11

6.2K 157 12
                                    


HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

11. SATU KELOMPOK

Tendangan pintu akibat ulah Dara mungkin, sebagai salam keluarnya wanita itu dari dalam kelas Kevin bersama Cindy dan Niken. Bodoh! Sekarang kaki Dara merasakan nyeri karena spatu gaya-nya kali ini tak bisa melindungi rasa sakit akibat tendangan ke pintu karena ulahnya sendiri.

Anya menatap kepergian Dara dengan ekspresi sulit dijelaskan. Melihat Kevin yang putar arah balik kebangkunya membuat Anya segera melirik tempat duduknya. Disana ada Bella yang melambaikan tangan agar Anya segera kesana dan duduk.

Mendapat tatapan berbagai macam dari teman kelasnya tak Anya perdulikan. Ia sama sekali tidak menciptakan kegaduhan pagi ini. Kalau disalahkan harusnya Dara lah yang berhak.

"Anya, gue minta maaf. Nggak bisa bantu lo tadi. Dara bahaya! Gue nggak seberani itu untuk ngelawan dia," ucap Bella ketika Anya duduk disampingnya lalu melepas ransel.

Anya merubah posisi duduknya agak miring dan menatap Bella serius, "Nggak papa. Cuma yang aku bingung, salah aku dimana?" tutur Anya. Lebih tepatnya ia bermonolog.

Bella menggeleng. "Lo nggak salah Anya.  Memang ka Dara tuh dikenal suka nyari ribut. Dia nggak bisa kalo sehari aja nggak buat masalah. Bahaya! Lebih baik jangan cari masalah sama dia," ungkap Bella membuat Anya menyimak dan menunggu kejelasan secara lebih tentang Dara.

"Ka Dara anak broken home gitulah. Bokap  Nyokap-nya tinggal di luar. Jarang pulang katanya sih. Dia punya satu kakak, cowok. Kuliah di Malang kalo nggak salah. Jadi Ka Dara cuma tinggal sama bibik. Yang ngurusin dia dari masih kecil gitu plus pembantu. Kadang juga, Cindy sama Niken yang temenin dia dirumah. Kenyang sih temenan sama Ka Dara. Dijajanin terus
tapi, harga dirilah! Secara nggak langsung tuh anak dua dijadiin kacung. Tolol!'' Bella jadi kesal sendiri.

Anya lagi lagi membeo. Ia masih belum ada pertanyaan yang membuatnya kepo karena Bella menjelaskan sangat jelas.

"Setiap ada yang deketin Kevin atau sekedar nyari perhatian, Ka Dara maju paling pertama buat Bully!"

Anya melotot, "Bully?" Bella mengangguk cepat membuat Anya lagi lagi berkata. "Jaman sekarang masih ada Bullying. Emang nggak pernah ada yang lapor ke guru kalau masih ada perlakuan jahat kaya gini disekolah?"

"Udah. Ka Dara sering masuk BK juga. Surat panggilan orang tua bagi dia nggak ada apa apanya. Merasa punya kuasa lebih initinya, karena bokapnya donatur utama sekolah." Bella kembali melanjutkan.

"Bukan ancaman doang. Reputasi ratu Bully di SMA Pelita Bangsa ada di dia. Semua cewek lebih baik ngambil jalur aman kalo ketemu ka Dara. Lagi makan dikantin aja, kalo ada dia lebih milih dibungkus daripada makan disitu. Pada takut dijadiin babu! Apa yang disuruh seolah hak paten buat kita ngelakuin tugas dari dia."

Anya mengerutkan dahinya merasa bingung. Bukan hanya novel yang sering ia baca atau tontonan Drakor. Ternyata benar, hal itu masih ada disini. Bahkan disekitar Anya pula turut merasakan ketakutan pada sosok Dara.

"Sampe segitunya, ko jahat?" Anya meringis kecil dengan dahi berlipat membuat Bella balas dengan anggukan.

Bella membuang nafas kemudian kembali berbisik. "Usahain jangan cari masalah. Mendingan, kita nurut nurut aja apa yang dia ucapin. Ngambil jalan tengahnya aja. Bukan nya takut tapi, waspada. Kadang Ka Dara suka ngelakuin apa yang nggak pernah ada difikiran kita."

"Terus kita harus jauhin Kevin. Atau pura pura nggak kenal dia kalo ada Ka Dara Dara itu?" tanya Anya lagi membuat Bella terkekeh pelan.

"Emang lo mau ada rencana deketin  Kevin? Tuh anak aja kelewat dingin Anya. Susah!" bisik Bella secara mendekat. Hanya Anya yang dapat mendengar suaranya karena suara gaduh dari gerombolan Ujang menyamarkan Ghibahan mereka berdua.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang