Kami duduk berhadapan di sebuah cafe di dekat bighit ent. Dari tadi dia menatapku. Aku tak nyaman dibegitukan.
Aku mengaduk-aduk minuman yang aku pesan tadi.
"Jadi bolehkah aku memanggil mu oppa?" Tanyaku mencairkan suasana
Dia tersenyum, matanya seperti garis.
"Tentu saja, aku lebih tua" katanya dengan senyum yang masih menempel di wajahnya.
Aku akan mencobanya. "Oppa" panggilku padanya dengan memasang tampang polos.
Dia terkekeh melihat ku. Ah, senyumnya membuatku gila. Sebenarnya dari tadi aku akan berteriak. Tapi aku akan menjaga image diri ku.
"Apakah aku salah memanggil mu oppa?" tanyaku masih dengan tampang polos
Dia semakin tertawa. Aku ikut tersenyum melihat dia.
"Tidak, kau terlihat lucu saat memanggilku oppa" katanya dengan sisa tawa
Apa ini?
Berdua bersama Jimin membuat ku sehat. Bayangkan saja, dari tadi jantung ku berdebar kencang. Seperti aku baru saja berolahraga.
Sehat bersama Jimin.
"Apa kau sedang kuliah?" Dia menatapku
"Ya, tapi sekarang cuti" jawabku
Dia mengangguk-angguk mengerti.
" Soal tadi, aku tak bermaksud mengajak ku kencan. Aku hanya ingin meminum kopi bersama mu" dia menggaruk bagian belakang kepala nya.
Dia sedang gugup. Hahahaha, Jimin , kau sangat imut.
"Tidak apa, lagian aku tak ingin pulang dengan Jin oppa"
Jawabku santaiDrrrt
Handphone ku bergetar. Aku menggambilnya didalam saku. Dan melihat ada pesan.
Kau menikmatinya?
Tentu saja aku menikmati berdua bersama Jimin. Kakak yang bodoh!!
Tentu saja, dia bahkan lebih tampan dari pada kakak ku yang bodoh.
Aku membalasnya dengan tersenyum. Jimin memperhatikan ku
"Apa itu pacar mu?" Tanyanya dengan penuh hati-hati.
"Tidak, aku bahkan tak punya pacar. Ini Jin oppa" aku memberikan handphone ku padanya.
Dia tertawa.
"Ternyata kau menyadari aku sangat tampan" ujarnya menatap ragu diriku
"Siapa yang tidak menyadari bahwa oppa tampan? Dalam sekali lihat saja, orang-orang juga pasti tau" jawabku sambil menyenggol lengan nya.
Handpone Jimin yang berada di atas meja berdering. Dia mengambilnya kemudian menempelkan benda itu ke telinganya.
"Halo....... Ya, Hyung. ..............aku masih bersamanya........kenapa?.........oh,ku tutup"
"Siapa?" Tanyaku mendekatkan wajah.
"Rapmon Hyung" katanya sambil meletakkan handphonenya di atas meja.
"Setelah ini kau ada acara?" Tanya nya
"Oh, tidak. Aku mungkin akan menonton drama setelah ini"
"Bisakah kau menemaniku sebentar" pintanya
Aku mengangguk. Dengan cepat dia menarik tanganku. Dia membayar minuman yang kami pesan.
Aku tak tau akan di bawa kemana. Dari pada aku dirumah, lebih baik aku menemaninya. Itu pilihan yang sangat tepat.
Dia membawaku ke dorm.
Disana masih ada Jungkook dan Taehyung sedang bermain game. Saat aku datang mereka menatapku.
"Hyung, kau dari mana saja" tanya Jungkook sambil memegang stik gamenya.
"Ke kafe" jawab Jimin datar
"Hei, kemarilah" Taehyung memanggil ku.
"Aku?" Tanyaku sambil menunjuk diri
"Iya" jawabnya sambil mengangguk memastikan.
Dia menepuk-nepuk sofa kosong disampingnya.Aku mengikuti permintaannya untuk duduk disampingnya.
"Ada apa? Umm, Tae?" Ujarku gugup.
Lah? Kenapa aku memanggil Taehyung dengan namanya saja? Dia juga seumuran dengan Jimin.
"Eh, maksud ku, oppa?" Ucapku cepat.
"Hahahaha, kau kenapa? Santai saja. Aku tak akan memakan mu"
Benar
Jantung ku sudah berdetak tak karuan.
☣☣☣
To be continued
Please vote and comment 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In July
RandomKim Soo Ah, adalah adik kandung dari seorang bintang dunia saat ini. Stylish Bangtan Itu lah pekerjaan Soo Ah di Korea