Part 1

116 44 12
                                    

Mohon maaf jika ceritanya kurang menarik karena ini adalah karya cerita pertama saya. Saya harap kalian bisa menikmatinya.


(Anna Selviana Hilton)

∆∆∆

"Alvin sini" panggil Anna.
"Ngapain?" tanya Alvin duduk disamping Anna.
"Rebahan disini cepetan!" Anna menepuk pahanya. Meski binggung Alvin tetap meletakkan kepalanya di paha Anna.
"Andre cepetan!" panggil Anna. Sedetik kemudian Andre datang membawa piring bersisi mentimun"nih"

Anna menaruh potongan mentimun di wajah Alvin. Sedangkan Andre sibuk mencomot mentimun yang sudah tertata rapi di wajah Alvin. Padahal Anna sudah melarangnya.
"Ckckck Mata lo udah kayak lingkaran panda aja vin!" ucap Andre prihatin dengan mulut penuh mentimun.

"Makanya gue kompres biar wajah lo keliatan fresh lagi Al. Biar gak jomblo terus."
"Gak sadar situ juga jomblo" cibir Andre
"emang! Dari pada lo, dasar jomblo akut kurang belaian!"
"Hello baru kemarin gue putus, biar pun sekarang gue jomblo  kita liat aja besok!  Sedangkan lo? ckckck miris nasib lo kak" ujar Andre membanggakan dirinya.

"Contoh gue dan Andre dong, jomblo berkelas." ucap  Alvin.
"Ya elah jomblo mah jomblo aja"
"Biarin jomblo yang penting happy. ya gak vin" ucap Andre ingin berhigh five dengan Alvin.
"yehh ni bocah udah tidur aja"

"Stth yuk Dre kita berangkat biarin aja Alvin tidur kayaknya dia capek banget." ucap Anna meletakkan kepala Alvin secara perlahan.

***
Anna dan Andre saling mengejek sesekali tertawa bersama, berjalan santai  memasuki salah satu mall dengan tangan Andre yang merangkul Anna. Beberapa pasang mata menatap mereka kagum berpikir bahwa mereka sepasang kekasih yang sangat serasi.

Tiba-tiba seorang gadis mendorong Anna hingga dia sedikit terhuyung ke belakang.

Anna pov

"Lo apa-apain sih dateng main dorong orang sembarangan"
"Lo yang apa-apa-an! NGEREBUT PACAR ORANG SEMBARANG!!" kata gadis itu menunjuk wajah gue dengan mata melotot.

Dada gadis itu naik turun menahan emosi. Gue yang awalnya binggung mulai sadar dengan apa yang gadis ini katakan. Gue menatap Andre meminta penjelasan tapi Andre hanya menjawab dengan seyuman lebar menunjukkan deretan giginya.

"Dre, aku masih sayang sama kamu, gak mungkin kamu mutusin aku demi cabe murahan kayak dia" ujarnya memeluk lengan Andre.

Enak saja ngatain gue cabe, sepertinya dia tidak sadar siapa yang cabe. Gue memandang tajam Andre entah sudah berapa kali gue dilabrak dengan kata kasar oleh gadis yang mengaku sebagai mantan bahkan pacar Andre karena berpikir gue adalah selingkuhan playboy cap ikan teri ini. gue juga tidak habis pikir mereka rela berteriak dan menagis, mempermalukan dirinya di depan umum hanya karena tidak ingin putus dari Andre.

gue Pengen banget teriak di depan wajah mereka. ngaca dong yang cabe itu siapa saya apa situ?,, nggak punya kaca?  Mau gue kasi pinjem kaca?,, nih gue kasi kaca spion. Tapi sayang gue masih punya harga diri.
  "Gue bukan cabe murahan! Kalau lo mau, ambil aja dengan senang hati gue sumbangin, gue gak perlu cowok model begonoan" ujarku santai menunjuk Andre dengan dagu.

Andre terseyum tipis mengedipkan sebelah matanya. Dalam hati aku ingin sekali mencongkel kedua bola mata itu "Sayang!! Mulutnya di rem dong, kamu tenang aja aku gak akan perpaling dari kamu kok." kata Andre terseyum miring. "Dan buat lo! Emang kita pernah pacaran? Jadi, lo gak usah sok kenal dan jangan pernah ganggu cewek gue lagi" kata Andre menarik lengannya dan  memeluk pinggang gue. "Yuk sayang, maaf ya ada sedikit gangguan sampai kamu di bilang cabe murahan" kata Andre terseyum geli menatap jenaka ke arah gue. Sumpah jijik gue mendengernya.

Aku memutar bola mata malas Kalau bukan adik sendiri, ingin sekali aku mendang Andre jauh dari muka bumi ini.
"Gak pa-pa, sayang. " Gue menekankan kata Sayang kemudian mencubit perut rata Andre, hingga Andre berdesis karena rasa perih yang menjalar di perutnya.
"Makan tuh sayang!! Nyesel gue jalan bareng lo" kata gue melipat tangan di dada.
"Sabar ya kakakku tersayang memang susah mempunyai adik yang tampan melebihi Alvaro Mel" kata Andre membenarkan jambulnya sok ke gantengan.

Selama di mall Anna terus bersikap seolah-olah Andre adalah pembantu.
"Andre itu lucu"
"Ndre gue mau yang itu"
"Ambilin novel yang itu"
"Bukan yang itu!"
Dan bagian yang paling Andre benci"bayarin Ndre"

Tidak puas dengan itu saja Andre harus membawakan semua barang belanjaan gadis yang paling berarti setelah Mamanya.

***
Alvin menggeliat karena sentuhan lembut membelai pipinya.
"Ehh tante Naya sama om Rendi" ucap Alvin mengumpulkan kesadarannya.
"Kamu ada masalah Al?" tanya Kanaya lembut.
"Gak kok tante" elak Alvin.
"Bocah kita kenal kamu bukan setahun dua tahun tapi dari kelas 1 SD jadi kita sudah tau tabiat kamu kayak gimana" ujar Rendi.

"Huaaa Alvin tercyduk dengan om Rendi tercinta" ucap Alvin mengambur kepelukan Rendi.
"Please deh Al, om masih sehat. Om masih sayang Istri. Kalau pun  mau selingkuh om akan milih cewek seksi dan bohay bukan cowok manja si pembuat onar dan Maskulin kayak kamu!"
"Pa.pa!!"
"Bercanda sayang" ujar Rendi mencium kening Kanaya.
"Inget umur!!" cibir Alvin.

"Awas aja kalau papa benar selingkuh!! Al Kamu ada masalah sama papa kamu lagi kan?" tebak kanaya tepat sasaran.
"Kemarin orang itu pulang, tan." ucap Alvin sedu, Kanaya segera merangkul Alvin ketika mata cowok itu mulai berkaca-kaca.

"Meski begitu dia tetap papa kamu Al. seiring berjalannya waktu papa kamu pasti akan sadar kalau di dunia ini ada kamu yang menunggunya"nasehat Rendi.
"Tapi, waktu terkadang tidak menyembuhkan segalanya, tapi waktu menyatakan segalanya. Hingga detik ucapan ini diucap, tak ada perubahan berarti dari papa. Masih sama seperti dulu, salahkan jika Alvin merindukan perhatian papa?" risih Alvin.

"Kamu gak usah sedih disini ada tante,om,Anna,dan Andre yang menyayangi kamu"ujaar Kanaya seperti biasa penuh dengan kasih sayang.
"Makasih om tante Al gak tau gimana kehidupan Al tanpa kalian. Mungkin, Al gak akan tau bagaimana kehangatan dalam sebuah keluarga.  Kalian selalu ada untuk Alvin. memberi Al kasih sayang, walaupun Al bukanlah Keluarga kalian"

"Kamu udah kita anggep kayak anak sendiri Al jadi jangan sungkan" ucap Kanaya memeluk Alvin."om gak mau peluk Alvin?" ucap Alvin manja merentangkan tangan
"kayak teletabis aja pelukan"
"Alah om pakek gengsi segala" ucap Alvin menarik  Rendi, jadilah mereka bertiga berpelukan.

"Wah kalian gak ngajak pelukan" seru Anna berjalan menenteng satu paper bag milik Andre dengan riang. Jangan berpikir Anna tidak berbelanja, ia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, karena di belakang sudah ada Andre yang kerepotan membawa belanjaan milik Anna dengan terpaksa. Anna pun langsung ikut berpelukan dengan mereka.

"Andre juga ikut" ucap Andre meletakkan dengan kasar barang milik Anna.
Jadilah mereka berlima berpelukan.

"Mama gak bisa napas"
"Andre bangun berat bego"
"Huh remuk tulang papa"
Mereka mengurai pelukan dengan berbagai keluhan.

"Ohh iya hampir aja lupa Al dan Andre mau ngasih hadiah kecil untuk kalian" ucap Alvin mengambil sebuah Amplop dan menyerahkannya Kepada Kanaya dan Rendi.
Kanaya membuka lembaran itu dengan tidak sabaran.
" mohon kehadirannya tepat waktu di Ruang Kesiswaan sehubungan ada masalah yang perlu di musyawarahkan."

"ANDRE, ALVIN! KALIAN!!!" teriak Rendi dan Kanaya
"KABURR" Ucap Andre dan Alvin menarik tangan Anna menaiki tangga.
"belanjaan kita,Andre!"
"Udah biarin aja dulu"
"Huh lagian lo berdua sih bikin masalah doang kerjaannya sampai dapet panggilan orang tua lagi"

∆∆∆

Maaf ya kalau ceritanya agak gaje dan banyak typo. Harap di maklumi soalnya aku baru belajar buat cerita.
Jadi aku mohon bantuannya sehabis di baca langsung di vote ya Jangan lupa untuk memberika komentar. Aku harap juga ada yang memberikan kritikan dan saran.
Terima kasih .

I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang