PART 10

63 33 0
                                    

Seorang pria baru saja keluar dari minimarket, ia memincingkan matanya ketika melihat seorang gadis berjalan membawa tumpukan buku di bawah Sinar matahari begitu terik dan menyengat kulit. Ia berjalan santai menghampiri Anna.

"Taksi pada kemana sih? Gak tau apa tuan putri udah kepanasan dari tadi jalan di atas aspal" pria itu bisa mendengar gadis itu menggerutu kesal. Ia ingin menghampiri gadis itu tapi sayang ada orang yang selangkah lebih cepat darinya.

"Anna lo pulang bareng gue" ucap Keyvan mencengkram tangan Anna.
"Gak perlu.....gue cuma orang bodoh yang gak bisa ngerjain satupun soal matematika gak pantes dekat orang jenius" jawab Anna acuh tanpa melihat orang itu, ia mempercepat langkahnya.

Anna menghentakkan kaki tanpa mengidahkan lubang kecil di depannya. Ia tersandung bersiap untuk jatuh.

"Aww" Anna memejamkan matanya.

Akan tetapi Anna tidak merasa sakit sama sekali, ia merasakan ada sebuah tanggan kekar yang melingkar di pinggangnya. Ia memberanikan diri untuk membuka mata.

Mata coklat terangnya bertubrukan dengan seorang lelaki pemilik Mata hazel itu. Jantung mereka berdebar sangat keras. sejenak mereka saling tertekun dengan pesona satu sama lain.

"Keyvan, Bisa lepasin gue?" Kata Anna gugup menepuk pelan bahu Keyvan. Keyvan tersadar dengan posisi mereka yang terlalu dekat langung melepaskan Anna.
"Eh makasih Key"
"Hmm"

"Duhh" desis Anna berjongkok memegang kaki kananya.
"Lo Kenapa Na?"Keyvan  berjongkok menyamakan tingginya dengan Anna.
"Sepatu gue jebol" ucapnya mengangkat kaki kanannya dengan wajah cemberut.
Keyvan terseyum tipis dan mengacak rambut Anna. Ia berbalik badan memunggungi gadis itu"Cek ngeropotin aja sih lo"ucap Keyvan berlagak kesal.
"Lo mau ngapain?"tanya Anna kembali berdiri.

Keyvan semutar bola mata malas"Ya mau gendong lo lah....cepet sini naik"
Anna yang malu membuang pandangannya berusaha menutupi semburat merah di pipinya .

"Ahh enggak, malu gue di liatin orang, gue jalan aja"katanya menolak ajak keyvan
"Cih ini jalanan panas bego"kata keyvan
"Peduli amat"kata anna duduk di trotoar melepas Sepatunya dengan semangat membuang ke tempat sampah. Ia bangkit lalu...."ha'ah ha'ah  panes panes" kata anna menghentakkan kakinya,  tanpa aba-aba meloncat ke punggung keyvan.
"Sakit gadis bodoh! " ujar Keyvan berdiri membenarkan posisi Anna sebelum berjalan.

Dari kejauhan Alvin melihat mereka dengan senyum kecut. Iya pria yang keluar dari minimarket itu adalah Alvin.

Keyvan meletakkan Anna dengan hati-hati di bangku panjang dekat minimarket. Keyvan menekuk lutut di depan Anna,  tanpa meminta izin dulu tangan kiri Keyvan memegang pergelangan kaki Anna, sedangkan tangan kanannya menggosok-gosok telapak kaki Anna.

"Masih sakit?"
"Ee lumayan"
"Sampai rumah lo kompres pakai es batu"
"Makasih ya Key"
"Hmm berdiri!" Keyvan berucap dengan wajah datarnya, Anna yang binggung hanya mengikuti saja.

Keyvan melepaskan jaketnya lalu mengikatkannya di pinggang Anna. Dada Anna berdesir menerima perlakuan lembut Keyvan. "Mau jadi cabe make rok pendek gini?" ucap Keyvan menyentil kening Anna.
"ini tuh lagi ngetrand, lo aja yang kurang gaul"
"Gaul apanya? Lo gak liat banyak laki-laki yang liatin paha lo"
"Cie lo cemburu ya?"
"Pe-de lo"

Sesampainya dirumah Anna melihat Andre dan Alvin sedang asik bermain PS.
"ANDRE, ALVIN" pekik Anna duduk diantara Alvin dan Andre.
"Tempat duduk luas kenapa harus dini?" tanya Andre  masih fokus dengan gamesnya.
"Karena gue pengen" jawab Anna.
"Udah balik kekamar sana" seru Alvin.

Anna menghela nafas kasar "kalian lebih milih games dari pada Anna yang cantik unyu bin ngemesin ini?" ujar Anna dramatis.

Andre dan keyvan menghela nafas, akan panjang urusannya jika mereka tetap mengabaikan Anna.

"Lo pulang bareng siapa? Keyvan Mana?" tanya Andre
"Keyvan lah dan mana gue tau orangnya dimana lo pikir gue emangnya! Udah ah gue mau ke kamar" kata Anna mencium pipi kiri Andre dan Pipi kanan Alvin.
"duhh pipi gue gak perawan untuk kesekian kalinya" ucap Andra.

Andre menyikut perut Alvin karena pria itu hanya bengong memperhatikan punggung Anna. Alvin mengangkat alisnya seakan bertanya Kenapa.

"Sampai kapan lo bakal mencintai dia dalam diam Vin?" tanya Andre merebahkan dirinya di sofa.
"Sampai dia peka dengan perasaan gue" Alvin ikut merebahkan diri ia memandang kosong ke atas.
"Lo nunggu di peka sampai lebaran monyet selesai tu cewek gak bakal peka"

"Cinta itu bisu Dre, tapi ketika dalam hening lo bisa meluapkan semua rasa dan memahami yang dia rasa. Cinta itu melumpuhkan, Hingga lo buta, bisu, dan tuli. Gue harus sabar menunggu, sampai gue rasa dia memang mencintai gue maka saat itu penantian gue akan terbalas" ujar Alvin membenarkan jambulnya "puitis kan gue?" tanya Alvin mengangkat Alisnya.
"Lidah lo itubergulat dengan kebohongan, karena bibir lo ingin mengucapkan kejujuran. Tapi, badan aja lo gede, ngomong sok puitis, mengutarakan tiga baris kata aja susahnya mintak ampun. Seharusnya lo kejar kebahagian lo dengan perjuangin cinta  itu" cibir Andre.
"Sok bijak lo njing" Sebuah bantal melayang ke wajah Andre sedangkan yang melempar hanya pergi tanpa dosa.

"Mau kemana Al?" pekik Andre.
"Cari angin sumpek gue liat muka babi lo"
"SADAR DIRI OI, PALINGAN LO NYARI ANGIN DI KAMAR KAK ANNA" teriak Andre karena Alvin sudah berada di lantai dua.
***

Alvin dan Anna berdiri di depan jendela kamar Anna memandang indahnya bintang yang bertaburan di langit.
"Al" panggil Anna
"Hmm" gumam Alvin masih fokus melihat bintang.
"Al"
"Apa my baby bunny" Anna terkekeh melihat raut wajah kesal Alvin ketika Anna menggangunya melihat bintang.
"Lo kenapa suka liat bintang dalam keadaan hening?"entah sudah berapa kali sudah Anna bertanya, dan berkali-kali juga Andre hanya menjawab dengan kalimat yang sama.
"Karena gue berharap sepi membisu, dan yang gue Denger hanya suara lo" Anna berdesis selalu saja seperti itu.

"Bagi gue, lo adalah Bintang dan gue adalah bulan. Lo Hidup layaknya bintang yang sekuat tenaga menjaga kilaunya, dan gue adalah bulan yang pernah bisa menggapai bintang yang bersinar cerah. Tapi lo tidak pernah sombong ataupun menonjolkan diri dan selalu menemani gue yang sendiri diantara jutaan bintang lainnya. Anna lo adalah suatu keindahan penuh makna." Ujar Alvin tersenyum lembut memandang Anna tepat di manik mata gadis itu.

"Tapi, Al. Coba lihatlah betapa kuat dan tegarnya bulan dalam kesendirian. Dan gue akan selalu berada disamping lo. Bukankah Bulan dan Bintang diciptakan hidup bersama dalam langit yang sama. Maka dari itu Anna akan selalu menjadi bintang kecilnya Alvin" kata Anna tersenyum manis memamerkan giginya yang tersusun rapi.

Alvin tidak ingin larut dalam suasan seperti ini. Ia bangkit dan mengacak rambut Anna. "Gue pegang ucapan lo, Na. Sekarang lo tidur karena hari yang panjang akan menunggu lo besok" ujar Alvin mendorong tubuh Anna ke Ranjang lalu menyelimutinya.
"Gue pulang dulu ya" ucap Alvin mengelus puncak kepala Anna.
"Hati-hati ya bang Al" Anna melambaikan tangan dan memberikan kiss bye untuk Alvin.

"Akankah bintang merindukan bulan bila Bintang tak hadir dalam langit malam setelah bertemu sang matahari.” Batin Alvin ingatannya tertuju saat tadi siang, Ketika ia melihat Keyvan. Memang Keyvan terlihat acuh, dan tidaj suka berada didekat Anna. Tetapi, mata pria itu mengisyaratkan lain, dan Alvin sangat tahu apa arti tatapan yang selalu Keyvan berikan kepada Anna. Bukan acuh dan tidak suka tapi Cinta.

∆∆∆

Hai guys gimana ceritanya semoga aja gak semakin gaje ya😂


(Kanaya Mily Hilton)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kanaya Mily Hilton)

I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang