Adeera baru saja menyelesaikan putaran terakhirnya, hari ini olahraga begitu melelahkan. Lari 3x lapangan, mana lapangan sekolah Adeera gede banget lagi. Ga tanggung-tanggung.
Pipi Adeera langsung memerah, panas terkena sinar matahari, keringatnya bahkan terlihat membanjiri sekeliling wajahnya. Ia langsung duduk menyenderkan punggungnya pada tembok sekolah sambil memejamkan mata.
"Deer, lo dipanggil guru BK tuh!" Alana yang baru datang langsung menghampiri Adeera.
Adeera membuka sebelah matanya, "Nanti deh, gue ganti baju dulu."
"Sekarang katanya." Jawab Alana lagi.
"Lo ngga lagi ada masalah kan deer?" Tia yang berada di samping Adeera akhirnya ikutan menatap Adeera, ini adalah pertama kalinya Adeera dipanggil ke ruang BK.
Adeera menggidikkan bahunya. Ia sendiri tidak tahu ada gerangan apa guru BK memanggilnya.
"Mending cepet deh deer. Nanti kasih tau gue ya." Jawab Tia sambil menarik lengan Adeera untuk segera berdiri.
Dengan tenaga sisa dari berlari, Adeera berjalan menuju ruang BK. Ia sedang menduga-duga hal penting apa yang akan guru BK nya sampaikan.
"Permisi." Adeera membuka pintu, langsung disambut dengan udara dingin dari AC ruang BK. Alhamdulillah, rejeki abis panas-panasan.
"Sini Deera." Bu Retno langsung menyambut Adeera, yang terlihat baru saja selesai berbicara dengan mang Asep.
"Mang Asep?" Bukannya menyaut bu Retno, Adeera malah tertarik pada kehadiran Mang Asep. "Ada apa mang?"
"Nganu non," Mang Asep memandang Adeera dengan getir.
"Apa mang?" Adeera menunggu perkataan mang Asep.
"Non deera pulang sekarang ya." Ucap mang Asep akhirnya.
"Loh, kan belum jam pulang. Deera pulangnya entaran mang, nanti juga ada English Club jadi pulangnya sore."
"Tapi non," Mang Asep menjeda. "Bapak sudah nunggu di rumah."
"Ayah sama mamah udah pulang? Kok cepet?" Adeera langsung meruntuki Mang Asep dengan pertanyaan. Saking tidak percayanya.
Mang Asep hanya mengangguk.
"Kalau gitu, kita pulang sekarang, bentar ya mang, Adeera ganti baju dulu, eh apa ga usah ya mang?" Adeera nampak berpikir. "Yaudah, Adeera ambil tas dulu di kelas ya."
Adeera langsung lari terbirit-birit, bu Retno yang hendak berbicara sudah kadung menahan diri. Adeera sudah hilang dari kasat mata, ia terlihat bahagia sekali dengan kabar dari mang Asep.
****
"Mang kok tumben Ayah sama Mamah pulang cepet? Kita mau makan di luar ya?" Bahkan sejak di mobil Adeera masih tersenyum, tidak sabar bertemu dengan Bastiar dan Mamah.
Mang Asep tidak menjawab apa-apa, hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
"Mang Asep diem aja pasti disuruh Ayah ya? pasti main rahasia lagi kan? Ga asik!"
Adeera akhirnya diam, kesel sendiri karena sejak tadi diabaikan mang Asep. Ia memilih memandang ke arah jalanan, melihat betapa ramainya Jakarta bahkan di jam sibuk seperti ini. Sampai akhirnya ia tertidur.
"Non, sudah sampai non." Mang Asep membangunkan Adeera pelan-pelan, sebenarnya tidak tega mengganggu tidur Deera yang lelap.
Adeera mengusap usap matanya, lalu membukanya perlahan. "Udah ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Other Love
EspiritualTidak ada yang mudah dengan menerima anggota keluarga baru. Adeera teringat dongeng cinderella yang pernah papah bacakan sebelum ia tidur. Apakah rasanya akan seperti itu? Adeera ragu, Lagipula mamah tidak akan mengijinkan anak seusinya bertemu pang...