part 15

43 16 1
                                    

"Sial! Sial! Sial!" Keyvan menendang pintu kamar mandi yang tidak bisa dibuka itu.
"Tolong.....Anna takut...." Suara rintihan Anna semakin membuat Keyvan menjadi kalut.

"Agrh" keyvan tidak menghiraukan tangannya yang berdarah karena tergores gagang pintu yang sudah berkarat terlalu kuat.
"Na lo tenang oke, Disini ada gue." Keyvan menempelkan telinganya dipintu. "Lo takut?" Tanya Keyvan mendengar napas Anna tersengal.

"I-ya. Disini gelap, Key." Lirih Anna menyandarkan tubuhnya dipintu.
"Tunggu sebentar lagi. Gue udah minta Surya ngambil kunci ke pak Siar." Sama seperti yang dilakukan Anna. Keyvan menyandarkan tubuhnya dipintu, ia mendesis melepas dasinya dan mengikat tangan kanannya karena terluka cukup dalam sehingga darah segar terus bercucuran dari tangannya.

"Keyvan! Sorry gue lama habisnya gue nunggu pak Siar berak dulu" Surya berlari menghampiri Keyvan dengan nafas tersengal-sengal ia melemparkan kunci kepada Keyvan."thanks bro. " Keyvan menepuk bahu Surya dua kali sebelum ia membuka pintu itu.

Keyvan yang tidak mengetahui Anna bersandar dipintu hanya membuka pintu dengan cepat sehingga Anna terjatuh.
"Anna!" Teriak Keyvan dan Surya bersamaan ketika Anna jatuh tersungkar tak sadarkan diri. Dengan panik dirangkulnya tubuh munggil Anna, Keyvan mengusap lembut kepala Anna. "Lo aman sekarang" gumam Keyvan lirih.

"Surya siapin mobil lo, cepet!" Perintah Keyvan langsung diangguki oleh Surya.

"Anna buka mata lo. Masa gak mau liat muka gue yang panik gini karena khawatir sama lo sih" Keyvan menepuk pipi Anna beberapa kali tapi tampaknya Anna masih betah memejamkan matanya. Tanpa pikir panjang Keyvan menggendong Anna ala bridal style menuju mobil Surya.
***

"Na kita balik dulu ya" kata Indah. Setelah mendengar kabar dari Surya. Semua sahabat Anna langsung berkumpul dirumah Anna.
"Yahh kok cepet banget sih" tanya Anna memasang wajah cemberut.

"Kita niat awalnya cuma pengen mastiin keadaan lo kalau baik-baik aja, tapi malah di bawain makanan." Kata Galang.
"Makasih kek udah dibawain jadinya lo gak mati kelaperan di gerogoti cacing tak bermoral". Protes Indah
"Bener tu Lang, gak boleh nolak rezeki" ucap surya menyegir.

Akhirnya satu persatu dari mereka berpamitan untuk pulang kecuali Keyvan yang masih betah menatap Anna.

"Gue emang cantik tapi gak usah segitunya juga kali natap gue" keluh Anna salting.
"Serah gue dong yang punya mata kan gue. Gue disini aja nemenin lo biar gak sendiri ya?" tawar Keyvan mengelus puncak kepala Anna.

"Gak usah Key, lo pulang aja" tolak Anna lembut.
"Beneran? Jangan kangen ya dengan abang Keyvan yang luar binasa ganteng ini" Keyvan mengacak rambut Anna.
"Bisa gak sih jangan over dosis ke pedean. Hus hus Cepet sana pulang." usir Anna "ye ye gue pulang" kata Keyvan baru selangkah ia berjalan tapi tangannya dicekal oleh Anna.

"Kenapa?" Tanya Keyvan mengangkat alis kirinya.
"Tangan lo?"Anna bertanya dengan nada heran, Keyvan menyembunyikan tangannya dibalik punggung. Tindakan Keyvan semakin membuat kerutan didahi Anna.

"Gak papa kok, tangan gue cuma kegores gagang pintu dikit" bohong Keyvan tidak ingin membuat Anna panik.
"Boong! Duduk disini" Anna menepuk kasur disampingnya. Keyvan menghela nafas kasar lalu menuruti printah Anna.

"Kenapa gak bilang dari tadi sih dan kenapa gue baru sadar" gerutu Anna membuka lilitan dasi ditangan Keyvan dengan hati-hati.
"Gue gak mau bikin yang lain panik lagian ini gak terlalu sakit kok" Keyvan berusaha menangkan Anna yang masih terlihat kesal.

"Keyvan bego kalau infeksi gimana? Udah sekarang lo diem aja. BI IRMA TOLONG AMBILIN AIR ANGET ftht" Anna berhenti berteriak karena Keyvan meyumpal mulut Anna dengan tangannya. "Sumpah lo gak perlu teriak kayak gitu gue bisa ngambil sendiri kedapur" Keyvan memandang Anna melas dan langsung dibalas pelototan tajam oleh gadis itu. "Lo diem!"

5 menit kemudin Bi Irma datang membawakan air hangat "ini non airnya"

"Makasi ya bi, Anna mintak tolong sekali lagi untuk ngambilin kotak P3K di lemari ya bi" jawab Anna memasang senyum manisnya.

Sudut bibir Keyvan terangkat membentuk lengkungan tipis ketika merperhatikan Anna mengobati tangannyanya dengan telaten. Merasa diperhatikan Anna mendogak dan tak sengaja mata manik mata mereka bertubrukan. Mata hazel Keyvan meyelem masuk kedalam mata coklat terang milik Anna. Cukup lama mereka bertatapan sampai akhirnya Anna tersadar dan mengakhiri kontak mata mereka dengan gugup.

"Nah selesai" Anna merekapikan kembali kotak P3K dan ia terseyum bangga melihat tangan Keyvan sudah terbalut rapi dengan perban.
"Makasih ya. Sekarang lo istirahat pasti lo capek " ujar Keyvan tulus mengelus puncak kepala Anna.

Tidak membutuhkan waktu lama napas Anna mulai teratur. Entah dorongan dari mana Keyvan merangkak naik ke kasur dan tidur disampaing Anna. Tangannya dengan hati-hati mendekap tubuh Anna. Keyvan terseyum tipis ketika merasa gadis itu bergerak mencari keyamanan didada bidangnya.

Hari sudah semakin malam tapi dua insan tersebut masih bergelut diranjang. Perlahan Keyvan mulai membuka matanya yang terasa berat. Ia terseyum kecil mendengar denguran halus dari gadis yang berada di dekapanya. Keyvan mempererat dekapannya sebab ia merasa suhu dikamar Anna sangatlah dingin.
"Jangan buat gue panik lagi"

Cup

Keyvan mencium lama puncak kepala Anna sebelum ia kembali memejamkan matanya.

Perlahan tapi pasti Anna mulai mengerjapkan matanya, ia melirik jam dinding matanya membelalak karena jarum jam hello kitty itu menunjukkan pukul 21:15. "Heh buset gue tidur apa pingsan ya lama banget" keluh Anna. Tiba-tiba Anna merasakan sesuatu hal yang ganjal ia melihat perutnya di tindih sebuah tangan. "Ohh pantes aja berat ternyata ada yang meluk gue. Eh tunggu! Andre udah pulang toh" saking rindunya tanpa melihat siapa orang yang mendekapnya malah memeluk Keyvan yang ia kira adalah Andre. Sadar akan hal itu Anna mengendus dada Keyvan, menurutnya aroma parfum Andre berbeda dari biasanya. Tanpa melepas pelukannya kepala Anna mendongak dengan cepat, Anna menelan saliva susah payah melihat wajah Keyvan yang begitu dengan wajahnya, rahang kokoh yang terpahat dengan indah, bibir ranum yang selalu memberikan seulas senyum kepada setiap orang.

Ceklek

Anna dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka dengan cepat tak hanya itu tubuhnya seketika menegang mendengar suara yang sangat ia kenali.

"YA TUHAN MATA GUE! ADEK GAK LIAT KOK KAK LANJUTIN AJA." Teriak Andre lalu menarik Alvin keluar dari kamar Anna. Tapi langkah Andre berhenti diambang pintu karena Alvin tidak bergerak sama sekali matanya menatap lurus ke kasur Anna. Andre menepuk jidatnya sadar dengan apa yang dirasakan Alvin. "Kalau tau gini kejadiannya mending gue gak ngajak lo kekamarnya kak Anna" bisik Andre.

"Gak! Ini gak bener!" Tanpa bisa dicegah Alvin menarik kasar tubuh Keyvan hingga jatuh dari ranjang bersamaan dengan Anna yang meneriaki nama Keyvan.

"KEYVAN! Lo apaan sih Al!"
"Lo yang apaan ngapain tidur sama cowok berduan disaat rumah lagi sepi" Alvin yang tersulut emosi pun meninggikan suaranya.
"Gue bisa jelasin semua! lagian Keyvan itu bukan orang asing!"

"Cih kita baru kenal Keyvan, Bahkan belum genap satu tahun Na."

"Kalian udah malem kok teriak-teriak sih" tanya Kanaya karena mendengar suara keributan di bawah.
"Seharusnya kalain istirahat terutama kamu Alvin dan Andre!" Tegas rendi suasana menjadi sunyi sekejap sampai suara Andre membuat semua berubah menjadi panik.

"Keyvan dia pingsan tubuhnya panas kayak bara api"

¥¥¥

Jangan lupa vote dan komen ya kawan:)

I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang