4

8.4K 196 4
                                    

HAPY READING!
VOTE & KOMENTAR NYA GUYS!


4. NAAS

Setelah mengeluarkan motor dan memasang Helm, Anya memberikan senyuman hangat saat berpapasan dengan beberapa perempuan teman kelasnya yang belum ia kenal betul. Giginya yang terlihat ginsul kala ia tersenyum membuat Anya makin kelihatan manis.

Selama menempuh perjalanan hampir sepuluh menitan dari sekolah. Dahi wanita itu mengernyit bingung tak kala merasakan motornya ada yang aneh.

Masih berjalan tapi, Anya mengurangkan laju motornya perlahan. Kacau, makin terus dijalankan makin terasa mau lepas ban belakangnya. Bahkan, motornya saat ini tidak bisa dikendalikan dengan benar.

Merasa takut terjadi apa apa, wanita itu memilih turun terlebih dahulu sekedar memastikan. Saat melihat ban belakangnya yang sudah kempes bangat membuat Anya mendesah berat.

"YAH AMPUN!" Anya membuang nafas dan membuka helm karena merasakan panas. Setelah men standarin motor, Anya jongkok dan mendekat pada ban belakang. Saat dilihat ranjau paku yang menancap diban belakangnya membuat Anya kesal.

Ia mencabutnya dan membuang kearah yang tak mungkin orang kenai, Bagaimana ini? Anya melirik sekelilingnya sangat sepi, kenapa Ban nya harus bocor ditempat yang jarang orang lewat.

Sengaja Anya memilih jalur kampung agar terhindar macet. Tapi hal ini justru ia dapatkan!

Karena takut ada sesuatu yang bisa mengancamnya. Anya segera mengambil ponsel dari dalam tasnya. Ya, ia harus menghubungi mamahnya untuk memberikan bantuan kesini. Anya sangat takut ada orang jahat yang sewaktu waktu bisa mengancam keselamatan nya saat ini.

Setelah menyari kontak dan mendial nomer sang Mamah. Sampai beberapa detik baru terhubung kesebrang sana.

"Halo Mahh?" Anya menunggu balasan.

"Iya dek, Kenapa?"

Anya mendesah, "INI LOH.. BAN AKU BOCOR!"

TUT TUT

"HALO MAH? HALO?"

Panggilan putus sepihak, Anya tak lagi mendengarkan suara sang Mamah saat melihat layarnya yang menghitam. Astaga! Ponselnya habis baterai.

"YAH AMPUN!"

Anya! Kenapa bisa sebodoh ini sampai lupa mengisi daya baterai saat malam hari. Sumpah demi tuhan! Anya ingin menangis kencang sekarang juga!

Tidak, bahkan mata wanita itu sudah mengembang dengan pandangan memburam. Harus sama siapa lagi ia meminta tolong astaga! Nyatanya selama Anya berdiam disini, belum ada yang lewat sama sekali. Entah motor atau mobil. Bahkan, semut rasanya juga tak ada yang melintas didekat Anya.

Sambil membasuh peluh, tanpa banyak yang ia fikirkan lagi, Anya memilih dorong motornya sampai menemukan bengkel motor. Tapi, sampai jarak yang sudah sejauh ini belum kelihatan ada tanda tanda tempat tersebut.

Keringat bercucuran ditambah terik matahari yang makin menyengat membuat Anya merasakan lemas disekujur tubuhnya. Kakinya sudah seperti Jely! benar benar tak bertenaga.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang