13

5K 131 3
                                    


HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

13. PENOLONG

"Anak tidak tau diuntung kamu Steven! Ayah bilang sekali lagi, ikut Ayah! Kamu nggak akan ngerasa ke kurangan jika tinggal sama Ayah dan ibu baru mu!" Faro berteriak dihadapan-nya saat ini.

Kemeja kerja biru langit dibalut jas sudah menyingkir dari tubuhnya. Pria itu hanya memakai kaos karena suasana tambah panas. Urat lehernya yang menegang menandakan Faro masih dipuncak marah.

Fania ibu Steven hanya bisa menangis sambil melindungi sang putra dari serangan yang sekarang berubah status menjadi 'Mantan Suami' setelah keputusan perceraian minggu kemarin.

"Sudahlah Mas! Kamu pergi sama istri baru mu saja! Steven biar sama aku disini. Aku masih bisa kasih dia makan dan menyekolahkan Steven sampe lulus. Kamu nggak perlu takut, Mas! Aku nggak minta gono gini dan nggak berharap kamu kasih Steven jatah perbulan. Aku bisa!" Fania terisak sambil menatap Faro dengan derai air mata.

Faro mengangkat dagu dengan wajah angkuh. Pria itu terkekeh seolah merendahkan Fania. Bisa apa Fania tanpa bantuan dari Faro nantinya. Jual diri? Mungkin itu pekerjaan Fania nantinya.

"Jangan sombong kamu Fania. Kamu tuh miskin! Kalo nggak karena aku terima perjodohan dulu, kamu mungkin jadi jalang sekarang. Atau masih-''

PLAK

"Aku tidak sehina itu Mas!" teriak Fania tak terima dengan tuduhan barusan bersamaan dengan tangan mungilnya yang memberikan tamparan pada pipi kanan Faro.

Faro yang mendapat tamparan dari mantan istri kecilnya terkekeh dan mengelus bekasnya.

"Mulai berani kamu Fania!" Faro mendesis dengan mata menajam.

Melihat ibu-nya yang terus dicerca dan dimaki membuat Steven bergeser dan menarik Fania kebelakang tubuhnya. Darah segar disudut bibirnya karena pukulan Faro tadi tak terasa apapun. Omongan Faro lah yang mengatai ibu-nya jalang seolah tamparan yang membekas dan menimbulkan luka yang tak terlihat.

"Ayah pergi! Jangan bandingkan ibu sama Jalang ayah! Tante Mira itu busuk Yah! Ayah jangan ketipu sama tampang polosnya. Selama ini Ayah dimanfaatin! Ayah nggak sadar karena Ayah dimabuk cinta. Apa yang keluar dari mulut tante Mira ayah turutin! Tanpa Ayah sadari, Ayah terlewat Bodoh! BODOH!"

PLAK

"Jangan sentuh putraku Faro! Kamu nggak ada hak untuk nyakitin Steven lagi. Hati dan raga- nya bahkan kamu lukain pula! Sejahat itu kamu sama anak sendiri! GILA KAMU FARO!" Fania teriak disela isak tangisnya.

Badan-nya yang mungil melindungi Steven dengan rengkuhan rasa sakit bercampur amarah. Fania sangat menyayangi anaknya satu ini.

"Dia kurang ajar! Mulutnya tidak bisa dijaga! Selama ini kamu gagal menjadi ibu yang baik untuk Steven! Dasar anak pembangkang! Seharusnya kamu bisa memilih mana yang pantas untuk kamu ikut sekarang ini!" ucap Faro dengan mendidih. Emosi pria itu benar benar seperti banteng yang marah.

Steven terkekeh dengan mata berkaca. Hatinya benar benar sakit. Tapi ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Faro saat ini. Ia ingin melindungi ibu-nya. Fania, Steven sangat menyayangi wanita satu ini dengan segenap hati dan raga yang ia punya.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang