Hideko berjalan menyusuri lorong kantor lantai tiga yang masih nampak sepi itu. Cahaya pun masih nampak redup karena sebagian lampu kantor belum dihidupkan oleh petugas.
Belum banyak orang yang datang, hanya beberapa orang saja yang berjalan kesana kemari, sibuk dengan pikiran masing-masing, dan itu pun hanyalah seorang security kantor.
Gadis itu begitu disiplin waktu. Bahkan para atasan saja belum banyak yang datang untuk mulai menjalankan kesibukan di depan layar monitor.
Tangan mungilnya memegang knop pintu, kakinya melangkah memasuki ruang creative room dimana tempat ia bekerja. Namun saat langkah kakinya sudah berada di tengah ruangan, seseorang bersuara berat memanggilnya.
"Hideko san"
Gadis itu berbalik mendengar namanya dipanggil "Toru san?"
Hideko tentu saja heran, ada apa pria yang menjadi atasannya menemuinya sepagi ini. Lalu, bagaimana Toru bisa tahu Hideko datang disaat waktu sepagi ini.
Pria itu bergumam "hmm"
Di ruangan sepi hanya berdua saja, rasanya Hideko menjadi canggung. Apalagi dengan atasannya. Pikirannya pun menelusuri berbagai alasan mengenai kedatangan Toru. Apakah ada tugas baru yang menanti, itu fikirnya.
"Mumpung masih pagi, ada suatu hal pribadi yang ingin kusampaikan"
Gadis itu terdiam. Nampak di wajahnya menggambarkan kalau ia sedang bingung. Tentu saja, sepagi ini Toru sudah membicarakan hal yang diluar ekspetasinya. Tidak apa-apa jika mengenai pekerjaan, namun ini malah membicarakan masalah pribadi. Entah masalah seperti apa yang ingin Toru sampaikan, membicarakan hal pribadi dengan atasannya terdengar aneh rasanya. Apalagi Toru telah beristri.
Jangan sampai Hideko berurusan lagi dengan Aya.
"Hal pribadi, mengenai apa?" Tanyanya bingung.
"Jam istirahat nanti, datanglah ke cafetaria di depan kantor ini" ujar Toru yang langsung meninggalkan Hideko
Gadis itu langsung menjatuhkan dirinya di kursi kerjanya. Keningnya nampak ada setetes keringat, padahal udara cukup sejuk untuk sepagi ini. Apalagi sekarang adalah musim gugur. Ia mendengus seraya mengelap keringatnya itu dengan kasar.
"Astagaaaaaa ada apa lagi ini? Perasaanku tidak enak...." keluhnya sembari menyandarkan kepalanya di meja.
"Sepenting apa diriku sampai berurusan dengan orang seperti mereka, ya Tuhan," kesahnya, seraya mengacak rambutnya. "Padahal aku tak melakukan apapun" rengeknya, seraya menenggelamkan wajahnya di tangan yang terlipat di meja.
Beberapa jam setelah itu, mata Hideko terus menatap layar monitor yang menampilkan suatu aplikasi desain, namun fikirnya malah melalang buana entah kemana. Tangannya yang sedang mendesain sesuatu dengan mouse nya itu terlihat bergerak secara random. Alhasil, Hideko pun ditegur oleh Manajer di ruangan creative room itu.
"Bekerjalah dengan fokus, Hideko san"
Hideko langsung gelagapan saat ketahuan melamun "gomen nasai, Yamada san" ucapnya panik.
Mendapatkan teguran dari atasannya membuat gadis itu mengusir segala pikiran yang telah mengganggu fokus kerjanya. Masalah pertemuannya dengan Toru lebih baik dipikirkan nanti saja, baginya. Hideko pasrah bagaimana jalan hidupnya, karena ia merasa tak melakukan apapun.
Berfikir positif
Tepat pukul 12:10, Toru telah menunggu Hideko sesuai tempat yang ia janjikan. Sambil menunggu, pria itu menyeruput kopi yang ia pesan. Sesekali pria itu menggosok lengannya karena udara terasa sejuk menjelang musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE 24K
Fanfiction++BEBERAPA CHAPTER DIPRIVAT++ Setelah kematian orang tuanya, kehidupan Hideko menjadi rumit. Semua Harta benda dirampas begitu saja oleh orang terdekatnya, yang membuat Hideko dan adiknya tinggal di tempat yang kumuh. Namun pada akhirnya, Hideko ber...