12. Promise

579 35 10
                                    


SELAMAT MEMBACA KISAH HONOKA & YUKI

DI SEBUAH ruangan yang didominasi oleh warna putih terlihat ada seorang gadis tengah terbaring di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI SEBUAH ruangan yang didominasi oleh warna putih terlihat ada seorang gadis tengah terbaring di atas ranjang. Sudah lewat dua hari gadis itu tak sadarkan diri, hal itu tentu membuat orang-orang yang begitu menyayanginya amat khawatir. Terutama seorang pemuda yang saat ini tengah tertidur di sampingnya.

Ia pasti sangat kelelahan karena sejak gadis itu tak sadarkan diri, ia tak mau meninggalkannya bahkan hanya untuk sekedar beristirahat. Mungkin karena tubuhnya tak lagi kuat menahan kantuk dan lelah selama beberapa hari ini, akhirnya ia malah tertidur dengan kepala yang tersandar di atas ranjang gadis itu.

Saat pemuda itu terlelap, justru gadis yang senantiasa menutup matanya selama dua hari ini akhirnya siuman. Perlahan-lahan matanya mulai bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sekitarnya. Ruangan yang cukup asing bagi gadis bermata bulat itu. Ia pun melihat ke sekelilingnya dan mendapati seorang pria tengah tertidur di samping lengannya. Gadis itu hendak menyentuhnya tapi rupanya pemuda itu menggenggam tangan kanannya dengan erat. Ia pun membelai puncak kepala pemuda itu dengan tangan kirinya.

Rupanya gerakan lembut dari gadis itu cukup untuk membuat pemuda yang tengah menggenggam erat tangannya itu terbangun. Pemuda itu pun mengucek matanya dan detik itu pula ia terlonjak saat melihat gadis itu sudah siuman.

"Hononon!"

Honoka tersenyum tipis mendengar nama panggilan itu keluar dari mulut Yuki. Yuki yang cukup kaget sekaligus senang pun langsung menghubungi dokter.

"Syukurlah kau sudah sadar, aku sangat khawatir!!" Ujar Yuki sambil membelai rambut Honoka.

"Aku baik-baik saja Furupon." Balas Honoka yang berusaha tersenyum. Benar, sekarang tak ada lagi panggilan Jerapah dan Kurcaci melainkan Furupon dan Hononon. Entah kenapa Honoka senang menyadari fakta tersebut.

"Gomen seharusnya aku tidak membiarkanmu pergi sendirian." Ujar Yuki dengan penuh rasa penyesalan.

"Itu bukan salahmu, salahku sendiri karena pergi duluan padahal aku tidak tahu jalannya."

"Tetap saja aku yang salah, seharusnya aku mengejarmu waktu itu." Yuki benar-benar merasa begitu bersalah. Ini semua mungkin tak kan terjadi jika ia mau mengejar Honoka dan mencari gadis itu sehingga ia bisa datang lebih cepat. Ah seharusnya orang pengecut seperti dia saja yang digigit ular!!

"Sudahlah lupakan saja." Ujar Honoka dengan suara yang masih cukup lemah.

"Aku berjanji akan selalu melindungimu."

Honoka mengangguk dan tersenyum tipis sebagai jawabannya.

***

Why?! [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang