Dendam

153 6 0
                                    

Justin menghapus air mata Jessica. Dia menatap Jessica penuh. Justin memegang wajah Jessica dengan kedua tanganya

“Gw berada di antara pilihan sulit ! Entah itu elu ataupun masa lalu gw. Gw terlalu naif Jess, gw gak bisa nentuin salah satunya” Bicara Justin yang berbelit-belit. Jessica hanya menatapnya

“Kalo gitu, lu harus pilih salah satu. Apapun yang terjadi pasti akan ada pihak yang tersakiti. Baik itu gw ataupun masa lalu yang berharga” Bicara Jessica. Dia membuka pintu mobil lalu turun dari mobil Justin.

Justin hanya bisa menatap Jessica yang pergi. Dia bingung dengan apa yang harus dia lakuin. Semua keputusan yang dia ambil selalu nyebabin masalah.

____________________________________

Leon telah sadarkan diri. Dia lihat gadis yang ada disisinya itu. Secil yang sedang tertidur pulas.

Leon sedikit senyum menatap Secil. Perlahan dia mengelus rambut Secil pelan.

“Terlalu lelah sampai tertidur nyenyak” Bicara Leon pelan yang masih memperhatikan Secil

____________________________________

Jessica duduk lama di sebuah pemberhentian bus. Dia duduk melamun lebih dari satu jam disana. Dia menatap motor dan mobil yang berlalu lalang di hadapanya.

Jessica melangkahkan kakinya yang terasa berat untuk pulang ke rumahnya itu.

Dia berjalan melewati beberapa Cafe dan tempat makan lainya. Sampai ketika dia melihat sosok yang tidak asing baginya.

Seseorang yang dia kenal sedang berpelukan erat dengan seorang wanita yang tidak asing baginya

“Justin.. Dan Secil..” Gumam Jessica kemudian dia berlari pergi menjauh dari tempat itu.

____________________________________

“Maaf Mitha, aku pikir aku mencintaimu sama seperti dulu. Tapi aku salah, aku hanya peduli padamu..” Bicara Justin pada Mitha yang dia peluk kemudian melepaska pelukanya lalu berlalu meninggalkanya

____________________________________

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang. Wanita yang mengendarai mobil itu sedang menelpon seseorang. Sampai ketika salah satu dokumen yang dia bawa terjatuh. Wanita itu coba meraih dokumen itu. Namun saat dia kembali melihat ke arah depan, sebuah truk besar menghantamnya

.
.
.
.
.

Drett.. Drett.. Drett

Ponsel Jessica bergetar di dalam saku roknya. Jessica menghapus air matanya mencoba tenang. Dia mengangkat teleponya itu

“Ya halo ? Ini dengan siapa ?” Bicara Jessica pada nomor yang tidak di kenalnya itu.

Kami dari pihak rumah sakit ingin memberi tahukan bahwa pasien yang bernama Desi Ratna Fadilah telah meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Kami hanya dapat menghubungi nomor keluarga yang terdapat di kartu namanya. Kami turut berbela sungkawa. Untuk jenazahnya akan kami antar ke rumah dengan ambulans.” Bicaranya menjelaskan dengan sangat rinci

Me.. Meninggal ?? Apa ini sebuah lelucon ? Hari ini orang yang aku cintai mencampakanku dan orang tuaku meninggalkanku untuk selamanya.. Apa ini sebuah lelucon ?” Bicara Jessica tidak percaya. Dia tertawa sekaligus merasa sedih

Hari dimana ibu Jessica di makamkan. Jessica tidak hadir, Dia bahkan tidak pulang ke rumahnya.

____________________________________

Pukul 19:06

Secil dan Leon baru pulang dari rumah Jessica. Mereka membantu pemakaman ibunya Jessica.

“Kira-kira Jessica pergi kemana ? Pasti dia sedih banget sekarang. Tapi, kenapa harus gak dateng ? Padahal ini hari terakhirnya bisa liat ibunya” Bicara Secil pada dirinya sendiri itu

Leon menatap Secil kemudian dia terkekeh melihat Secil yang bicara sendiri itu.

“Udah.. Mandi sanah !! Bau tau !!” Leon melemparkan handuk pada Secil

Secil menatap Leon sambil cemberut
“iya !” kata Secil ketus kemudian dia pergi mandi

____________________________________

Seorang gadis duduk di kusen jendela sambil menopang tangan di lututnya. Sementara tangan yang satunya lagi memegang sebatang rokok yang kemudian dia taruh di bibirnya dan dia nyalakan rokok itu kemudia menghisap asap rokok yang tertempel di bibirnya itu. Benar ! Gadis ini adalah Jessica

"Dunia ini begitu luas. Tapi sangat sempit untuku bernafas" Bicara gadis itu yang kemudian menghela nafasnya sangat berat.

Gadis itu menatap keluar dari jendela kamar yang dia duduki kusenya. Kemudian dia berdiri dari duduknya itu.

Dia berjalan kesebuah laci kecil yang di atasnya terdapat sebuah album foto dan lampu tidur.

Gadis itu memegang bingkai foto yang berada di atas laci itu. Dia tersenyum sinis melihat album foto itu

"Sama seperti album ini. Kau melupakanku sekarang" gadis itu menutup album foto itu kemudian berjalan ke arah pintu. Dia membuka gagang pintu kamarnya perlahan lalu menutupnya

____________________________________

Ponsel Secil berdering. Nada dering yang di pasang di ponselnya dengan lagu salah satu ost anime favorite Secil. Lagu itu sudah tidak asing lagi bagi Leon

Goose House” Gumam Leon tersenyum kemudian dia mengangkat teleponya

Lu udah hancurin hidup gw !”

Mata Leon langsung terbelak mendengar perkataan dari orang yang menelpon itu. Senyum di bibir Leon berubah menjadi rasa takut kehilangan

Kamis depan ! Gw pastiin lu lenyap. Lu udah ambil semua kebahagian dari gw !”

Tut......

Kemudian teleponya terputus. Leon memegang ponsel Secil lemas. Dia melihat siapa orang yang menelepon tadi. Leon harap itu adalah nomor tidak dikenal. Namun salah, itu adalah nomor salah satu orang yang dia kenal .. Jessica

Secil keluar dari kamar mandi dengan handuk di atas kepalanya. Dia menggosok-gosok rambutnya yang basah itu. Secil melihat Leon yang sedang duduk melamun dengan tatapan yang kosong

“Leon ?” Panggil Secil

Leon mendengar namanya di panggil dia menoleh ke arah Secil.

“Kenapa ?” Tanya Secil khawatir

“Huftt.. Ga ada” Leon mengembungkan pipinya kemudian tiduran dengan santai di atas tempat tidur Secil

Secil mengangkat kedua bahunya tidak peduli lagi. Dia menyisir rambutnya sambil bercermin

“Cil , maaf ya . Gw terlalu egois buat selalu mau miliki lu sepenuhnya. Maaf ya , gara-gara gw hubungan kita jadi kayak gini. Entah ini cinta atau rasa ego yang terlalu tinggi buat miliki seseorang. Tolong jangan pernah benci gw Cil . Gw mau kita kembali kayak dulu . Sebagai teman masa kecil tanpa ada rasa cinta yang buat kita pisah gini. Gw harap lu ngerti maksud gw Cil, Kita temen masa kecil kan ? Jadi tetep aja jadi teman masa kecil . Lupain rasa cinta yang kemarin-kemarin pernah buat kita terjebak dalam melody indah yang dapat membingungkan seperti sebuah nada” Bicara Leon yang berdiri menatap Secil

“Seperti sebuah not piano. Aku hanya bisa memainkanya sesuai aturan. Tapi kamu seolah-olah adalah tangan yang merubah semuanya sesuai kemauanmu tanpa not piano yang sesuai bahkan partitur piano yang sudah tersusun !. Gw ngerti kok, kita temen masa kecil !” Kata Secil menyetujuinya. Meskipun dalam hatinya dia sangat tersakiti

“Kalo gitu gw pulang duluan” Bicara Leon singkat lalu pergi

I HATE(LOVE) YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang