Hideko melangkah cepat menuju ke luar supermarket. Sedangkan pria tua yang telah memanggilnya terus mengikutinya dari belakang. Bersamaan dengan langkah kakinya, Hideko terus menoleh ke belakang untuk memastikan kalau pria tua itu bisa menjauh darinya.
"Hideko san, tunggu! Ada suatu hal yang harus saya sampaikan!" ujarnya seraya mempercepat langkahnya mengikuti irama langkah kaki Hideko.
Suara panggilan dari pria tua itu tak Hideko ladeni. Gadis itu terus melangkahkan kakinya dengan terburu-buru, lalu ia pun langsung berlari untuk menghindar dari pria itu. Sesampainya di luar, Hideko pun menemukan sebuah toko baju di luar dan memasuki toko tersebut. Tanpa berfikir panjang, ia langsung memasuki sebuah ruang ganti pakaian.
Sambil terengah-engah, ia pun bernafas lega karena telah menemukan tempat yang aman. Untungnya pria tua itu masih bisa dihindari karena langkah kakinya yang melemah, sehingga di usia setua dia Hideko pun bisa menghindarinya "huft!! Syukurlah aku bisa cepat menghindar" gumamnya seraya mengelus dada.
Sedangkan Taka yang sudah selesai dengan urusannya di toilet, ia kebingungan karena Hideko sudah tak lagi berada di tempat ia menunggu.
"Dimana dia?" gumamnya pelan.
Taka melemparkan pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan gadis yang ia sukai. Namun nihil, tak ada Hideko di mana pun. Melihat ada seorang wanita gemuk yang sedang mengepel, Taka pun menghampiri wanita gemuk itu yang terlihat mengenakan seragam CS tak jauh dari tempat ia berdiri.
"Maaf, apa anda tahu kemana perginya gadis yang sedang berdiri di sini tadi?" tanya Taka seraya menunjuk lantai tempat Hideko berpijak tadi.
"Apakah gadis yang berambut pendek?" tanya si CS yang menjeda pekerjaannya.
Taka pun bernafas lega karena CS mengetahui keberadaan Hideko "Benar! Apa anda melihatnya?" ujarnya antusias
"Tadi dia berjalan terlihat sangat terburu-buru. Sepertinya dia dibuntuti pria tua"
Taka membelalakan matanya. Kekhawatiran pun datang menghantui pikirannya "Dimana dia pergi?"
"Ke arah luar" jawab sang pekerja CS seraya menunjuk ke arah yang dimaksud.
"Terima kasih" ucap Taka lalu segera menuju keluar.
Taka pun berlari keluar ruangan sembari melemparkan pandangannya ke segala arah ruangan di dalam supermarket itu. Dengan wajah penuh kekhawatiran dan hantaman langkah sepatunya pun membuat para pengunjung lainnya menatap keheranan ke arah dirinya.
"Hideko!!!" teriak Taka yang membuat pengunjung lainnya memandang ke arahnya.
Taka mengerem kakinya setelah sampai di lobby supermarket. Dengan nafas terengah-engah, pandangannya pun tak melepaskan sekalipun ke segala arah untuk tetap berusaha mencari wanita yang baru saja berhasil mewarnai hatinya. Setelah mampu menormalkan kembali nafasnya, ia pun berjalan menuju tempat parkir yang tak jauh itu, dimana ia memarkirkan mobilnya.
Taka pun mengernyitkan keningnya saat mengintip di kaca mobilnya karena tak ada Hideko di situ. Taka menyeka rambutnya ke belakang seraya mendengus kesal, karena tak juga menemui wanita yang ia sayangi.
"Aku harus mencari ke tempat lain" gumamnya.
Tiba-tiba saja kedua tangan mungil nan putih melingkari lengan kiri Taka. Sontak membuat pria itu terlonjak kaget.
"Mori san..."
Taka melongo melihat bayangan dari pantulan kaca mobilnya. Kecemasannya pun melebur karena apa yang ia cari pun akhirnya kembali.
Taka membalikkan tubuhnya, berusaha menangkap wajah gadis di dekatnya dengan matanya "Hideko, kemana saja kau?" tanya Taka sambil menggoncangkan bahu Hideko dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE 24K
Fanfiction++BEBERAPA CHAPTER DIPRIVAT++ Setelah kematian orang tuanya, kehidupan Hideko menjadi rumit. Semua Harta benda dirampas begitu saja oleh orang terdekatnya, yang membuat Hideko dan adiknya tinggal di tempat yang kumuh. Namun pada akhirnya, Hideko ber...