7

6.9K 178 2
                                    

HAPPY READING!
VOTE & KOMENTARNYA GUYS!

7. KUDA AMBIGU

Mengusap rambut kebelakang saat duduk dipojok kantin, membuat Kevin melirik kesana kemari mencari Doni. Tuh anak nggak ada, Sholat juga Kevin tak ketemu. Sampai lupa! Doni jarang sekali sholat kalau Kevin tak memaksa dan menghadiahkan traktiran dikantin.

Tipe pria idaman Kevin ini. Ingin mengajak sahabat ke Surga bersama nanti.

Membuang nafas berat, Kevin tak ingin kepalanya terasa sesak dengan banyak fikiran yang kian menganggu. Ia melirik Ujang tengah menikmati Soto mie dengan sambel yang membuat kringat Ujang mengucur.

"Doni, kemana Jang?" tanya Kevin. Tangan pria itu bergerak merogoh ponsel dan membuka beberapa Chat masuk.

Ujang mengedikan bahu sambil mengusap hidungnya yang tampak merah karena makan pedas, "Belom dateng tuh anak. Nggak tau dah."

Kevin menaikan alisnya acuh tak acuh. Toh, Doni bakalan dateng juga ke kantin. "DOR! NYARIIN GUE YA? IYALUH.. PADA KANGEN KAN?!" Doni menepuk bahu Kevin dari samping membuat Pria itu kaget. Tapi tak berefek apa apa. Stay Cool.

"SETAN!" Ujang mengusap dadanya yang kian berdetak kencang. Ingat, Ujang punya riwayat turunan jantung. Untung saja jantungnya masih Oke.

Ujang menabok lengan Doni setelah menyeruput habis Es tehnya. "Doni! Gua bilang apa? Jangan suka ngagetin kunyuk! Jantung gue Man! Duhilahh." Ujang geregetan membuat Doni ketawa lebar.

"Sorry Mabro! Kevin yang dikagetin napa lu yang kaget! Jantung lu aja yang lemah, segala ikut ikutan kaget!" Cibir Doni bersamaan ia duduk disamping Kevin.

Ujang mendelik, "Giman kagak kaget! Kevin didepan gua Bloon!''

"Hehehehe.." tawa Doni yang terdengar makin membuat Ujang ingin melempar Doni sekarang.

Sandi yang membawa pesanan Kevin dan dirinya segera ikut nimbrung, "Tau lo! Untung si Ujang kagak serangan jantung Don! Coba kalo iya."

"Kenapa?" tanya Doni.

Sandi ketawa lebar, "Dapet besek geratis kita.. Hahaha."

"ANAK SETAN!" maki Ujang pada keduanya. Memasukan kembali ponsel kedalam dan tekekeh pelan, makin membuat Kevin terlihat tampan.

Ia mulai menyantap Bakso dengan kuah kecap dan sambel yang tak banyak. Kevin masih tak sadar, bahwa Doni tengah menikmati Ice cream yang sudah habis satu itu. Satunya lagi, tengah ia jilati membuat Ujang kontan mencibir.

"Tumben tumbenan Doni makan Es. Lidah kampung begitu! Biasanya juga beli bajigur lu Don. Ati ati, nanti perut lu kaget." Ujang dan Sandi ikut tertawa.

Mendengar itu Doni tak perduli. "Gratis Dong! Namanya anak soleh, dapet aja rejeki. Udah gitu, cakep bener dah yang bagi. Makin lope lope." Doni tergelak sendiri.

Melihat itu, membuat Kevin menabok lengan Doni. "Kok elo yang makan! Kan gue udah tolak, Doni!" ucap Kevin. Sebal.

Doni berdecak, "Kan elo yang nolak! Gue sih kalo dibagi ya gue terima. Kalo nggak dibagi, ya gue minta." sahut Doni, "Prinsip idup gue gampang coi. Anjaii!"

Sandi berdecak ditempat, "Namanya lu Celamitan dodol! Hidih."

Doni ketawa lebar, "Nah Eta. Itu bahasa kasarnya. Hahaha, enak bener dah nih Es. Gue udah abis satu tadi. Ini satu lagi mau abis." kata Doni makin membuat Kevin kesal.

Ujang mengerutkan dahi, "Siapa yang ngasih dah? Bae amat mau ngasih Lu Don. Manaan lu cebrik begitu. Gue si ogah, palingan juga yang ngasih si Kimmie. Ya kan?" tanya Ujang. Geli.

K E N Y A (REVISI MENYELURUH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang