Pertemuan

1K 63 2
                                    

07.15 di sekolah Bimavisa Taruna Bangsa. Semua murid sudah duduk rapi di bangku merka masing-masing. Guru yang akan mengajar memasuki kelas mereka.

Mrs.Yesi
Guru genit yang selalu menggoda siswa yang populer dan tampan. Dia seorang guru bahasa. Penampilanya terbilang sexy. Dia selalu mengajar dengan jas baju yang dia kenakan yang dadanya terlihat jelas. Dan rok mini sepaha berwarna hitam. Tubuhnya memang semok.

"pagi semuanya" Sapa Mrs Yesi yang masuk ke kelas sambil membawa buku di dadanya. Di susul Jessica yang membawakan laptopnya di belakang

"pagi" jawab semuanya yang duduk rapi di kursi mereka masing-masing

Sementara itu Justin tidak peduli dengan suasana di kelasnya. Matanya fokus membaca novel yang dia bawa.

"ihhh.. Jessiee itu ya !! Mau-maunya aja sih di suruh mrs yesi yang kecentilan itu. Rese banget sih itu guru" gerutu wanita yang duduk di belakang Justin yang ternyata sahabatnya Jessica. Yang bernama Abel

"iya ihh Jessie itu terlalu baik. Dia itu manusia apa malaikat sih ?! Orang yang jahat sama dia aja dia bantuin. Padahal kan itu guru manfaatin tenaga jessie doang !! Kesel banget gw. Kalo gw jadi jessie !! Udah gw pecat tuh guru. Berani banget dia perlakuin gw gitu. Gak tau apa gw siapa !!" cerocos wanita yang dudul di belakang sebelah kanan Abel. Dia juga sahabat Jessica. Namanya Amara

Justin menoleh ke belakang dengan tatapan malas dan kesal kemudian memalingkan wajahnya sinis dari Abel dan Amara.

"Njir !! Ganteng sih. Tapi nyeremin" Gumam Abel

Perawakan Abel itu gemuk. Dia suka makan dan make up. Sedangkan Amara berbadan kecil dan tinggi. Rambut Abel sebahu sedangkan Amara sepinggang. Rambut mereka berwarna hitam kecoklatan dengan kulit badan kuning langsat

Merasa jengkel. Justin penasaran dengan sosok yang di bicarakan orang di belakangnya itu. Kemudian dia melihat ke arah depan.

Matanya langsung tertuju pada Jessica. Dia tidak percaya akan satu kelas dengan Jessica

Merasa ada yang memperhatikanya Jessica melihat ke arah Justin. Namun Justin berpaling melihat ke lain arah membuang muka

"dia lagi" Gumam Jessica heran

"Tamattt riwayat gw !!!" Batin Justin bicara

"kamu boleh duduk" Mrs yesi duduk di bangkunya sambil membuka surat-surat keterangan para siswanya untuk mulai mengabsen

Jessica pergi ke bangku tempat dia duduk. Di sebelah kanan Justin.

Jessica duduk biasa saja. Dia memperhatikan Justin menengok ke arah kirinya

Merasa di perhatikan Jessica. Justin balik menatapnya

"Apaan sih lo ?!!" Ujar Justin dengan nada suara rendah disertai ke jengkelan kemudian berpaling sinis

Jessica menundukan kepalanya memainkan kuku tanganya

"isshh.. Galak banget sih ini cowok ! Ngelebihin cewek yang dateng bulan" celetuk Abel yang membela temanya yang tadi baru saja terkena amarah Justin

"oke.. Perhatian semuanya. Kita absen dulu oke" Mrs Yesi membuka buku absenya dan berdiri di depan
"Abel" Panggil Mrs Yesi mengabsen muridnya

"saya" Abel mengangkat tanganya

Absen berlanjut terus sampai ketika Mrs Yesi memanggil nama Justin

"Justin Alfari Ginanjar" panggil Mrs Yesi mengabsen

Justin mengangkat tanganya tanpa bicara sepatah kata pun

"Oh.. Kamu anak pak Ginanjar yang baru pindah dari Thailand itu ya ?" Tanya mrs yesi.

Yaa... Genitnya mulai berlaku untuk siswa tampan. Termasuk Justin.

Justin bisa di bilang siswa tampan atau mungkin sangat tampan. Dengan potongan rambut undercut yang berwarna cokelat pirang ke abuan, kulit putih yang halus, dada yang bidang, bentuk tubuh yang tegak dengan bahu yang lebar disertai sixpack perut yang mulai terbentuk sempurna, serta mata yang berwarna biru ke abuan sedikit keemasan, dan bibir yang sangat menawan. Siapa wanita yang tidak tertarik pada Justin ? Tidak ada satu pun yang tidak tertarik padanya. Terkecuali Jessica yang memandangnya biasa saja. Entah di matanya itu peria tampan seperti Justin hanyalah lelaki biasa yang dapat dia temui setiap waktu. Tidak ada yang special baginya.

"iya" Jawab Justin singkat dari pertanyaan Mrs yesi yang panjang lebar itu

Abel dan Amara tidak menyangka dengan jawaban Justin yng singkat dan cuek itu. Mereka berdua menahan tawanya. Tentu saja ini seperti kemenangan mutlak bagi mereka. Siapa sangka ada siswa yang pertama kalinya bisa menjawab pertanyaan mrs yesi begitu singkat dan sangat cuek dengan pertanyaan yang di buat mrs yesi agar bisa berbincang lebih lama dengan siswanya

Justin memiliki kepribadian sangat cuek dan dingin terhadap siapapun. Namun jika telah mengenalnya lebih jauh. Dia adalah lelaki penyanyang dan romantis. Dengan style yang swag. Sifat cuek dan dinginya itu bukan di benci para wanita melainkan mereka malah balik menyukainya.

"Justin. Bisa ibu minta nomor ponselmu agar ibu mudah menghubungimu jika ada sesuatu" Tanya Mrs yesi. Ini modus lama minta nomor telepon.

"Ponsel saya tertinggal di rumah" Jawab Justin berbohong padahal ponselnya ada di saku celananya. Ini cara nolak memberi nomor ponsel secara halus lelaki bagi perempuan

Abel dan Amara semakin bahagia melihat Mrs Yesi yang di perlakukan seperti itu oleh Justin

"oke baiklah.. Next time aja" mrs Yesi tersenyum

Mrs Yesi melihat jam tanganya
"jangan ada yang keluar kelas. Ibu mau rapat dulu" mrs yesi pergi keluar kelas untuk rapat guru

"well well well.. Good morning guysss" Sapa Stella yang baru saja datang bersama dua kawanya Trisya dan Bianca
"ha!! Omg pangeran dari mana tuh ! Gila ganteng banget" tatapan Stella langsung tertuju pada Justin

"iya. Ganteng banget sih" Trisya setuju dengan perkataan Stella

"banget banget banget" timpal Bianca

Meskipun mereka bertiga terbilang cantik . tapi di mata Justin mereka tidak lebih dari wanita sewaan yang dapat di beli dengan uang. Bukanya suka Justin malah balik ilfeal melihat tingkah laku mereka

Justin menoleh ke arah Jesicca. Jessica sedang sibuk menulis rangkuman di bukunya.

Justin menarik tangan Jessica dengan cepat. Badan Jessica tersentak sekaligus. Justin jauh lebih tinggi dari Jessica. Jadi Jessica melihatnya dengan sedikit mengangkat wajahnya.

Jessica sangat kaget dengan kejadian itu. Terutama semua siswa disana. Apalagi Stella dan kawannya. Mereka menatap Jeaaica dengan penuh kebencian menahan amarahnya

Justin menarik pinggang Jessica. Mereka semakin dekat. Tidak ada celah di antara mereka sedikitpun lagi.
Justin memiringkan wajahnya pada Jessica. Dia berbisik lembut di telinga Jessica

"Jangan kasih tau siapapun tentang kejadian tadi waktu lo hampir gw tabrak. Atau gw bisa lakuin lebih dari ini" Ancam Justin yang kemudian melepaskan Jessica dari dekapanya. Dia tersenyum lalu kembali duduk di kursinya.

Begitu pun Jessica. dia kembali duduk di kursinya dengan hati resah mendengar ancaman Justin tadi

Stella menghentakan kakinya kesal lalu berlalu pergi dari kelas. Sementara kedua temanya Jessica hanya bisa terdiam bisu dengan kejadian tadi yang baru saja terjadi.


Jangan lupa tambah ke perpustakaan sama kasih suaranya ya ^_^ terima kasih

I HATE(LOVE) YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang