2. Selamat Datang

626 63 4
                                    


SELAMAT MEMBACA KISAH HONOKA DAN YUKI
***
Kemarahanmu
adalah penghilang rasa sepiku
***

Apa ini?!
Bagaimana bisa ban sepeda Yuki kempes semua?

"Dasar kurcaci?!"gerutu Yuki. Untuk yang kesekian kalinya ia harus pulang sekolah berjalan kaki sambil mendorong sepedanya.

"Yo!"sapa seseorang. Yuki pun menoleh. Ia adalah Horii Arata sahabat karib Yuki.

"Kenapa lagi dengan sepedamu?"tanya Arata.

"Seperti biasa."jawab Yuki.

"Si peringkat satu itu yang mengempesinya?"tanya Arata.

"Begitulah seperti tidak ada pekerjaan lain saja."gerutu Yuki. Arata tertawa mendengarnya. Ia memang tak pernah bertemu langsung dengan Honoka Yahagi rival dari sahabatnya itu, mungkin karena mereka memang tidak pernah satu kelas. Tapi, ia cukup tahu bagaimana sepak terjang permusuhan mereka dari cerita Yuki.

"Arata-kun!!"panggil seseorang. Yuki dan Arata pun menoleh. Rupanya yang memanggil Arata adalah Kinnosuke teman sekelas Arata.

"Sebentar!"sahut Arata.

"Kami akan mengadakan acara makan-makan di rumah Kin-chan ayo ikut,"ajak Arata pada Yuki.

"Hari ini aku tidak bisa,"tolak Yuki.

"Kenapa?"tanya Arata yang penasaran, tidak biasanya Yuki menolak ajakannya.

"Aku akan pindah hari ini."jawab Yuki.

"Oh jadi kau mau pindah ke apartemen lain selama apartemenmu direnovasi?"tanya Arata memastikan.

"Tadinya begitu tapi otou-san menyuruhku pindah di rumah sahabatnya."jawab Yuki.

"Oh, apa dia memiliki putri? Cantik tidak?" Yuki memutar bola matanya jengah. Dasar Arata, jika masalah gadis dia pasti sangat bersemangat.

"Mana aku tahu."sahut Yuki.

"Arata-kun ayo cepat!"panggil Kinnosuke lagi.

"Sudah sana cepat pergi!"usir Yuki. Arata pun menurut dan menyusul Kinnosuke.

***

Sepi. Itulah Yuki rasakan begitu ia tiba di dalam apartemennya. Ia memang hanya tinggal sendiri di sana. Yuki suka suasana yang tenang tapi lama-lama hidupnya terasa kosong jika ketenangan ini terus berlanjut. Selama ini hanya buku-buku yang menjadi teman hidupnya baik siang maupun malam.

Sedikit ada rasa tak rela saat ia melihat buku-buku yang biasa tersusun rapi di rak kini telah ia tumpuk menjadi satu di lantai. Yuki akan menyumbangkan buku-buku itu dari pada ia harus repot-repot membawanya ke rumah yang akan ia tempati untuk sementara waktu nanti. Toh ia sudah hafal di luar kepala isi dari buku-buku itu. Yuki menghela nafas dan segera menuju kamar mandi.

Yuki pun bergegas menuju rumah sahabat ayahnya setelah selesai membereskan barang-barangnya. Seharusnya ia sudah tiba satu jam yang lalu, tapi ia terlambat karena ia harus berjalan kaki saat pulang tadi.

"Yahagi?" Yuki mengerutkan keningnya ketika melihat papan nama yang tertempel di samping pintu rumah sahabat ayahnya. Dari sekian banyak nama kenapa harus keluarga Yahagi??

Yuki pun memencet bel rumah itu beberapa kali dan tak lama kemudian terdengar seseorang memutar kenop pintu itu. Tak lama kemudian pintu rumah itu pun terbuka dan memperlihatkan seorang gadis.

"Selamat datang!"ujar gadis itu yang agak membungkuk di depannya. Yuki cukup kaget melihat gadis itu. Tapi, ia cepat-cepat menetralkan ekspresinya seolah ia tak mengenali gadis itu.

Why?! [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang