Chapter 26 part 1 - Sopir Taksi

180 9 1
                                    

Dan ternyata dia adalah Mawar teman masa SMA Nisa, Lisa, dan Isya' dulu.

"Mawar?" Ucap Nisa pelan.

"Itu kan Mawar?!" Ucap Lisa setengah berteriak.

"Ayo kita samperin!" Ucap Isya' yang langsung membuka pintu taksi itu.

Sementara si sopir masih terdiam di dalam taksinya.

Nisa beserta 2 sahabatnya mendekati Mawar yang menangis histeris ketika anjing kesayangannya, Bobby telah kehilangan nyawanya karena ditabrak oleh seorang sopir taksi.

"Akkhhh! Bobby-ku . . ." Teriaknya sambil menggendong anjingnya yang penuh darah itu.

"Tidakkkkk!"

Nisa mencoba menenangkan Mawar namun Mawar memberontak dengan mendorong Nisa ke belakang dan Nisa pun jatuh terduduk ke aspal jalanan.

Lisa dan Isya' juga membantu namun juga mendapatkan perlakuan yang sama dengan Nisa.

Seketika ..

"Nak .."

Mawar terdiam dari isakkan tangisnya.

"Maafkan bapak, bapak tidak sengaja menabrak anjing peliharaanmu."

Mawar yang menahan isak tangisnya, mengangkat wajahnya dan memandang wajah oria tua yang berkulit cokelat serta berkumis itu.

"Maafkan bapak nak." Ucap si sopir itu sambil duduk dihadapan Mawar dengan mata yang berkaca-kaca.

Mawar terlihat sangat geram, hanya diam memandang tajam sopir itu lalu mengangkat anjingnya yang mati dan pergi meninggalkan semua orang yang di sana tanpa sepatah kata pun.

Nisa, Lisa, dan Isya' membantu sopir itu berdiri.

"Bapak tenang saja, kami bertiga akan mencoba membujuk Mawar untuk memaafkan bapak." Ucap Lisa.

"Untuk kali ini, kita biarkan saja dia menyendiri dulu. Setelah semuanya baik, kami akan mencoba menyelesaikannya." Ucap Nisa.

"Terima kasih nak, tapi .. Bapak takut, jika dia meminta rugi dengan biaya yang tinggi. Bapak orang gak punya, makan juga pas-pasan." Ucap sopir itu.

"Masalah itu bapak tidak usah fikirkan, kami akan membantu bapak. Bagaimana pun juga ini kesalahan kami, seharusnya kami tidak mengajak bapak untuk berbicara sehingga bapak tidak fokus dengan jalan dan berakhir seperti ini." Ucap Isya', Nisa, dan Lisa mengangguk.

Bapak itu tersenyum terharu.

*

Tokk .. Tokk ..

Kriit ..

"Lho abang?" Tanya Nisa yang kaget sambil membawa keranjang baju kotornya.

"Katanya ngampus sampai sore? Ini masih jam 10 pagi lho, kok udah balik?" Tanya Nisa lagi.

"Abang capek, gak ada dosennya juga. Jadi abang balik." Ucap Rian sambil menggantung tasnya.

"Oh gitu .. Abang mau minum apa?" Tanya Nisa.

"Kopi susu? Vanilla Latte? Susu cokelat? Teh manis? Atau air putih biasa?" Tanya Nisa sambil menaruh keranjang baju kotornya di atas meja dan menuju dapur.

Bruk!

"Abang maunya kamu." Ucap Rian berbisik di telinga Nisa.

Rian terus menciumi leher dan telinga Nisa, Nisa juga terhanyut dengan belaian suaminya itu dan ..

"Abang!" Ucap Nisa sambil sedikit mendorong Rian.

"Jangan sampai kebablasan!" Ucap Nisa mengancam.

Rian kebingungan dan mengeritkan dahinya.

"Kenapa? Kan kita udah suami istri. Yah wajarlah suami istri berhubungan intim." Ucap Rian.

Nisa menghela nafas dan memegang perutnya sambil mengelusnya.

"Bukan begitu, suamiku. Masalahnya aku sedang hamil. Aku tidak tau apakah berhubungan suami istri di kala hamil itu baik atau tidak, sebelum itu kita harus konsultasikan dulu dengan dokter." Ucap Nisa.

Rian ternganga, matanya terbelalak ketika mendengar ucapan Nisa.

"Apa de?! Bisa ulangi lagi kalimatmu yang pertama?!" Ucap Rian dengan sedikit teriak.

" Aku sedang hamil." Ucap Nisa.

Bruk!

Rian langsung memeluk istrinya itu dengan senyum lebarnya.

"Alhamdulillah!!! Akhirnya istriku yang cantik ini hamil juga!" Ucap Rian dengan riangnya.

"Alhamdulillah bang, Lisa dengan Isya' juga hamil. Beda kehamilan kami hanya 2 jam, jadi pas lahiran nanti anak kami kembar." Ucap Nisa.

"Kembar?" Tanya Rian dengan penuh kebingungan.

"Maksudnya kembar itu, kayak kehamilan wanita normal yang mengandung anak kembarnya, yang melahirkan anaknya cuma selisih beberapa jam, menit, bahkan detik." Ucap Nisa menjelaskan.

"Oh gitu .. Aduh, kalian ini memang sahabat sejati yah! Sampai-sampai hamil pun berbarengan." Ucap Rian.

"Hahahahaha . . ." Mereka pun tertawa bersama-sama.

Hari itu adalah hari bahagia bagi mereka, bagi Rian dan Nisa, Neon dan Lisa, juga Kris dan Isya'. Tetapi ..

Mereka masih punya 1 hal lagi ..

KEJADIAN SOPIR TAKSI YANG MENABRAK SEEKOR ANJING.

Bisikan MautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang