8 (friend)

144 16 7
                                    

Halo saya kembali. Word Kali ini gak aku buat panjang kayak biasanya. Aku cuma pengen tau gimana enaknya, panjang2 kyak kemaren atau pendek kayak Sekarang. Jadi setelah baca, tolong tanggapi ya ^^

Hideko memutar pandangannya ke atas, berusaha mengingat dimana mimpi buruk dua tahun lalu yang telah ia alami sudah merubah hidupnya 180 derajat. Gadis itu menghela nafasnya untuk mengatur nafasnya normal kembali sebelum mengucapkan kalimatnya. Sedangkan pria disampingnya terus memandanginya, terus menunggu sampai Hideko mampu bercerita tentang hidupnya.

Taka mengelus pundak gadis disampingnya, menatap nanar gadis disampingnya.

"Hideko. jika mungkin, kau boleh bercerita semua masalahmu padaku" tutur Taka lembut

Mata Hideko terpejam, lalu kembali menghela nafas sedalam-dalamnya. Sedangkan pandangannya mengarah ke bawah

"Kau pernah mendengar kalau orang tuaku sudah meninggal,  kan?" tutur Hideko yang kini suaranya sudah cukup normal.

Taka mengangguk "ya. Karena kecelakaan, kan?" tanyanya

"Saat Ayah dan Ibuku pergi ke pesta untuk perayaan perusahaan yang sudah Ayahku bangun, mereka mengalami kecelakaan mobil beruntun" jelas Hideko kembali mengenang kejadian naas itu

Taka pun sedikit terkejut mendengar perkataan Hideko "Ayahmu memiliki sebuah perusahaan?"

"Ya. Tapi setelah Ayah dan Ibuku tiada, dua orang biadab itu telah merampas segalanya" umpat Hideko, tangannya pun meremas sprei dengan kuat

"Kau pasti kaget kan mengetahui Ayahku memiliki sebuah perusahaan? Namun sungguh tak dapat dipercaya, saat ini aku hanyalah gadis miskin" Hideko menyeringai sinis

Taka pun tak mempercayainya kalau sebenarnya Hideko adalah gadis kaya. Lantas saja, Taka pun makin penasaran dengan latar belakang Hideko

"Jadi, kenapa kau jadi seperti ini?" tanya Taka, wajahnya kini diliputi rasa penasaran

Hideko memutar bola matanya ke atas, ia tersenyum sinis mengingat orang yang sudah menelantarkan dirinya dan adiknya

"Kau tahu? Aku tak pernah bertemu orang kejam seperti Paman dan Bibiku", Hideko menyeka rambutnya ke belakang "Mereka memanfaatkan diriku yang polos untuk mengalihkan hak warisku pada mereka" jelas Hideko yang membuat Taka terbelalak kaget

"Kenapa bisa begitu?" tanya Taka yang semakin menarik perhatiannya untuk mendengar kisah Hideko

"Dengan alasan kalau aku masih terlalu dini untuk memegang harta, mereka menyuruh pengacara Ayahku untuk mengalihkan hartanya kepada Paman dan Bibiku", jelas Hideko seraya mengusap keningnya "aku memang tak tahu apapun tentang harta benda, jadi aku menandatangani begitu saja surat wasiat itu" lanjutnya

Taka masih serius mendengarkan curhat Hideko, dan masih mengelus pundak gadis di sampingnya

"Setelah mereka mendapatkan hartaku, mereka masih tak puas",  Hideko mendengus kesal, intonasinya kian naik "akibat keserakahan mereka, Bibiku mengusir kami dari rumah kami sendiri!" gerutu Hideko hingga ia memukuli kasur yang ia duduki

Taka pun ikut geram setelah mengetahui penderitaan Hideko yang telah ia alami

"Malam itu sedang hujan deras disertai petir, dan saat itu juga kami harus pergi dari rumah kami. Tapi aku tak mampu melakukan apapun, karena aku terlalu lemah", jelasnya. lalu ia menaikkan kakinya di ranjang, kepalanya bertumpu pada lututnya "saat itu aku dan Hideki pergi ke rumah mendiang kakek dan nenekku. Kami pun memutuskan untuk tinggal disana. Hideki bahkan harus berhari-hari untuk beradaptasi dengan keadaan rumah baru kami yang saat ini kami tempati" jelas Hideko seraya memejamkan matanya

LOVE 24KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang