"Sial," umpat Alex saat ia bangun dari tidurnya, Alex bangkit sambil menghembus nafas kesal.
"Kenapa mimpi itu datang lagi," umpatnya kali ini sambil menyisap teh hangat yang telah tersaji rapi di mejanya.
"Mimpi buruk lagi?" Seorang pria muncul dengan setalan jas hitam rapi milikinya.
"Bukan urusan anda," jawab Alext acuh, ia lantas meraih roti sobek dan mulai mengunyahnya.
"Mau sampai kapan kamu acuhkan saya! " Pria itu berucap tegas, meski begitu Alex masih tak bergeming dengan roti yang ada di mulutnya.
"Bi Ina," pekik Alex, ia benar benar tidak menghiraukan pria di hadapannya.
Seorang perempuan paru baya muncul dengan seragam kebesarannya, "Iya tuan muda."
"Siapkan air hangat untuk saya! "Perintah Alex yang langsung mendapat anggukan dari bi Ina.
"Alex!" suara pria itu menghentikan aktivitas Alex mengisi perutnya.
"Cukup dramanya hari ini, besok kita lanjutkan drama keluarga ini lagi," ujar Alex dengan nada yang sangat datar dan penuh penekanan, "jadi sekarang, bisakah anda keluar dari kamar saya! Atau saya harus membuat undangan untuk menyuruh anda keluar," tanya Alex manis di buat-buat.
Pria itu Mendengus, menatap tajam Alex lalu memutuskan untuk pergi, ia tak ingin terus-terusan berdebat dengan putranya sendiri.
***
Hari cerah untuk selalu bersyukur karena Allah masih memberikan nikmatnya pada kita.
Aisyah menatap sekeliling sekolah barunya, sekolah yang sangat berbeda dari sekolahnya di desa.
SMA Ganggam merupakan SMA bertaraf internasional. Dengan lebelnya itu tak heran sekolah ini di gadang-gadang menjadi salah satu sekolah termahal di indonesia.
Aisyah masih berdiri di ambang gerbang sekolah dengan tatapan takjub melihat bagunan megah di hadapan nya, sangat megah hingga lebih layak di katakan istana ketimbang sekolah.
"Tinnnn! "
Bunyi keras klakson mobil, sukses memekakan telinga gadis bercadar itu. Belum sempat sadar sepenuhnya dari keterkejutannya, tiba-tiba pengemudi mobil itu berteriak keras.
"Hey nona, bisa minggir nggak!" Teriak pria itu, kencang.
Aisyah terkejut, gadis itu lantas berlari-lari kecil ke tepi gerbang tanpa menoleh kearah pria itu. Aisyah pikir semua akan berakhir setelah ia memberikan jalan bagi pria itu, tapi nyatanya tidak.Pria itu malah menatap tajam Aisyah dengan sorot kebencian, dan Aisyah hanya diam tertunduk, menyesali sesuatu yang entah apa. Pria itu masih menatap tajam Aisyah, tanpa berpikir untuk memberikan jalan bagi pengemudi lain yang ingin memasuki sekolah.
Akhirnya Aisyah memutuskan untuk meminta maaf, kalo di pikir-pikir Aisyah memang salah telah menghalingi jalannya," maaf, " Aisyah berucap pelan dari mulutnya yang tertutup cadar.
Pria itu masih diam dan masih menatap tajam Aisyah, lalu sedetik berikutnya pria itu memutar balik mobilnya dengan brutal, hampir saja mobil hitam milik pria itu bertabrakan dengan mobil lain yang ada di belakangnya.
Mata Aisyah membulat sempurna, gadis itu cukup terkejut untuk apa yang dia lihat hari ini, terutama kelakuan aneh pria itu. Tak ada kata-kata yang dapat terucap semua terjadi begitu cepat. Dan sedetik sesudah pria itu menghilang bersama mobilnya, suasana kembali seperti semula berjalan normal, seolah tak terjadi apa pun. Semua orang seolah berkata 'hal itu sudah biasa' dan mungkin Aisyah juga harus terbiasa.
Hari pertama yang aneh....
****
"Hay bro," sapa seorang pria berambut cepak dengan wajah konyol yang terpantri jelas di wajahnya.
Alex Mendengus, berpura-pura tidak mendengar sapaan pria itu dan tetap berjalan mengabaikan Willy yang kini berlari mengejarnya. Dengan wajah dingin dan kaku Alex sedikit mempercepat jalannya.
"Lo kemari kemana? Kenapa gak sekolah? "cerocos Willy dengan nafas yang masih belum teratur. Pria itu masih terus menyamai langkahnya dengan langkah lebar Alex.
Alex menatap kesal pria berambut cepak itu, "bukan urusan lo!"
"Tapi kemarin itu ada mur—."
"Lo bisa diem nggak!!" potong Alex cepat, ia mendelik kearah Willy, "gue gak butuh informasi dari manusia gak berguna kayak lo. Jadi, JANGAN PERNAH GANGGU GUE! "
Alex menghela nafas jengah. Manusia yang satu ini, sukses membuat Ia semakin membenci sekolah dan manusia-manusia di dalamnya. Willy jenis manusia yang terlalu kebal hingga akan percuma jika meladeni manusia yang satu ini karena Willy memiliki predikat kebal terhadap hinaan, cacian atau sejenisnya.
Tiba-tiba Alex berhenti kejut, sepatunya mengeluarkan suara decitan yang begitu kuat. Alex diam, menatap lurus seseorang dari jauh.
"Eh, bro lo kesambet yah?" Willy heran dan ikut menatap ke arah lurus mengikuti tatapan Alex.
"Siapa?" tanya Alex datar dan tajam
"Ehm, tadi katanya lo nggak peduli," sahut Willy seenaknya, Alex melemparkan tatapan geram kearah Willy, " ye gitu aja marah, " cicit Willy langsung merasa terintimidasi dengan tatapan tajam Alex.
"Dia itu murid baru dan dia sebang—. Eh bro lo mau kemana? "pekik Willy yang sedikit pun tidak di gubris oleh Alex yang sekarang tengah mengejar gadis tersebut
"Ih dasar aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir di Balik Cadar
Spiritüel"Jangan salahkan cadar dan jilbab ku! aku tak akan terima dan diam saja jika kalian mentertawakan atau meremehkan cadar ku. Kalian boleh hina aku sesuka hati kalian, aku tak akan marah... karena aku hanya manusia biasa yang berlumuran dosa." Aisyah...