16

4.1K 123 7
                                    


HAPPY READING!
VOTE & KOMEN GUYS THANKS💛



16. ANCAMAN MEMATIKAN

Cekalan ditangan Dara yang semakin mengerat justru membuat wanita itu makin kegirangan. Entahlah, apakah wanita campuran india itu tak bisa membaca situasi jika saat ini Kevin sedang dipuncak amarah.

Ah lebih tepatnya masih menahan, dan belum meledakan api amarahnya pada Dara sedari tadi. Pria itu membawa Dara pada gedung kosong. Tepatnya pada gedung seni yang sudah terbengkalai.

Cengkeraman tangan itu terlepas karena Kevin menyantaknya. Hal itu membuat Dara meringis menahan sakit, tapi sedetik kemudian mengeluarkan senyuman.

Astaga! Wanita ini benar benar aneh membuat Kevin sendiri pun bingung karena tidak ada gelagat ketakutan dari sorot mata didepan nya.

Dara mengulum senyum. "Kamu ngajak aku kesini mau ngapain? Hayoh! Kevin... Oh my god! Kevin.. Kamu nakal!" Dara mengedip dengan suara yang terkesan centil.

Demi tuhan! Pasti wanita ini mengira Kevin akan berbuat macam macam padanya. Astaga, siapapun tolong bersihkan pikiran kotor dari otak wanita ini. Kevin membuang nafas kasar dan mundur selangakah.

Sorot elangnya mengarah pada sekeliling bangunan. Ia harus memastikan tidak ada orang disini kecuali dia dengan Dara.

Mata Dara ikutan menjelajah menatap sekitar seperti Kevin yang lakuin tadi barusan. "Kamu liatin apa? Takut ada yang nguping atau ngintipin kita disini?" Dara terkikik, "kalo mau tempat yang lebih aman, aku tau kok. Yuk!" Dara maju selangkah membuat Kevin melotot.

"DIEM!" Suara bentakan Kevin barusan membuat Dara mendelik kaget dengan rasa terkejutnya.

"Kevinn.." Dara melirih dengan bibir cemberut.

Tanpa mau basa basi lagi, Kevin menatap tajam Dara. Tidak ada sorot kasihan apalagi rasa suka. Tidak! Sorot amarah yang lebih kentara dari Kevin saat ini.

"Lo lakuin apa tadi pagi?" tanya Kevin.

"Lakuin apa sih? Aku nggak ngelakuin apa apa kok. Oh iya, kamu suka kan kado dari aku? Kenapa nggak dibawa, aku bisa kok bantuin masang-"

"DARA!" Kevin kembali mengejutkannya membuat mulut wanita itu terkatup segera. Asataga Kevin, kenapa selalu mengagetkan.

Pria itu kembali bersuara. "Nggak usah alihin perkataan! Jawab!" kata Kevin kesal.

Dara memutar mata lalu tertawa. Wanita itu malah menampilkan wajah yang terkesan angkuh dengan tangan yang terlipat didepan dada. "Jawab apa? Aku nggak ngerasa ngelakuin sesuatu yang parah pagi ini." Jawaban enteng dari Dara membuat Kevin membuang nafas kasar.

Pria itu mengacak rambutnya dengan satu tangan berada dipinggang. Apakah Dara tidak ada rasa sesal sama sekali telah berlaku demikian pada Anya pagi tadi.

Seperti bisa membaca fikiran Kevin, Dara tertawa tanpa tahu malu. "Oh aku inget, apa soal kuman?" satu alis Dara naik sebelah dengan wajah malas.

"Kuman?" Kevin berkata dengan tampang terkejut. Hal itu membuat Dara mengangguk kecil masih dengan tawanya.

"Iya Vin. Panggilan itu lebih bagus buat manusia ceking itu. Ah, atau cacing aja yang lebih pantes buat dia. Cocok!" senyuman Dara makin melebar setelah ia puas mengatakan Anya seperti itu.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang