Part 3.

77 37 8
                                    

Dibawah Langit gelap bertaburan bintang, dua insan manusia duduk diselimuti keheningan.

Keyvan minum coklat panasnya perlahan, ia terlihat sangat menikmatinya.

"Huh caranya menikmati coklat panas, sangat keren membuat wajahnya terlihat lebih ganteng...APA?! GANTENG?! Kayaknya gue salah makan deh" Anna menggelengkan kepalanya.
"Kenapa lo?" tanya Keyvan

"Gak kenapa cuma lo keliatan menghayati banget minumnya" jawab Anna membuat Keyvan terkekeh.

"Buat gue Secangkir cokelat panas Rasa pahit dan manisnya sangat terasa saat seseorang meminumnya Menyadarkan kita bahwa hidup bukan sekedar rasa bahagia Tapi juga rasa sedih." ucap Keyvan dengan pandangan menerawang.

"Saat gue merindukan sosok papa, gue cukup minum coklat panas. Coklat punya cara sendiri buat membawa gue kembali ke masa lalu." ucap Keyvan semakin membuat Anna bingung. Bukankah bokap Keyvan masih hidup tapi karena urusan pekerjaan tidak bisa ikut makan malam? Berbagai pertanyaan menghampiri benak Anna. Ia ingin sekali bertanya kepada Keyvan, tapi untuk ukuran bau kenal beberapa jam itu terlalu lancang menurut Anna.
"Kalau kepo tanya aja, gak usah dipendam ntar lo stres" ucap Keyvan menyentil lipatan dahi Anna.
"Kalau gitu bokap lo kemana?" tanya Anna hati-hati.

"bokap gue jauh kesana" ucap Anna menunjukan bintang yang paling cerah.
"Ha? Trus yang dibilang tangen yuli lagi ada urusan di bandung siapa?" tanya Anna semakin binggung.
"Bunda nikah lagi satu minggu yang lalu, dan katanya papa tiri gue juga punya anak yang seumuran sama gue. Tapi, anak papa belum tau." ucap Keyvan tidak ada yang ditutupi.
"ohh lo seneng tante yuli nikah lagi?" tanya Anna.
Keyvan terseyum memandang wajah Anna.
"Gue seneng, apapun yang bisa buat bunda bahagia gue senang. Tapi, posisi ayah gue gak akan tergantikan." ucap Keyvan, Anna memberanikan diri untuk menepuk pundak Keyvan"gue salut sama lo Key"
***

Sepulang dari rumah Keyvan, Anna mengganti baju,tidak seperti biasa Anna mematikan lampu di kamarnya dulu sebelum tidur. Tidak perlu menunggu waktu lama Anna sudah terbang ke alam mimpi.

Anna sangat takut ia menjerit kuat-kuat. Kedua kaki dan tangannya di ikat begitu erat
sekujur tubuhnya sudah di penuhi oleh luka.
"Om.....sakit....hikss....jangan....om"tangis Anna semakin keras ketika salah satu pria berbadan besar menjambak Anna, hingga Anna merasa kulit kepalanya serasa robek akibat jambakan pria itu terlalu kuat.
"Diam cantik" ucap orang itu membelai pipi Anna. Anna hanya bisa menangis dan meronta.berharap ada orang yang akan menyelamatkannya.

"Pergi......tolong......sakitt" Anna meracau dalam tidurnya.

***

Keyvan berjalan kebalkon kamar, ia ingin menikmati dinginnya angin malam ditemani secangkir coklat hangat.

Keyvan menggelengkan kepala melihat kecerobohan Anna membiarkan jendela kamarnya terbuka, mempermudahkan maling mencuri di rumahnya.

"Pergi......tolong......jangan sakiti Anna"

"Kok gue denger suara si anak setan minta tolong ya?" Keyvan menajamkan pendengarannya. Keyvan berpikir jangan-jangan benar dugaannya kalau ada maling yang masuk ke kamar gadis itu.
"Wah parah gue harus tolongin dia" gumamnya bertekad membantu Anna.

Dengan berbekal keberanian dan sebuah payung Keyvan berdiri di balkon kamarnya untuk meloncat ke kamar Anna. Katakan saja Keyvan gila karena membahayakan nyawanya untuk membantu gadis yang baru dia kenal beberapa jam lalu. Bahkan awal pertemuan mereka tidak begitu baik.

Bisa saja Keyvan berpura-pura tidak tahu tapi Keyvan masih memiliki hati nurani. pertama Keyvan tidak mau besok kompleksnya heboh dengan adanya berita seorang gadis di temukan tewas tidak bernyawa dikamarnya diduga karena menjadi korban perampokan. Kedua, Keyvan tidak ingin arwah gadis itu gentayangan dan mengganggunya karena tidak membantunya.

Brukkk

Akhirnya Keyvan berhasil masuk ke kamar Anna dengan pendaratan yang kurang sempurna.
"Aduhh"
Rintih Keyvan, ia merasa jidatnya berdenyut 5x lebih cepat dari jantungnya seperti ada benjolan besar di dahi seksinya. Payungnya pun sudah hilang entah kemana.

"hiks....sakit"

Keyvan bisa mendengar jelas isak tangis Anna meskipun kamarnya dalam keadaan gelap gulita Sehingga sedikit mempersulit Keyvan.

Akhirnya Keyvan menemukan sakelar lampu kamar Anna dan menyalakannya. Anehnya, dia tidak melihat orang lain selain Anna di kamarnya.

Keyvan berdecak kesal ternyata bukan maling tapi hanya mimpi buruk. Keyvan menghampiri Anna bergerak gelisah dalam tidurnya, keringat dingin membanjiri tubuhnya dan ia terus meracau tidak jelas.

"Anak setan bangun oi " ucap Keyvan menepuk pipi Anna.
"Sakit...tolongin Anna takut"
"Anna lo cuma mimpi" Keyvan khawatir Anna terus meracau ketakutan bahkan air mata keluar dari kedua matanya yang tarpejam.

Baru saja Keyvan ingin mengambil air. Tiba-tiba Anna bangkit dan langsung memeluk tubuh Keyvan sangat erat.

Bahu Anna naik turun Keyvan membiarkan Anna menangis di dadanya bahkan bajunya sudah basah karena Anna. Keyvan mendekap tubuh mungil Anna, tangan kanannya bergerak mengelus rambut Anna. Keyvan meletakkan dagunya di kepala Anna wangi shampo Anna menyeruak memasuki penyiuman Keyvan "Stthh tenang" Keyvan menepuk perlahan punggung Anna berharap gadis ini bisa tenang.
"Jangan pergi Anna takut, sa-sakit." ucap Anna di sela tangisnya.
"Iya gue janji, asalkan lo tidur lagi" Keyvan terseyum tipis karena Anna menganggukan
Kepalanya di dada Keyvan dan semakin mengeratkan pelukannya. Gadis ini benar-benar membuat Keyvan shock!

Nafas Anna berhembus teratur dan isak tangis sudah berhenti dari mulut Anna. Keyvan menguraikan pelukan dia meletakkan Anna secara perlahan.
"Seseram itukah mimpi lo? sehingga Tangisan lo terdengar begitu pilu." gumam Keyvan membenarkan bantal dan selimut Anna.

Lalu ia kembali meloncat ke kamarnya. Tentunya dengan pendaratan lebih sempurna dari pada sebelumnya.
***
Pagi ini Anna sudah terlihat rapi memakai seragam dan jas army almamaternya.
"Pagi semua" sapa Anna mencomot roti milik Andre.
"Ehhh kak balikin itu roti punya gue." kata Andre, berusaha mengambil rotinya.
"Ck pelit banget itu roti masih banyak di meja!"ucap Anna menunjukan roti diatas meja dengan dagu.

"Anna jangan gitu kembaliin rotinya Andre"ucap Kanaya.
"Gak mau ma pengen rotinya Andre" ucapnya cengengesan
"Ehh gue lupa itu roti isi udang kak" mendengar ucapan Andre,Anna langsung memblalakan matanya.
"AVHA???UDHANG??"pekik Anna dengan mulut penuh roti membuat beberapa roti mengenai wajah Andre.
"Etthh dah lo bikin hujan coklat lokal"kata Andre mengusap wajahnya dengan tissu.

"Anna kamu sudah besar masih jorok seperti itu"kata marcel menatap Anna jijik.
"Wait roti? Isi udang?......wah ini penipuan, pengen di tabok lo Ndre!" ujar Anna mencubit lengan Andre
"Duh...duh...jangan main cubit dong, Na." ujar Andre mengusap lengannya.
"Gak peduli!!"

"Kalau lagi makan jangan ribut" tegur Rendi.
"Ya maaf pa, kalau gitu Andre jalan sekarang ya ucap Andre
"Tunggunin dong, ma pa Anna jalan juga ya, daaa" ujar Anna berlari menyusul Andre
"Iya hati-hati ya sayang" pekik Kanaya.

∆∆∆

(Alvin Agatha Anderson)

Hai jangan lupaa vote dan komen ya:v

I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang