#25 Mengerti itu... Sulit

8K 444 16
                                    

"Ajegileeee gue remidial di hampir semua mata pelajaran!" Bobby tidak henti-hentinya membaca ulang selembar kertas yang baru saja dibagikan oleh Yandi, berisi tentang mata pelajaran apa saja yang nilainya harus diperbaiki oleh setiap siswa.

"Makanya kalo sekolah tuh belajar, bukan piknik doang," sindiran Mita membuat mata Bobby mendelik tajam.

"Gue belajar oyy," seru Bobby tidak terima. Tapi kemudian cowok itu hanya bisa menghempaskan punggungnya ke kursi sambil mendengus sebal. Ia tidak menyangka idenya kemarin akan membuahkan hasil se-ekstrim ini. Idenya yang sangat konyol.

"Elo sih. Ngisi jawaban B semua. Dari nomor satu sampe lima puluh. Seminggu berturut-turut lagi. Remidial kan lo."

Ya. Itulah ide Bobby. Bukan tanpa alasan, Bobby hanya memprediksi bahwa jawaban soal-soal UAS kemarin pasti akan banyak B-nya. Mengingat juga namanya berawalan dari huruf kedua dalam abjad itu.

Ujian Akhir Semester di SMA Pelita sudah berakhir sejak lima hari yang lalu. Sekarang adalah waktunya remidial untuk memperbaiki nilai raport agar tidak berimbas pada coretan warna merah pada nilai-nilai mereka.

Gea menengok pada meja Aura di sebelah mejanya dengan Ara.

"Lo berapa pelajaran yang harus remidial, Ra?"

Aura mengecek kertasnya sendiri. Lalu menghembuskan nafasnya sebal. Sudah dia duga. "Satu doang. Olahraga. Kalian apa aja?"

Ara dan Gea menatap kertasnya masing-masing, lalu mereka saling berpandangan. Akhirnya keduanya menghembuskan nafas pasrah berbarengan. "Sama."

"Kenapa sih Pak Jajang tega-teganya kasih C. Aelah!" Ara menepuk paha Gea  geregetan.

"Sakit buset!" Gea mengelus pahanya setelah membalas pukulan ke bagian yang sama pada Ara. Dan Ara hanya melotot galak yang dibalas dengan peletan lidah oleh Gea.

Suara getaran ponsel Aura memalingkan seluruh perhatian gadis itu pada benda pipih yang ada di sakunya. Ia merogoh sakunya lalu menatap layar ponsel yang berkedip memberitahukan satu pesan masuk. Dari Laka.

Laka: Remidial?

Aura mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan Laka.

Aura: Olahraga 😑 Lo?

Hanya butuh sepuluh detik untuk mendapatkan balasan.

Laka: Nope.

Aura membelalak tak percaya membaca pesan Laka. Masa iya sih, tipe cowok bad boy dan memiliki otak bak Albert Einstein itu benar-benar ada di dunia ini? Aura kira itu cuma cerita fiktif belaka.

"Eh masa Laka enggak remidial?! Ajaib kan!" pekik cewek itu sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Ara dan Gea.

Kedua temannya hanya menatap datar pada Aura. Berkedip sekali dengan kompak.

"Yang lebih ajaib itu lo percaya gitu aja."

Di seberang kelasnya, lebih tepatnya di kelas Laka. Cowok itu mengulum senyum ketika mendapatkan balasan emoticon dari Aura.

Aura: 💩

Di sebelahnya, Arya mengangkat kedua tangannya ke atas seperti orang sedang bersyukur.

"Alhamdulillah remidial gue sekarang ada lima!" jerit lelaki itu lantang-lantang. Laka tersenyum geli mendengarnya. Lima. Dan Arya bersyukur?

"Semester kemarin berapa?"

Dengan cengiran bahagianya, Arya menjawab. "Dua."

"Somplak!" Laka memukul kepala Arya sambil tertawa.

LAKA (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang