Pilihan Adeera

7K 824 17
                                        

Assalamu'alaikum.

...

Innalillahi wainna ilaihi roji'un. Bastiar segera pulang bi.

Bastiar menutup telfon dan langsung sibuk menelfon kembali, yang jelas dengan orang yang berbeda. Bahkan ia menjauh dari meja restoran tempat keempatnya makan, membuat Adeera dan Aditya bertatapan.

"Kita pulang sekarang ya, suami bi Sri masuk rumah sakit."

****

"Den, bibi minta maaf ya ngeganggu acaranya den Bastiar sama anak-anak." Ucap bi Sri sudah menangis.

"Ngga apa-apa bi. Bibi udah siap-siap? Sebentar lagi travelnya jemput."

"Matur nuwun sanget nggeh den." Ucap bi Sri mengusap air matanya.

"Bibi yang tenang, jangan lupa berdoa. Kalau bapak udah sehat, bibi boleh pulang kapan aja, tinggal kabarin Bastiar."

Bi Sri menunduk, menghela nafas lalu mengadah kembali. "Maaf den, ini sekalian aja. Bibi mau pamit untuk pulang, bibi mau jagain bapak di kampung."

Bastiar hanya diam, lalu mengusap punggung bi Sri perlahan. "Bastiar yang harusnya minta maaf ke bibi, ngerepotin bibi terus." Dengan sopan Bastiar mencium punggung tangan bi Sri, sudah lama wanita tua ini menjaga dirinya, dan sekarang harus pergi untuk menjaga orang yang lebih penting di hidupnya.

"Makasih banget ya bi." Ucap Bastiar berusaha menahan air matanya, ia sudah menganggap bi Sri ibunya sendiri.

"Hati-hati ya den."

Bastiar mengangguk. "Adit, Adeera, Rama." Panggil Bastiar. "Bi Sri mau pamit."

Ketiganya bergantian mencium punggung tangan bi Sri, sekilas memeluk bi Sri untuk salam perpisahan, hingga sampai pada giliran Rama, lelaki itu langsung memeluk bi Sri, merasa kehilangan dengan salah satu wanita yang berarti dalam hidupnya. "Bibi ati-ati ya bi, Makasih udah jagain Rama."

"Mas Rama sinau sing nggenah yo mas, sing akur karo sedulure." Ucap bi Sri mengusap kepala Rama. "Aja lali solat lan qur'an-ne."

Rama mengangguk. "Insya Allah, Rama main ke kampung bibi."

"Mas Adit sama mba Adeera, main juga yo?" Tanya bi Sri dengan tersenyum.

"Iya bi." Jawab Aditya.

Disisi lain Adeera menatap itu dengan haru, ia baru tau Rama yang dingin dan menyebalkan juga bisa menunjukkan rasa sayangnya dengan bi Sri. Membuat Adeera penasaran, bagaimana Rama dengan ibunya, pasti lebih dari ini.

***

Bastiar keluar dari kamar dengan terburu-buru, ia terlelap begitu lama setelah mengaji saat subuh tadi. Dan sekarang sudah jam 8.

"Bi," Panggil Bastiar sambil menuju dapur, namun hanya menemukan Adeera yang sedang membuka kulkas. "Bibi kemana deer?"

Adeera menutup kembali pintu kulkas dan menatap Bastiar, "Bibi kan pulang kampung yah."

"Astaghfirullah." Ucap Bastiar menepuk jidat, belum sehari bi Sri pergi namun ia sudah merasa kehilangan.

"Ayah, mau kopi?" Tanya Adeera.

Bastiar mengangguk, "Boleh." Jawab Bastiar lalu duduk di meja pantry.

"Ayah ngapain?"

"Nunggu kopi?"

"Nunggunya boleh di depan aja ngga?"

"Kenapa?"

"Ehm, nganu." Ucap Adeera berpikir.

My Other LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang