part 16

42 17 1
                                    

Sudah lima hari Keyvan berbaring di ranjang rumah sakit karena tangannya mengalami infeksi dan sudah lima hari pula Anna menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk merawat Keyvan. Bahkan dirinya pulang hanya sekedar untuk berganti baju dan mengambil buku saja selepasnya ia kembali rumah sakit.

Hanya terjadi keheningan di diruangan bercat putih yang khas dengan aroma obat ini. Anna hanya fokus menatap Keyvan yang sedang terlelap bahkan tanpa sadar ia menitikkan air mata. Perasaan bersalah kembali menyelimuti benaknya, ia merasa jika saja dirinya bisa melawan Intan dkk pasti Keyvan tidak akan berakhir seperti ini.
"Kenapa nangis?" Suara serak khas orang baru bangun membuyarkan lambunan Anna. Ia terseyum bangkit berjalan mendekati Keyvan.

"Untung lo bagun sendiri hampir aja gue lupa kalau sekarang waktunya lo untuk minum obat" Anna berniat menghapus air matanya tapi sebelum itu sudah ada tangan yang menghapusnya terlebih dahulu. "Jangan nagis muka lo jadi jelek kayak bebek" gurau Keyvan sembari mengulum seyum.
"Apaan sih, sekarang lo makan dulu tadi gue beli bubur ayam" ujar Anna mengambil mangkung bubur di nakas.
"Gue gak mau makan" ucap Keyvan menggelengkan kepalanya. Anna memberikan Keyvan tatapan tajam, sejujurnya ia sedikit kesal semenjak sakit Keyvan berubah menjadi lebih manja.

"Ihh....Keyvan makan dong trus minum obat biar cepet sembuh"
"Oke gue makan, tapi suapin" rengek Keyvan manja, Anna memutar bola matanya malas menyuapkan sesendok bubur.
"Manja banget sih, bukannya hampir setiap hari gue yang nyuapin"

"Hehehe seneng deh bisa manja sama calon istri " Keyvan mencubit pipi Anna yang memerah ketika Keyvan menggodanya.

"Lo yakin yang infeksi itu cuma tangan, dan bukan otak lo?" Tanya Anna menautkan alisnya. Keyvan hanya menggeleng kepala polos. "Bukan hanya otak tapi hati, jiwa dan raga gue telah terinfeksi virus cinta lo" gombal receh Keyvan tapi anehnya berhasil membuat Anna tersipu.

Anna membersihkan sisa bubur yang menempel dibibir Keyvan lalu Anna beralih mengambil obat di nakas. Sedari tadi Keyvan tak pernah melepaskan pandangannya dari Anna membuat gadis itu risih setengah mati.

"Mata gue ada beleknya ya, sampek lo pantengin terus?" Tanya Anna mengusap wajahnya.
"Lo cantik makanya gue betah liatin lo" ucap Keyvan menunjukkan deretan giginya.

"Gombal lo, Nih minum" Anna menyodorkan nampan yang sudah lengkap dengan air putih dan obat kepada Keyvan. Tanpa pikir panjang pria itu langsung menghabiskan obatnya sebab dia tak ingin Anna marah-marah.

***
"Anna lo pulang gih, istirahat biar gue yang jagain Keyvan. Gue gak mau liat lo sakit." bujuk Alvin mengelus puncak kepala Anna. Ia memang sudah mengetahui semua kejadian yang ia lewatkan selama turnamen dan dia cukup menyesal atas perlakuannya kepada Keyvan tempo lalu.

"Gak mau Al! Lebih baik lo yang pulang duluan" Ucap Anna kekeh. Saat ini mereka hanya berdua dikamar inap Keyvan karena pria itu sedang melakukan pemeriksaan.
"Tapi lo harus istirahat, tidur yang baik itu 6 - 7 jam dan lo? Cuman tidur 3⅛ jam. Awas lho kalok kurang tidur bisa menyebabkan penyakit kanker" bujuk Keyvan berusaha menyakinkan Anna.
"Sejak kapan kurang tidur jdi kanker, pinterr?" Tanya Anna menarik hidung mancung Alvin gemas.

"Menurut buku yang tidak pernah gue baca, kanker dapat disebabkan karena kekurangan tidur yang menyebabkan gangguan pada jantung yang lemah, karena jantung perlu beristirahat dengan baik. Mengerti cantik" Alvin ikut menarik hidung pesek Anna
"Dimana-mana kurang tidur itu mata yang perlu di istirahatin, Kalau jantung istirahat lu mati Bego" Anna menarik hidung Alvin lebih keras membuat sang empunya hidung mangaduh kesakitan. Anna langsung panik dan mengusap pelahan hidung Alvin.

"Mata lo merah hidung lo makin hari bukannya nambah mancung malah nambah pesek. Pasti kebanyakan nagis"

"Denger ya Alvin! Mata gue memang mengeluarkan air mata, hidung gue memang keluar ingus tapi dua hal yang harus lo tau, bibirku terseyum sangat lebar dan hatiku berbunga-bunga bahagia karena bisa menjaga dan merawat dia" ucap Anna lancar dan entah kenapa terasa seperti ribuan jarum yang menusuk didada Alvin.

Alvin terseyum samar sebelum menghela nafas berat bangkit dan mengacak rambut Anna "oke kalau lo emang masih mau istirahat tapi gue gak bisa nemenin lo lebih lama. Hari ini ada jadwal latihan karate jadi gue pergi dulu"

"Hmm hati-hati Al"

***

Sedari tadi Anna terus merubah posisi tidurnya, berkali-kali ia mencoba untuk memejamkan matanya tapi tetap saja matanya terus berjaga dan pikiran selalu melayang ke Keyvan. Andai saja pria itu tidak memaksa dirinya untuk pulang pasti Anna masih berada dirumah sakit.
"Telpon jangan? Telpon jangan?" Anna terus bergelut dengan hpnya seperti orang bodoh menunggu panggilan dari seseorang akan tetapi terlalu gengsi untuk menghubungi orang tersebut terlebih dahulu. "Arggh...bersetan! Bodo amat dia mau ngapain. Gue bukan siapa-siapa jadi gak pantes Khawatir berlebihan kedia, dia yang jangankan khawatir mikirin gue aja belum tentu" Anna menenggelamkan wajahnya dibandal lalu tangannya menghajar boneka doraemonnya tanpa ampun.

Tok....tok...tok....

Anna menghentikan aksinya sebab mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Masuk aja" seru Anna.

"Bagaimana keadaan Keyvan, sayang." Tanya Kanaya mengelus kepala putrinya dengan sayang.
"Udah membaik kok, ma. Kata dokter besok udah boleh pulang"
"Syukurlah, sekarang kamu tidur ya besok kamu kan sekolah" Kanaya mencium puncak kepala Anna.

Waktu sudah menunjukkan pukul setangah dua tapi Anna masih saja berjaga. Entah kenapa dia masih saja memikirkan Keyvan dengan gombalan recehnya tapi mampu membuat Anna tersipu.

Drett...drettt...drettt

Tanpa melihat siapa yang menelpun Anna menganggatnya dengan sedikit kesal
"Halo siapa sih gak punya kerjaan banget telpun malem-malem? Kalau kangen besok aja, sekarang lagi bad mood mode on"
"Gas blong? Nyerocos trus lo" Anna diam, ia menjauhkan ponselnya sambil berpikir sejenak sebelum melihat sang empunya suara.
"Suara Keyvan tapi nomer orang lain" batin Anna

"Woi! gue malah dikacangin, ini Keyvan nyet."
"Gak perlu teriak gue gak budek!" Sinis Anna mengubah posisinya menjadi bersandar.
Disebrang sana Keyvan terkekeh mendegar nada sinis Anna "Kenapa belum tidur?"
"Belum ngantuk"
"Boong pasti lo lagi mikirin gue kan?"

"Unfaedah! Lo kenapa belum tidur? Seharusnya lo istirahat"
"Gue mikirin lo karena gue yakin lo belum tidur"
"Yelah gue udah gede jadi gak usah dipikirin stress baru tau rasa"
"Kalau mikirin lo seorang mah gak bakalan stres, kalau mikirin yang lain bisa jadi, Apa ini yang namanya cinta ?" Ucap Keyvan ngasal tanpa sadar membuat pipi Anna bersemu merah.

"Cinta cinta pala lo peyang" Anna mengeram kesal mendengar gelak tawa Keyvan ingin rasanya ia membunuh manusia semacam Keyvan "ish.. Udah malam nih
Waktunya bobo, selamat malam, selamat tidur, mimpi indah, semoga gak dicari nyamuk, semoga hari esok lebih baik dari hari ini, dan lo jadi waras lagi" Anna langsung melempar ponselnya asal.

"Arghh Keyvan Kamvret" Anna menenggelamkan wajahnya bantal lalu tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman tipis. Rasanya semua pikiran yang menggangu Anna tadi terbang entah kemana setelah mendengar suara Keyvan, bahkan tanpa gadis itu sadari pria yang baru saja ia ajak berbincang tengah berdiri dibalkon kamarnya dan menatap Anna penuh arti.

~¤~

I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang