Rain In July

little sister

Soo ah POV

Bagaimana ini?
Jin-oppa datang disaat yang tidak tepat.
Aaaaa! Rasanya aku ingin bersembunyi.

"Jimin-ah, bantu aku mengangkat belanjaan di jok mobil"

Ah, syukurlah dia tak membahasnya.

Eh tunggu

Biasanya Jin-oppa akan menceramahi atau mengomel panjang padaku.

Tapi ini???

No comments

Oke, lupakan Soo Ah-ya

Jimin-oppa sudah mengangkat pantatnya dari sampingku. Kini dia sedang membantu Jin-oppa.

Apa yang harus ku lakukan?

Pura-pura sakit?

Tidak, itu terlalu basi.

Bersikap natural saja Soo Ah. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Tarik napas, lalu buang.

Huh

Ulangi.

"Oppa, ada yang bisa ku bantu?" Ujarku seperti pelayan yang ada di toko.

"Masukkan ini semua kedalam lemari pendingin dan jangan lupa susun dengan rapi" dia memerintahkan ku bagaikan ibu tiri. Memerintah ini dan itu.

Ingat Soo Ah, itu oppa mu.

Dengan senyum terpaksa aku melakukan apa yang dia suruh.

☣☣☣

"Soo Ah-ya, ireona*!"
(*Bangunlah)

Hmm, aku tau suara itu. Bagaikan seorang eomma, dia membangunkan putrinya.

Dari pada mendapat ocehannya di pagi hari, lebih baik aku bangun dan menyapanya.

Aku membuka kenop pintu kamar ku dan berjalan ke dapur sambil menguncir rambut ku.

"Oppa~" panggil ku dan berjalan menuju dapur

"Kkamjjagiya!*" ucap ku sambil mengurut dada.
(Kau mengagetkan ku)

"Good morning, Soo Ah-ya!" Sapa nya di meja makan. Kini matanya sudah hilang karena senyuman yang mematikan itu.

Saat melihat senyumannya yang seperti ini, para ARMY pasti langsung hamil.
Hamil online, maksudnya.

Aku tak mengacuhkan dia yang menyapaku. Bergegas saja aku mengambil gelas untuk minum air putih. Tenggorokan ku sangat kering.

"Kau mengacuhkan ku?"
Entah menggunakan kecepatan apa, kini Jimin-oppa sudah ada dibelakangku. Dan membisikkan padaku.

Aku menghela nafas dan berlalu meninggalkan dia yang masih bergumam tak jelas.

"Oppa~" aku memeluk Jin-oppa dari belakang. Dia sedang memasak.

"Susah sekali membangunkan adik kecilku ini"

Aku melepaskan tanganku dari tubuhnya. Melihat ku melepaskan tangan dia langsung mencubit puncak hidungku.

Refleks, aku mem-pout kan bibir ku.