PART 12

79 32 0
                                    

Hari ini Anna berangkat lebih pagi bersama Ratih. Mereka berjalan disepanjang koridor yang masih sepi. Sampai didepan kelas mereka melihat Indah duduk sendiri didalam kelas. Bahkan, ia tidak menyadari keberadaan dua sahabatnya.

" DOR INDAH!" teriak mereka bergema di seluruh penjuru Kelas membuat Indah kaget setengah nafas.
"Setan! Masih pagi udah ngagetin orang lo berdua" ucap Indah memandang kedua sahabatnya yang sedang terkekeh geli meletakan tas mereka.
" Ya lagian muka lo kayak mikirin beban utang ratusan juta miliar." ucap Anna duduk dihadapan Indah diikuti Ratih.

"Tau aja kalian!"
"OMG lo beneran punya utang!"
"Ya gak lah! Gue mau cerita ke kalian tapi janji ya, jangan toa, jangan ember!" peringat Indah yang langsung di angguki kedua sahabatnya.
"Galang....galang...deketin gue lagi" ucap Indah antusias.

BRAK.....

"BENERKAN APA YANG GUE BILANG KALAU GALANG ITU MASIH ADA RASA SAMA LO DAN BEGITU JUGA LO" pekik Ratih menggebrak meja
"Anjir.. Udah dibilang jangan toa!" ucap Indah mendengus kesal, untung saja kelas masih sepi.
"Sory gue reflek!" ucap ratih cengengesan.
"Trus gimana lo udah di jeder belum?" tanya Anna.
"Ngomong apa sih lo berdua, gue gak akan jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya" ucap Indah.

"Kalau jodoh lo gak akan bisa ngelak Ndah" ucap Ratih dengan gaya sok bijaknya.
"Ehh tunggu, lo lagi deket dengan Aditya kelas XI IPA 1 kan?" tanya Anna, sedangkan Indah mengangguk tampak bimbang.
"Ayokk Indah pilih yang mana Aditya atau Galang. Aditya memang tampan, Galang lebih menawan." ujar Ratih naik keatas meja dan menjadi cover dangdut dadakan.
"EWH, jijik tih...jijik" ucap Indah.
"Gila, ni anak obatnya udah habis, bukan temen gue nih sumpah, gue gak kenal!" ucap Anna pada temannya yang lain.

Obrolan mereka harus berakhir karena Keyvan dkk datang tentunya ada Galang didalamnya.
***
prok...prok...prok.....
"Perhatian...perhatian...penting woi" seru Reychard didepan kelas. Semua pasang mata langsung terfokus menatapnya.
"Ada kabar gembira untuk kita semua...."ucap Reychard
"Kenapa chard? Kulit manggus kini ada ekstraknya?" celetuk Rahma, mengundang gelak tawa seisi kelas.
"Mulut lo nyamber aja kayak petasan. hari ini kita jamkos sampai jam terakhir, karena semua guru sedang rapat" ucap Reychard. Kemudian kelas menjadi hening begitu lama sampai akhirnya mereka semua jingkrak-jingkrak bagaikan ketiban durian runtuh.

Suasana kelas Anna begitu gaduh. Anna mengamati betapa gilanya orang-orang dikelasnya. Bayangkan, Bola kertas berserakan di depan kelas. Papan dipenuhi dengan coretan gambar abstrak, belum lagi handphone yang melambung tinggi karena disangga dengan tongsis sepanjang 40 kaki.

"Gue perpus dulu guys" ucap Indah bangkit dari duduknya.
"Lo kesambet jin daerah mana? Tumben banget lo ke perpus" tanya Anna heran pasalnya indah paling anti yang namanya ke perpus sama halnya dengan dia dan Ratih.
"Kesambet jin batal kawin! Berasa jadi baygon gue disini" ucap Indah tanpa dosa melenggang ke luar kelas.

Ternyata benar, Ratih sedang bermesraan di pojok belakang dengan surya. Anna memutar bola mata malas. Ia lebih memilih menelungkupkan wajahnya karena kapasitas matanya tinggal 5 watt.

Anna berdesis jengkel karena dia tidak bisa tidur dengan damai.
"Kenapa, Na?" tanya Ratih membuat Anna sedikit tersentak.
"Inget temen juga lo, tih. Gue kira lo udah lupa daratan baru punya doi" sindir Anna membuat ratih mendengus kesal.
"Ya elah sensi amat sih, sekarang gue seutuhnya milik lo. Yayang bebeb gue lagi sibuk di belakang" ucap Ratih dengan aksen alaynya.
"Najis!"

Anna menegok ke belakang hingga ia mendapati Keyvan dkk yang dengan bodohnya bermain uno dan membiarkan wajah tampan mereka dipenuhi tepung sajiku nasi goreng yang mereka begal dari tante Bohay penjual siomay dikantin.

"Gocha!! Gue menang lagi guys!" pekik Alvin begitu merusak telinga.
"Jangan seneng dulu, lo lagi beruntung aja" ucap Surya.
"Emang penting kah? Yang penting gue bisa menorehkan seni di wajah kalian!" ucap Alvin memoles wajah Keyvan dan yang lain.

Tanpa mereka sadari seorang wanita menatap garang kearah mereka.

kletok...kletok...kletok...
Suara heels yang beradu dengan lantai terdengar nyaring bagai lonceng kematian. Kegaduhan seketika menjadi sunyi.

"Bagus.....guru rapat kalian ribut, ya!" serunya bersedekap membawa penggaris.

Keyvan dkk serentak mendongak, mereka terkejut melihat orang yang ada dihadapan mereka sekarang.
"Ehh ada buk puspa" ujar mereka bersamaan.

"Gara-gara lo, Vin. Kita bakal kena hukum" protes Keyvan melumuri wajah Alvin dengan tepung.
"Kamvret, muka ganteng gueh!" ucap Alvin dramatis.
"Bacot lo Alvin Bennet wajah hampir mirib panci gosong gitu lo bilang ganteng" ucap surya
"Heloww mata lo rabun atau katarak, wajah tampan bak dewa yunani di bilang panci gosong"
"Imajinasi lo berlebihan banget mending Main aja sono sama temen tupai lo yang lain siapa sih namanya lupa gue" ucap Galang memejamkan mata sambil menekan pelipisnya berpikir "hah ha salmon dan deodoran" ucapnya mencentikkan jari.

"Simon dan Theodore peak" Ucap Keyvan menjitak kepala Galang.
"Nah itu yang gue maksud Key."
"DIAM KALIAN!!"
***
Tangan ditelinga, kaki kanan di angkat, lidah julurkan.  Begitulah yang Keyvan dkk lakukan kurang lebih selama 1 jam.
"Ehh buset keram mulut gue 1 jam nganga" keluh Keyvan.
"Untung aja gak ada lalat masuk" ucap Alvin menghela nafas.
" Palingan langsung kabur, Vin. Mana kuat lalat deket mulut lo yang bau jengkol." ujar Keyvan membuat Alvin mendengus kesal.

"gak usah ngeluh! Kalian bukannya belajar besok ada ulangan matematika malahan sibuk mainan" ucap Bu Puspa entah sejak kapan sudah ada dibelakang mereka.

"Aduh...Hidup itu, lebih dari sekedar angka dan matematika, buk." ucap Alvin.

"Kalau ibu tahu rumus pythagoras saya lebih tau tentang rumus jatuh cinta. ibu liat pasangan kekasih disana?" ujar Keyvan, menatap Indah dan Aditya yang sedang tertawa bersama.
"Coba ibu perhatikan, formula tatapan adalah titik awal ketika logika dan hipotesa berkonjungsi. kombinasi ekspresi senyum. Konstan, mendebarkan jantung. Mengkuadratkan rasa percaya dan membagi dengan waktu. Jadi kesimpulanya selamat datang di himpunan kuasa semesta cinta. itu baru namanya rumus!"

"Bagus pinter kamu ya, hukuman kalian ditambah jadi 2 jam!" ujar Bu Puspa meninggalkan mereka yang tengah merengek.
"Berak monyet senang kan lo, hukuman kita ditambah" ujar Surya.

Galang tidak berkomentar apapun, galang memperhatikan Indah yang begitu mesra dengan Aditya.

"Panas ya Lang....lebih panes liat begituan dari pada dijemur ditengah lapangan. melebihi panas digurun sahara" sindir surya.
"Bacot lo ketek jangkrik! Bersetan, mending gue kekantin" ucap Galang meninggalkan lapangan.
"Woi tunggu nyet, kita ikut" Seru Surya, menyusul Galang di ikuti yang lain.

∆∆∆

Haii guys inget vote dan komen ya...........jangan hanya membaca tinggalkan jejak juga:)

jangan hanya membaca tinggalkan jejak juga:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 (Yuli Elpina Dirgantara)


I Don't Know WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang