14

4.8K 123 2
                                    

HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

14. SEMESTA TAK MEMIHAK

Suasana pagi ini sungguh enak sekali. Mendung, dingin dan terasa adem dikelas mereka. Apalagi tambahan dua kipas angin besar dari dinding depan dan belakang membuat sebagian murid memilih tidur sebelum bel masuk berbunyi.

Kevin, sudah kebiasaan pria itu mendengarkan musik dengan pandangan mengarah pada satu titik. Entah kenapa, setiap yang melangkahkan kaki masuk ke kelas, pria itu berharap Anya.

Doni dan Ujang serta Sandi yang mengekor dibelakang sudah membawa cemilan dari kantin. Ya ketiga-nya baru selesai mengisi perutnya pagi ini dikantin milik ibu Sandi.

Kimmie yang sedari tadi bercanda dengan Dini dibangkunya spontan berteriak ketika melihat Ujang melintas didepan-nya.

"Dini nih Jang.. Katanya I lop you," Kimmie berteriak heboh membuat Dini menoyor kepalanya dan balas berteriak.

"IYUH!!"

"Lopyu tu Dua rebu lima ratus. Gopek nya buat beli kuaci di pok Odah," balas Ujang pada Kimmie. Tentu saja dengan unsur menggoda Dini.

"NAJONG IH!" Dini bergidik geli dari tempatnya.

Ujang mengulum senyum. "Sinih Dini lo deketan, nanti gue cium. Bhahahaha.." Tawa Ujang yang berderai membuat Dini meringis geli lalu bergidik.

"Dicium sama lo yang ada angus gue," Dini memutar mata dengan tampang jengkel.

Doni ketawa. "Wah parah Jang.. Lo kira bibir Ujang gosokon Din! Belom jajalin sih, sekalinya diberi.. Beh, nagih." Doni cekikian dengan Sandi.

"Tau lo Din.. Jangan sangka, Ujang tuh turunan wali Din.. Lo dicium Ujang, berkah tujuh turunan. Ya kan Jang?" Sandi menepuk bahu Ujang lalu merangkul dua sahabatnya.

"Jelas.. Gue mah santuy, gue dihina dicacai maki, gue diem. Padahal gue keturunan wali." Ujang mengelus dadanya dengan tampang mendramatisir.

"Mana ada wali kayak lo. Gausah ngayal lo Ujang. Halu mulu kerjaan-nya! Bangun bangun.. Gila lo lama lama," cibir Dini diakhiri tawa dengan Kimmie disampingnya.

"Songong. Belom aja biji mata lo berdua gue jadiin tasbeh." Ujang memberikan plototan namun Kimmie dan Dini malah makin menjadi.

Dini menjulurkan lidah-nya makin meledek. "Nggak takut.. Wooo.. Sono lo pergi! Hush hush hush!!" gerak tangan yang seolah mengusir membuat ketiga pria itu memilih cabut dan malas meladeni.

Terkadang, Dini kalau digodain atau diejek habis habisan suka nangis. Dan yang paling nyebelin lagi, Kimmie teriak teriak dari bangku-nya untuk ketiganya bisa membuat Dini tak lagi ngambek. Ish menyusahkan!

Dilain tempat, Rendy dengan kacamata yang bertengger dihidung bangir-nya mulai mendekat saat Dara dan kedua jongos-nya pergi dengan terpaksa dari sana.

Sebelum itu terjadi, Rendy yang baru saja datang dan meletakan motor matic nya dibuat penasaran dengan suara orang marah marah. Memang tak terlalu besar, tapi kuping Rendy juga menangkap suara rintihan bercampur meminta pertolongan.

Kecurigaan pria itu membuat Rendy mengikuti sumber suara dan menemukan Ketiga wanita sedang membullly Anya. Sebelum memberi pertolongan, Rendy perlu menangkap bukti agar ketiga-nya tak bisa berkutik lagi.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang