#19 Sayang

7.7K 451 53
                                    

"ORANG yang Diana suka. Lo. Laka."

Laka terus menggeser layar ponselnya yang menampilkan beberapa gambar seorang gadis dengan senyum polosnya. Pipinya chubby, alisnya tebal, dan apabila tertawa, matanya melengkung seindah bulan sabit.

Namanya Diana.

Diana menyukai dirinya. Itu sebuah fakta yang sulit diterima Laka. Bagaimanapun Laka tidak mengenal Diana. Bagaimana mungkin Diana menyukainya tanpa ingin berkenalan dengan Laka? Apa Arya sedang mengada-ada?

Laka ingat ucapan Arya setelah mengatakan Diana menyukainya.

"Diana berniat datang ke Jakarta untuk ketemu sama lo, Ka. Dia ingin lo kenal sama dia. Diana ingin lo tau bahwa selama ini ada satu cewek yang mencintai lo dalam diam. Tapi, semuanya jadi petaka. Harapan dan keinginan Diana yang konyol itu malah mengantarkan dia kepada maut.

Gue marah sama lo. Diana kecelakaan gara-gara lo, Laka. Dia meninggal gara-gara cintanya yang begitu dalam sama lo. Gue gak bisa lagi dengar cerita dia. Gue gak bisa lagi lihat muka dia walaupun hanya sebatas video call. Gue sayang Diana, Ka. Gue sayang banget sama dia. Tapi bodohnya, gue terlalu takut ungkapin perasaan gue sama Diana. Gue takut ditolak dan akhirnya Diana menjauh dari gue.

Gue biarin dia suka sama lo. Gue dengerin setiap dia cerita tentang lo. Gue jawab kalau dia tanya tentang lo. Rasanya sakit, Ka. Tapi ternyata, kehilangan lebih sakit lagi.

Gue ingin nyalahin lo atas semua ini. Tapi gue tau, lo bahkan gak kenal Diana. Lo bahkan gak tau kalau Diana cinta mati sama lo. Jadi, gue maafin lo atas kebegoan lo yang gak tau apa-apa itu. Tapi sekarang, lo tau semuanya. Lo tau Diana itu siapa.

Lo tau kenapa Daniel begitu benci sama lo? Karena Daniel adalah kakaknya Diana. Dia sayang banget sama adiknya. Jadi, lo harus terima kalau Daniel benci sama lo, Ka. Lo yang nyebabin adik kesayangannya meninggal."

Semua perkataan Arya berputar di kepala Laka sehingga membuatnya pusing. Cerita Arya begitu mendadak dan sulit diterima oleh Laka. Laka tidak mengerti kenapa Diana begitu menyukainya. Tetapi, Arya benar. Ini semua salahnya. Andai Diana tidak menyukainya, mungkin gadis manis itu sekarang masih bernafas, atau mungkin sudah menjadi kekasih Arya.

Kenal ataupun tidak, Laka merasa bersalah, tentu saja. Pantas saja Daniel begitu ingin membunuhnya. Laka telah menyebabkan adiknya meninggal.

Laka ingin meminta maaf. Ia ingin berbicara dengan Daniel.

Akhirnya, keesokan harinya, saat istirahat tiba, Laka datang ke kelas Daniel untuk membicarakannya.

Daniel ada disana, dipojok kelasnya, duduk melamun sendirian tanpa teman. Laka langsung mendekat.

"Gue... mau ngomong sesuatu," ujar Laka setelah di depan Daniel. Daniel langsung menoleh dan mengangkat alisnya bingung. Ditatapnya wajah Laka yang entah kenapa bisa hancur babak belur seperti sekarang. Tapi kemudian cowok itu tertawa tengil.

"Yaelah kayak orang mau nembak aja lo. Deg-degan nih gue. Wahahaha." Daniel terbahak.

"Gue serius. Gue mau ngomong. Tapi gak disini," ujar Laka menghiraukan gurauan Daniel. Air muka Daniel langsung berubah tak suka.

"Males!" Daniel mengibaskan tangannya menyuruh Laka pergi sebelum emosinya tersulut. Bukan Laka kalau menyerah begitu saja.

"Gue mau ngomong sama lo" tandas Laka lagi sehingga berhasil membuat Daniel berdiri. Kedua lelaki itu saling menatap tajam.

"Heh goblok! Gue gak ada waktu sama lo!"

"Gue mau ngomong tentang Diana," sahut Laka tak mau kalah. Mata Daniel memerah.

LAKA (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang