Semua terjadi bagai roda yang terus berputar, akan terus berputar sampai akhirnya menemukan titik pemberhentian.
Bagai Air yang menetes dari tempat tertinggi di bumi, namun ia hilang arah, ia tak mampu kembali ke jalannya, ia hanya mampu mencapai tempat rendah, dan tak mampu kembali. Ia bisa kembali dengan satu syarat, dia harus berubah. Air harus bertahan menghadapi sinar terik matahari yang akan mengubahnya menjadi uap. Ia harus rela di bakar dengan semua itu. Tujuannya hanya satu agar ia dapat kembali ke jalannya. Tempat tertinggi di bumi.
Begitulah hidup ku. Aku tersesat, dalamnya dunia membuat ku terlena. Aku lupa tujuan awal ku di dunia. Aku hilang arah. Aku mencari, hingga akhirnya aku menyadari. Aku harus berubah. Berubah demi fase berikutnya menuju tujuan ku. Aku tahu semua perubahan ini tidak lah mudah, akan ada rasa sakit yang harus aku lalu demi mencapai fase ini.
Saat Air berhasil menjadi uap, maka saat itu ia harus kembali.
Dan pertemuan ku dengan matahari pun terjadi.
******
Cerita oleh @hannahqibtiya23 dan wulandha123
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir di Balik Cadar
Espiritual"Jangan salahkan cadar dan jilbab ku! aku tak akan terima dan diam saja jika kalian mentertawakan atau meremehkan cadar ku. Kalian boleh hina aku sesuka hati kalian, aku tak akan marah... karena aku hanya manusia biasa yang berlumuran dosa." Aisyah...