"Stop...stop...." Teriak Keyvan tiba-tiba membuat Anna kaget dan mengerem sepeda mendadak.
***Anna mendegus kesal mengikuti Keyvan duduk dibangku panjang yang tersedia disana. Hening, untuk beberapa saat mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Sampai akhirnya Keyvan membuka percakapan
"Lo tunggu disini, bentar." ujar Keyvan.
"Kalau lama gue tinggal" ucap Anna acuh.
"Iya 10 menit aja"
"Hmm" gumam Anna dan Keyvan pergi meninggalkan Anna dengan langkah lebar.Sudut bibir Anna terangkat membentuk lengkungan senyum tipis dibibir gadis itu ketika ia melihat banyak para lansia dan orang tua yang mengajak anak mereka bermain ditaman ini. Mungkin, karena keasrian dan kebersihan taman yang selalu terjaga membuat sebagian orang menghabiskan waktu sore mereka di taman ini.
Anna memandangi orang yang berlalu lalang disekitarnya. Sepertinya, taman ini juga dijadikan tujuan utama para remaja untuk berpacaran. Karena, bisa Anna lihat banyak pasangan mesra bergandengan tangan dan tertawa riang bersama.
Anna merasakan ada sesuatu dingin yang menyentuh pipinya. Ia mendongak dan mendapati Keyvan berdiri disampingnya membawa es cream. "jangan ngelamun kesambet setan taman baru tau rasa. Pasti kelamaan nungguin gue" ujar Keyvan memberikan es cream yang ia tempelkan dipipi Anna.
"Gak usah ge-er, lagian siapa juga yang ngelamun"ucap Anna ketus.
"kalau gak, lo bengong karena liatin mereka?" ucap Keyvan menunjuk dua orang yang sedang berpelukan dengan dagunya.
"Apaan sih gak danta lo!" ucap Anna meninju lengan Keyvan.Keyvan terkekeh pelan merangkul pundak Anna. "Biar gak kalah mesra dengan mereka....gue tau dalam hati lo bilang kapan ya gue bisa kayak gitu" ucap Keyvan ringan tanpa mengetahui detak jantung Anna ingin meloncat keluar.
Anna melepas rangkulan Keyvan lalu menjambak rambut pria itu dengan gemas "Mesra lo bilang? Makan nih mesra" ucap Anna memperkuat jambakannya.
"Oke fine! gue cuma bercanda lo gak usah main jambak rambut gue" ucap Keyvan memegang rambutnya.
"Awas lo berani macem-macem lagi!"ucap Anna mempringati.Keyvan mendesah lega ketika Anna melepaskan jambakannya.
"Kok es creamnya belum lo makan?" Tanya Keyvan melihat Anna hanya memegang es creamnya tanpa ada niat untuk memakannya.
"Gue gak suka Stroberi" ucap Anna.
"Kok lo gak bilang dari tadi?" ucap Keyvan melongo.
"Lo gak nanyak" ucap Anna santai.
Keyvan menarik nafas sabar."Kalau gitu buat lo aja" ucap Keyvan menukar es cream miliknya dengan milik Anna.
Untuk sesaat suasana kembali menjadi hening " Key, kok gue belum tau siapa saudara tiri lo?" tanya Anna membuka topik.
"Gue belum tau, papa bilang belum waktunya, nanti disaat anaknya sudah siap" ucap Keyvan terdengar acuh.
"Kalau gue jadi lo nih Key, gue udah ngamuk. karena,gue pasti kepo banget" ucap AnnaKeyvan menatap lekat bola mata Anna"Dasar bocah, gue itu berpikir dewasa, pasti bonyok gue itu punya alasan. Beda sama lo anak sd makan es cream aja belepotan" ucap Keyvan tangannya terulur mengusap bibir Anna yang sudah mayun 5 senti dengan ibu jarinya.
Entah kenapa, ketika jari Keyvan menyentuh sudut bibir Anna, perasaan Anna menjadi tidak karuan. Jantungnya berdegup semakin kencang, membuat hawa panas menjalar di pipinya. "Alah modus lo" ucap Anna membuang muka mencoba untuk menyembunyikan wajahnya.
"Jangan neting duluan deh, gue cuma bersihin doang!" ucap Keyvan terkekeh pelan.
"Tau ah pulang yuk udah sore!" ucap Anna bangkit, menarik tangan Keyvan."lo yang bawa sepeda sekarang. Gue udah capek bonceng badan lo yang sebesar gorila." ucap Anna mencibir Keyvan."ohh jadi lo gak ikhlas ceritanya nih?"ucap Keyvan bersidekap.
"Ikhlas!! Saking ikhlasnya pengen banget gue makan lo hidup-hidup! Gak tau terimakasih banget"
"Bacot lo curut! Kayak emak-emak PMS minta uang kos"
"Lo ngatain gue!"
"Gak, buruan naik" perintah Keyvan yang langsung dituruti Anna.Perlahan Keyvan mulai mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang. Keyvan sering kali membuat lelucon. Sehingga mereka tertawa lepas menikmati sejuk angin sore hari yang menerjang tubuh mereka. Kedua mata Anna terpejam Ia merentangkan tangan dan bersenandung kecil.
Tiba-tiba ide jahil terlintas dibenak Keyvan. Ia mempercepat kayuhan sepeda sehingga Anna terkejut langsung memeluk leher Keyvan.
"Iblis!! Pelan-pelan gue gak mau jatoh!" pekik Anna menjambak rambut Keyvan.
"Akh ampun...ampun!" Rintihan Keyvan menghentikan sepedanya."Lo hampir buat gue mati jantung dua kali iblis!" ucap Anna menetralkan detak jantungnya.
"Baru hampir" ucap Keyvan terkekeh puas. Lalu, ia kembali melanjutkan perjalanan mereka."Akhh mata gue" ucap Keyvan tiba-tiba, mengosok matanya. Anna menangkup wajah Keyvan dengan panik.
"Mata lo kenapa Key? Sini gue liat" ucap Anna khawatir
"Kayaknya kemasukan debu,Na. Anjir, perih banget" Ririh Keyvan berusaha mengucek matanya.
"Jangan dikucek. Sini biar gue tiup" ucap Anna mendekatkan wajahnya meniup mata Keyvan.
Keyvan mengerjap beberapa kali berusaha meredakan rasa perih dimatanya.Untuk sesaat waktu terasa berhenti, mereka hanyut dalam pesona masing-masing, ketika kedua mata mereka bertubrukan.
"Ehh gak ada kontak fisik berlebihan" ucap Andre, tiba-tiba datang bersama Alvin.
"Lo kalian kok disini?" Tanya Anna heran.
"Kenapa? Ini rumah lo baby bunny" ucap Alvin membalikan tubuh Anna.
Anna terperangah melihat rumahnya sendiri.
"Oh iya kok gue lupa ya tadi itu taman deket kompleks" ucap Anna menertawakan dirinya."Dia siapa? dan ngapain Alvin disini?" Tanya Keyvan bingung.
"Gue emang sering di sini, Key" ucap Alvin santai.
"Dan mahluk ini cuma tukang kebun" Ucap Anna menunjuk Andre.
"Enak banget lo ngomong" ucap Andre berkacak pinggang.
"Banyak gaya lo! Gue masuk dulu ya" seru Anna meninggalkan tiga orang pria yang sedang asik bercengkrama.Anna bersenandung kecil membuka pintu kamarnya, ia terkejut melihat kamarnya yang mirip seperti kapal pecah. Sedangkan, pelakunya tertawa tanpa dosa mengangkat dua jarinya membentuk peace sebagai tanda permintaan maaf.
"OH MY GOSH!! lo ngapain kamar gue Anak Kuchisake Onna!!" Ucap Anna, tidak percaya apa yang dilakukan kedua sahabatnya. Bantal dan selimut berserakan dilantai, novel dan DVD Korea yang awalnya tertata rapi terlantar dikasur, dan entah kemana larinya snack yang Anna taruh dimeja belajar.
"Enak aja lo kata mak gue mulutnya sobek" ucap Indah sinis.
"Makan tu bantal rasa iler Sadako" ucap Ratih dengan kekuatan 1001 bayangan melempar bantal ke wajah Anna.
"Ohh lo berdua nantangin gue!" balas Anna tidak terima."Berantemnya bentaran aja deh, jadi gak movie maraton nih" ucap Indah membuat Anna teringat bahwa ia memiliki janji movie maraton. Dalam hati Anna mencibir kesal, ia terlanjur berjanji bahwa tutornya akan dimulai hari ini.
"sory banget guys, malam ini gue ada tutor matematika." ucap Anna.
"WHAT!" Anna meringis, karena Ratih berteriak tepat disamping telinganya.
"Eh kutu kupret, kaget sih boleh. Tapi, suara lo gak usah sebesar toa masjid juga kali" ucap Anna sinis"Anna cantik, gak usah banyak gaya deh lo, pakek tutor segala" ucap Indah masih tidak percaya.
"Yee si kecebong gue kasih tau gak percaya" ucap Anna bersedekap menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang.
"Percaya sih. tapi, kalau dasarnya emang udah bego diapain aja tetep bego" ucap Ratih polos.
"Kalian gimana sih, bukannya ngedukung sahabatnya" ucap Anna.
"kita pasti ngedukung lo Anna" balas Indah memeluk Anna.
"Iya, Na. Tapi kita pulang duluan ya. nikmati malammu honey"ucap Ratih.∆∆∆
(Indah Shakila Atmarini )Hai guys inget vote dan comen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Know Why
Teen FictionBermula dari pertengkaran di sebuah cafe, kenyataan bahwa mereka adalah tetangga, dan6 menjadi teman sekolah bahkan sebangku, yang membuat mereka menjadi lebih dekat satu sama lain. Perlahan dari pertengkaran berubah menjadi kasih sayang dan muncul...