9

5.9K 154 1
                                    


HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

9. MEMILIH PERGI

Menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, wanita itu kembali membaringkan tubuh kecilnya diranjang. Kepalanya yang terbalut perban membuat Lisa yang melihat anaknya pulang seperti itu langsung dilanda rasa cemas.

Anya menjelaskan kalau itu terjadi tanpa unsur sengaja, tubuhnya juga sudah melemah dan tak bisa terfokus dengan serangan lawan yang berada didepan mata. Lisa juga sudah mengganti perban dan memakaikan Gel guna menghilangkan bekas memar dan rasa nyeri.

Kevin. Fikiran Anya kembali melintas saat mengingat nama pria galak itu. Terhitung dua kali Anya merasa ditolong dengan-nya. Yang Anya bingungkan, kenapa Kevin paling tidak suka orang berbalas kasih dengan nya.

Seolah, pertolongan yang Kevin berikan pada siapapun tak usah dianggap lebih. Biarkan dan lupakan. Seperti itu? Kevin paling tidak suka diagung agungkan dan dianggap baik dimata orang. Biasa saja, itu lebih baik bagi Kevin. Walupun tak demikian tanggapan orang orang.

Anya sudah berterima kasih tadi, Kevin hanya mengangguk satu kali dan lebih memilih pergi.

Bingung, Kevin kenapa sulit sekali diajak berinteraksi. Dasar pria Es! Astaga, Anya baru saja menggunjing. Ingat Anya! Dua kali pria yang kau sebut Es menolong mu.

Mendengar dering Chat masuk membuat Anya bergesar dan mendekat kearah kanan. Tangan nya terulur mengambil benda pipih diatas nakas. Saat membukanya, Anya mengerutkan dahi melihat nomer tak dikenal menyapanya.

+6289774212***

Haiii?

Anya baru membaca, paling malas kalau ada yang berkenalan seperti ini. Tapi kembali penasaran, wanita itu segera mengetik balasan yang cukup singkat.

Me : Spa?

Makasudnya siapa. Anya malas membalas lebih dan membuat si pengirim disana merasa enak. No! Buka itu maksudnya, menganggap Anya gampangan. Mungkin?

Merasakan tenggorokan nya kering, Anya meletkan ponselnya didekat bantal. Wanita dengan rambut sepungung itu nampak kesulitan dengan sandal yang berada dikolong. Berdecak pelan, Anya bangkit dan menarik sandal kamar lalu dipasangkan ke kaki imutnya.

Setelah menuruni beberapa anak tangga menuju lantai bawah, Anya melipir ke-dapur dan membuka lemari Es dua pintu tersebut. Pandangan- nya jatuh pada susu coklat dingin dan beberapa potong kue yang nampak menggoda.

Membawa makanan tersebut, Anya beralih ke halaman belakang. Wanita itu duduk dikursi santai seorang diri sambil melihat kolam renang yang tampak menggoda untuk berenang.

Tapi tidak! Ini masih jam tiga sore. Aura panas sinar matahari masih sangat terasa. Lagian, tubuh Anya tak bisa berandam begitu lama. Mudah terserang masuk angin.

Kembali mengambil potongan kedua kue yang ia bawa, Anya terkejut saat merasakan elusan bulu tebal dari bawah.

Miauw Miauw

Anya tersenyum dan menyapa Kucing betina dibawahnya, kucing berbulu tebal serta hidungnya yang pesek makin kelihatan lucu. Warnanya putih bercampur coklat. Ini kucing punya Devan. Kakanya itu.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang