#10 Strategi Ara 2

9.4K 550 9
                                    

HARI masih pagi. Dan jantung Aura dipaksa untuk berdetak lebih kencang dari biasanya. Karena Laka yang tanpa aba-aba sudah nangkring di depan gerbang rumahnya membuat Aura tak bergeming ketika membuka pintu rumahnya.

"Berangkat bareng gue."

Hanya tiga kata. Tiga kata. Tapi lutut Aura sukses dibuat lemas. Sejak kapan Aura merasa harus gugup di dekat Laka? Dan... Sejak kapan Laka sampai mau repot menjemput seorang teman sekolah?

Laka memperhatikan cara berjalan Aura yang normal. Lalu ia mendesah lega. Ah! Pikiran sialan yang selalu terbayang-bayang keadaan kaki Aura yang kemarin terlihat tidak baik-baik saja akhirnya kini terjawab. Betapa Laka ingin mencekik leher Aura yang mengabaikan pesannya kemarin hingga membuat dia terus dihantui rasa khawatir. Hampir saja tadi malam Laka menyalakan mobilnya dan meluncur menuju rumah Aura kalau saja mamanya tidak bertanya dan menyadarkan Laka dengan kelakuan anehnya.

"Ehm. Ehm," Aura berdeham setelah masuk ke dalam mobil Laka. Laka menoleh. Dengan salah tingkah, Aura menyelipkan rambutnya ke belakang telinga lalu membuang muka ke sisi jalan dengan kaku. Menghindari tatapan aneh Laka yang bisa membuatnya gagal untuk menjalankan strategi Ara. Jual mahal!

"Kenapa?" tanya Laka merasa ada yang tidak beres. Tapi betapa menyesalnya dia bertanya seperti itu karena Aura tidak kunjung menjawab. Ni cewek kesambet apaan sih?

Akhirnya mereka hanya diam sampai sekolah. Dan tanpa terimakasih ataupun kalimat lainnya, Aura bergegas keluar mobil dan berlari menuju kelasnya disaat Laka baru saja membuka sabuk pengaman. Membuat pemuda itu terdiam tak mengerti. Beneran kesambet, kali ya!

Akhirnya Laka memilih tidak ambil pusing dan melangkah santai menuju kelasnya. Jika dulu biasanya Laka datang ke sekolah sekitar hari rabu dan kamis, sekarang, Laka seperti mendapat semangat untuk datang ke sekolah setiap hari. Entahlah. Dia hanya... Sedang menyukai suasana hatinya saat ini.

"Ka!" Arya menepuk bahu Laka keras sehingga membuat cowok itu sedikit kaget. Laka memutar tubuh nya dan melihat ekspresi Arya yang tidak seperti biasanya. Wajah Arya yang konyol menghilang berganti dengan ekspresi tegang. Dahi Laka mengkerut bingung.

"Roby masuk rumah sakit!"

***

Aura murang-maring di kursinya dan mengucapkan beberapa kalimat sebal karena Ara dan Gea belum datang. Gadis itu mengetuk-ngetuk jarinya di meja dengan cepat, menggambarkan bahwa Aura sedang tidak dalam mood yang bagus untuk membahas hal-hal tidak penting. Aura sedang memikirkan hal terpenting dalam hidupnya. Ketentraman hatinya. Segenap hidupnya. Please, jangan bilang Aura lebay. Dia hanya tidak cukup berpengalaman untuk berhadapan dengan sesuatu yang nyata, seperti cinta.

Ia berpikir, bahwa strategi jual mahal ini tidak sesuai dengan keadaan. Laka terlalu pendiam untuk Aura yang jual mahal. Tidak. Tidak. Aura harus menjadi perhatian kalau mau Laka meliriknya. Jual mahal hanya akan menciptakan jarak antara dia dan Laka.

"Aura Kahnee Nehi Nehii. Yuhuu. Miss Indonesia dan Miss Gossip datang menghampirimu!" Suara Ara menggema keras dari luar dengan nada suara seriosa, melangkah masuk dan menuju kursinya sendiri, diikuti oleh Gea dibelakangnya. Nah ini, yang ditunggu akhirnya datang.

Aura menghampiri Ara dan Gea yang baru meletakkan tasnya.

"Gagal!" ucapnya cepat lalu menempelkan pantatnya di meja Ara. Membuat kedua temannya berkerut tak mengerti.

"Strategi elo, pokoknya nggak bakal berjalan lancar. Lo tau, bahkan kebalikannya. Laka yang jual mahal sama gue," jelas Aura setengah memekik seolah keadaan ini sangat genting dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.

"Ya, terus?" tanya Ara polos. Aura berniat untuk menceburkan Ara ke sumur belakang sekolah kalau saja tidak ingat dosa.

" Ya, gue, gagal dong pedekate nya," Aura merengek dengan mengayun-ayunkan kakinya yang melayang di udara. Membayangkan Laka yang tadi di mobil hanya diam saja. Diam-diam Aura menyesali sikapnya tadi yang so' cuek dan tidak menjawab pertanyaan Laka. Pasti Laka langsung males sama gue!

LAKA (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang