Setelah kegiatan ritual itu Nisa langsung berbenah-benah. Ia menyiapakan barang-barang untuk sekolah besok, lalu terdengar suara seseorang yang melangkah dengan cepat dan membuka pintu kamarnya. Nisa terpekik kaget dan melihat ke arah pintu yang ternyata adalah kakaknya, Neon.
"Ya Allah kak, kakak ngagetin aja sih kalau masuk ke kamar orang itu yang sopan, ketuk dulu kek!" Ucap Nisa sambil memasukkan kotak pensil warna ungunya itu ke dalam tas.
"Gawat de! gawat!" Ucap Neon dengan ekspresi wajah yang ketakutan dan cemas.
"Gawat kenapa sih kak? kalau ngomong itu yang jelas dong! Nisa lagi sibuk nih." Ucap Nisa seraya duduk di kursi belajarnya.
"Adeknya Lisa, Liani menghilang dari jam 9 tadi sampai sekarang belum ditemukan." Ucap Neon spontan Nisa langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri kakaknya itu.
"Yang benar kak? kok bisa Liani hilang begitu aja?" Tanya Nisa dengan ekspresi cemas.
"Kakak gak tau, yang pasti sekarang kamu siap-siap kita pergi ke rumah Lisa." Ucap Neon, Nisa mengangguk dan mereka berdua bersiap-siap.
Sementara di rumah Lisa, banyak warga yang berkumpul di sana termasuk pak RT. Mereka datang untuk membantu keluarga Lisa mencari adik Lisa.
"Ibu Mona tenang dulu, kami para warga akan membantu kalian semaksimal mungkin untuk membawa pulang Liani ." Ucap pak RT, tante Mona benar-benar sedih dan meneteskan air mata memohon kepada para warga.
"Saya mohon pak! Cari anak saya .. tolong bawa pulang putriku dengan selamat! Saya mohon semuanya .. saya mohon .. " Ucap tante Mona sambil duduk memohon.
"Ibu Mona, tolong jangan bersedih seperti itu kami akan membantu keluarga ibu, jadi ibu berdo'alah untuk keselamatan Liani." Ucap pak RT menghibur tante Mona, tante Mona hanya mengangguk dengan air mata yang bercucuran.
"Oke bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, kita akan pecah menjadi 4 kelompok! Kelompok pertama mencari di bagian selatan, kelompok kedua mencari di bagian utara, kelompok ketiga mencari di bagian Timur dan kelompok terakhir mencari di bagian barat. Ayo kita laksanakan!" Ucap pak RT, semua warga pun ikut berpartisipasi mencari Liani hanya dengan bekal beberapa senter juga obor.
Nisa dan Neon pun akhirnya datang, disana mereka berdua melihat Isya' dan Lisa yang tengah duduk bersama tante Mona, mereka pun menghampirinya.
"Tante Mona?" Ucap Neon.
"Neon .. tolong tante nak, cari Liani anak tante .. tolong nak .." Ucap Tante Mona sambil memegang tangan Neon.
"Iya tante, Neon bakalan bantu kok, di mana rombongan warga?" Tanya Neon.
"Mereka dipecah jadi 4 kelompok kak, ada yang nyari di bagian utara, ada yang di bagian selatan, timur dan barat kak." Ucap Isya'.
"Ya udah kalau gitu aku nyusul mereka, kalian bertiga jaga tante Mona disini." Ucap Neon sambil berlari ke arah Timur.
Mereka bertiga menjaga tante Mona di dalam rumah. Isya' memijit-mijit kaki tante Mona, Lisa mengipas-ngipasi dan Nisa membuatkan secangkir teh panas untuk tante Mona.
"Ini tante ada teh panas, diminum dulu." Ucap Nisa sambil memberikan gelas itu ke arah tante Mona dan diterima oleh tante Mona.
"Terima kasih banyak ya, Nisa .. Isya' .. kalian berdua sudah mau menemani tante disini." Ucap tante Mona.
"Gak papa kok tante, tante udah kami anggap sebagai orangtua kami juga .. dan Liani adalah adek dari sahabat kita. Jadi memang sepatutnya kita harus saling membantu." Ucap Nisa.
"Iya tante, kita semua adalah keluarga. Jika ada salah satu dari kita mengalami nasib buruk pasti kami juga akan ikut merasakannya." Ucap Isya'.
2 jam telah berlalu, namun tidak ada juga pemberitahuan atau kabar bahwa Liani telah ditemukan. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 tante Mona menyuruh Nisa, Lisa dan Isya' untuk tidur dulu dan mereka bertiga tidur di kamar Lisa.
Suhu di kamar Lisa sangat dingin, hingga dingin itu menusuk tulang dan sanubari mereka bertiga bahkan bed cover yang tebal pun tidak bisa menghalangi dinginnya malam itu. Di malam itu juga Nisa mengalami mimpi buruk, mimpi yang membuatnya terus was-was seakan ada sosok tak kasat mata yang mengintainya.
Di mimpinya itu ia melihat Liani yang tertidur di tengah jalanan, ia pun dengan segera menghampirinya.
Di dalam mimpi ..
"Liani! Kamu kenapa tidur-tiduran disini? Semua orang khawatir sama kamu, ayo pulang!" Ucap Nisa seraya ingin membangkitkan Liani namun Liani menghalanginya.
"Jangan! jangan sentuh Liani!" Ucap Liani sambil mengeluarkan air matanya.
"Liani ingin pulang, Liani gak mau ikut dengan wanita itu! Tapi .. Liani gak bisa." Ucapnya sambil menutup matanya. Nisa kebingungan duduk di samping Liani.
"Wanita itu menginginkan kita semua untuk mati, wanita itu selalu menjerit kesakitan, terkadang tertawa, terkadang menangis pilu dan terkadang ia juga sangat marah, Liani takut kak Nisa! Liani mau pulang." Rengek Liani. Melihat hal itu Nisa langsung menarik tangan Liani.
Namun ...
"Ahh .. " Teriak Liani, Nisa pun terlempar ke samping.
"Ahh sakit! sakit! Kak Nisa .. tolong aku .. kakak!" Teriak Liani kesakitan.
Seketika rantai-rantai besi yang terbuat dari api muncul membaluti tubuh Liani, tak hanya itu kulit tubuh Liani juga sedikit demi sedikit melepuh dan perlahan daging tubuhnya terlihat. Yang lebih mengerikannya lagi tubuh Liani tersayat-sayat. Daging serta kulit Liani berterbangan kemana-mana seakan seperti angin yang berhembus kencang.
Hingga tiba sebuah pisau besar yang menusuk kepala Liani dan ..
"AHH .. "
Teriak Nisa terbangun dari mimpinya. Ia melihat ke arah sampingnya terlihat Lisa dan Isya' yang pulas tertidur, Nisa bangkit dari tempat tidurnya dan langsung pergi menuju WC dan berwudhu.
Namun tiba-tiba angin berhembus kencang dari dalam WC entah darimana asalnya, Nisa bangkit dan melihat ke arah kaca, di kaca itu ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Maut
Horror-Season 1 [END] 33 BAB- Bayangan hitam yang selalu menghantui kehidupanmu. Perjalanan 3 Serangkai mengungkap sebuah rahasia, sebuah misteri yang tersembunyi berpuluh-puluh tahun lamanya. Berhasilkah mereka? Note : Beberapa gambar di dalam cerita ini...