Rian memegang batu tersebut dan mengeluarkan senyum manisnya, ia berfikir akan membawa batu itu pulang dan menjualnya.
"Pasti mahal." Fikirnya.
Bodoh! Ia melupakan segalanya, ia sudah tak ingat lagi pada yang Maha Kuasa, niat buruk sudah terfikir olehnya.
Jika orang yang sadar, dia pasti akan meninggalkan batu itu lalu segera pulang dan mengucapkan istighfar atas perbuatannya.
Ia mengangkat batu merah itu dan hendak menaruhnya ke dalam jok motor namun ..
"Hihi .. Hihi .."
Terdengar suara tawa wanita.
Rian terpekik kaget, musik mistik yang terus berjalan itu juga menyaring dengan sendirinya, hingga full di telinga Rian. Spontan Rian merasa kesakitan, gendang telinganya seakan-akan ingin pecah, ia mencoba mengecilkan volume musik itu namun nihil, musik itu terus bervolume nyaring bahkan Rian sudah mencoba untuk menghentikan musik itu berjalan, tapi tetap saja berjalan tiada henti.
"Hihi .. Hihi .."
"Bodoh! Lihatlah ke arahku."
Rian bergidik ngeri mencoba mencari arah sumber suara itu.
"Aku berada di bawahmu."
Rian dengan ekspresi paniknya melihat ke arah bawah dan betapa terkejutnya ia melihat batu itu berubah menjadi kepala seorang wanita yang penuh darah, spontan ia melempar jauh kepala itu dan segera meninggalkan tempat itu.
"Hihi .. Hihi .. Hihi .. Hihi .." Tawa itu terus menghantui fikirannya.
Rian terus mengucapkan istighfar, sepertinya imannya sudah kembali, HP beserta earphone-nya ia simpan di dalam jok motornya.
Alhamdulillah berkat istighfarnya, perasaan Rian kembali tenang. Tawa-tawa itu juga tidak lagi menghantuinya, jalan juga kembali ramai, dan ia juga tidak kembali berkeliling di tempat yang sama.
"Alhamdulillah." Ucapnya, dan ia kembali ke rumahnya dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Maut
Terror-Season 1 [END] 33 BAB- Bayangan hitam yang selalu menghantui kehidupanmu. Perjalanan 3 Serangkai mengungkap sebuah rahasia, sebuah misteri yang tersembunyi berpuluh-puluh tahun lamanya. Berhasilkah mereka? Note : Beberapa gambar di dalam cerita ini...