7. Stranger

488 50 20
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH HONOKI


Kaki Yuki yang terlalu panjang atau kaki Honoka yang terlalu pendek?
*

**

"AKU pulang!"seru Honoka dan melepas sepatunya. Ia merasa begitu lelah, lelah tenaga, hati, dan pikiran. Honoka pun langsung menuju kamarnya tanpa menutupnya terlebih dahulu dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Tas dan barang belanjaannya pun langsung ia lempar ke lantai begitu saja.

Tak lama kemudian, terdengar suara isak tangis dari bibir Honoka. Seharian ini ia menahan tangisnya agar tidak keluar dan kini ia tak mampu menahannya lagi. Takdir begitu kejam. Kenapa orang yang ia sukai harus menyukai sahabatnya sendiri? Apa dunia memang sesempit itu?

"Saat tidak menangis saja kurcaci terlihat jelek apalagi jika saat menangis ya? Pasti jauh lebih jelek!" Honoka sedang sedih sekarang dan bisa-bisanya Yuki malah mengejeknya. Honoka pun mengusap air matanya dan bangun menghadap Yuki.

"Bukankah tadi kau bilang aku cantik?!"seru Honoka kepada Yuki yang tengah bersandar di pintu kamar Honoka.

"Itu kan tadi sekarang kau terlihat sangat jelek!"sanggah Yuki.

"Terserah aku tidak peduli!"seru Honoka dan kembali menengkurapkan tubuhnya di atas kasur.

"Kasihan sekali ada yang baru saja patah hati di sini."gumam Yuki. Honoka pun kembali bangun.

"Dari mana kau tahu?"tanya Honoka. Yuki pun menunjukkan ponselnya.

"Tadi Arata-kun memberitahuku jika dia sangat senang karena kau mau membantunya mencarikan hadiah untuk Kyoko-chan."jelas Yuki. Honoka menghela nafas mendengarnya.

"Kukira tadi kau berkencan dengannya ternyata kau hanya membantunya mencari hadiah ulang tahun untuk sahabatmu sendiri."sindir Yuki. Honoka yang kesal pun langsung menatap Yuki dengan tajam dan mendorong tubuh Yuki keluar dari ambang pintunya.

"Pergi sana kau!"bentak Honoka dan menutup pintunya dengan kasar. Yuki malah tertawa melihat tingkah Honoka yang terlihat begitu kesal.

***

"Hono-chan!" panggil ayah Honoka dari luar kamar itu. Honoka tidak menjawab dan kembali menutupi wajahnya dengan selimut. Wajahnya sudah sembab karena menangis seharian.

"Hono-chan otou-san punya sesuatu untukmu!"panggil ayahnya lagi. Honoka benar-benar tidak peduli dan tidak ingin tahu apa itu. Ia terlalu sedih memikirkan nasibnya. Apa patah hati selalu sesakit ini? Dadanya terasa begitu sesak seperti mau meledak saat mengingat semuanya.

"Ayo sayang otou-san tahu kau tidak sedang tidur." Honoka masih tak tertarik untuk keluar.

"Dia baru saja patah hati paman!"seru seseorang dari luar sana. Honoka langsung terlonjak mendengarnya dan berlari menuju pintu dan langsung membuka kenopnya.

"Hei bisa diam tidak! "Seru Honoka dan dihadiahi sebuah senyum kemenangan oleh Yuki.

"patah hati? "Tanya ayah Honoka yang masih bingung. Honoka langsung menginjak kaki Yuki yang tak berpengaruh bagi pria itu.
"Tidak otou-san !"elak Honoka.

"Jujur saja lah wajahmu saja masih sembab dan merah begitu karena habis menangis! "Sahut Yuki. Honoka begitu kesal mendengarnya, ia pun langsung mencubit lengan Yuki.

Why?! [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang