagi.

Setelah menuruni undakan tangga dengan riang, Anya ikut bergabung dimeja makan. Ia ikut membantu sang Mamah merapihkan hidangan pagi.

Setelah selesai, Anya menarik bangku disamping sang Papah. Ia tak ragu mengecup pipi Papahnya dua kali sampai Lisa ikut terkekeh pelan.

"Sudah besar, kamu nggak malu dek?!" Lisa mengusap kepala anaknya sambil ketawa.

Mendengar itu jelas Anya cemberut. "Malu sama siapa? Bilang aja Mamah cemburu. Huh!" Anya mendengus sambil mengambil roti bakar dan mengoleskan selai kacang.

Lisa tak mau kalah, Ia juga duduk disamping sang suami dan menghadiahkan kecupan dibibir suaminya. Melihat itu Anya mendengus, "Plis deh Mah.. Kalo mau mesra mesraan jangan didepan Aku! Pagi pagi udah ngeliat pemandangan nggak enak. Sepet mata aku."

Lisa ketawa mendengar ocehan sang anak. "Sudah sudah cepat habiskan makan kamu Anya. Makan yang banyak, akhir akhir ini muka kamu Papah lihat agak pucat. Kejadian lalu, jangan sampai terulang lagi," sang Papah berujar tegas.

Anya hanya bisa mengangguk patuh, setiap hari ia selalu meminum obat terus. Jujur, ia merasa bosan dan ingin bebas dari obat sialan itu. Tapi, tubuhnya seolah sudah ketergantungan.

Pernah coba coba ia tak meminumnya beberapa hari, hari pertama mungkin belum berefek. Lanjut sampai hari ketiga ia tak minum, ternyata berakibat fatal. Buru buru Lisa membawa anaknya kerumah sakit.

"Habis ini minum obatnya! Jangan dibuang didalem toilet lagi! Mamah tau ya dek!" Lisa berujar tegas pada sang putri.

Mendapat omelan dari keduanya membuat Anya makin menunduk. Ia merasa cape harus dituntut seperti ini terus, ya walupun demi kebaikan dirinya pula.

''Minggu besok jadwal kamu chek up. Mamah nggak mau denger lagi hasil yang buruk karena ulah kamu yang males minum obat!"

"Iya Mah." Anya berujar lirih, Roti panggang dihadapan nya pagi ini sudah tak menggiurkan lagi. Ia lebih memilih minum susu dan mengambil buah Apel didepan nya.

Setelah selesai sarapan, Pagi ini Anya akan diantarkan oleh sang Papah. Sekalian berangkat kerja, sebelum memasuki mobil, Anya bersalim terlebih dahulu dan mengecup pipi Lisa sebagai salam perpisahan.

"Dah Mah.. Aku berangakat!" Anya tersenyum sambil membuka pintu mobil penumpang.

"Hati hati dek! Yang bener ya belajarnya.. Kalo ngerasa lelah, istirahat. Banyakin minum air putih!"

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang