CHAPTER 2

187 16 2
                                    

Dengan menyedot Good day yang di pegangan. Ternyata sekolah ini punya Ruang Musik yang indah banget. Benak Nadhifa dengan matanya yang menjelajahi isi ruangan tersebut.

Nadhifa menghampiri alat-alat musik, ia mulai menekan not yang terdapat di Kibor dan menyentuh alat lainnya.

Setelah selesai melihat isi ruangan, Nadhifa duduk di bangku Drum, kali ini Nadhifa ingin mencoba bermain Drum lagi, saat SMP Nadhifa mengikut les Musik dan terfokus pada alat Musik Drum namun saat ia memasuki kelas 3 SMP, Nadhifa mulai berhenti les dan terfokus pada pelajaran setelah itu ia sudah tidak pernah menyentuh alat musik. Dan kini, ia akan mencobanya.

 1.. 2.. 3..

Pada hitungan ketiga tangan kanan Nadhifa mengetuk stik Drum pada Hi-hat atau 2 Cymbals sementara tangan kirinya memukul Floor Tom beriringan dan kaki kirinya terfokus pada pedal Bass Drum.

Setelah Nadhifa sudah merasa kan nadanya pas, Nadhifa memainkan Drum itu sembari memejamkan matanya, menikmati setiap bunyi pada bagian-bagian Drum yang di pukulnya. Senyumnya kini melebar seiring ketukan-ketukan yang ia buat. Terasa sangat nyaman dan damai.

Hingga seseorang memasuki Ruang Musik dan melihat Nadhifa sedang asik bermain dengan Drum seakan dunia hanya ada dirinya dan Drum itu. Seseorang itu mulai bertepuk tangan dengan kencang membuat Nadhifa tersadar dan segera membuka kedua matanya lalu berhenti bermain.

“Bagus! Bagus banget ya. Mainin alat Musik tanpa sepengetahuan pengurus ekskul Musik!” ucap nya memandang Nadhifa dengan penuh amarah.

Nadhifa segera menjauh dari Drum itu dan merundukkan kepala. Cih! Cowok ini lagi! Benak Nadhifa.

Ternyata, ia adalah laki-laki sok yang Nadhifa temukan di dekat Ruang Peralatan.

“Elo siapa dan dari kelas mana? Dan lo ikut ekskul apa? Kenapa elo sampe gak tau peraturan itu” tanya laki-laki itu yang kini menghampiri Nadhifa.

“Gue Nadhifa Aryani dari kelas 10-4 IPS. Gue anak baru di sekolah ini jadi gue gak tau peraturan macam itu” ketus Nadhifa

“Nadhifa? Hmm.. karena lo anak baru jadi lo boleh pergi sekarang!” perintah laki-laki itu, ia mengarah ke alat musik.

Lagi-lagi laki-laki itu bertingkah sok dan menyuruhnya seenak jidat.

“Enggak!!” Ucap Nadhifa spontan.

Mengharuskan laki-laki itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nadhifa.

“Gue gak mau lagi nurutin kata-kata lo yang sok itu! Gue masih mau disini. Gue masih mau main Drum!” tegas Nadhifa.

“Elo—“

“Gue tau, elo bukan pengurus ekskul musik jadi lo gak berhak nyuruh gue pergi dari sini.. dan kalo mau, elo aja yang pergi” Nadhifa tersenyum miring.

Sepertinya laki-laki itu kesal dengan perkataan Nadhifa tapi Nadhifa tak memperdulikannya.

“Oke kali ini gue yang pergi. Tapi gue gak nanggung kalo nanti lo di skors karena gak masuk kelas” laki-laki itu melangkah ke arah pintu.

Nadhifa tak mengerti maksud dari kata-kata laki-laki sok itu, akhirnya Nadhifa mencekal pergelangan tangan kiri laki-laki itu.

“Tunggu! Maksud lo apa? Kenapa gue bakal di skors?” Tanya Nadhifa.

    Laki-laki itu hanya melihat tangan Nadhifa yang memegang pergelangannya, membuat Nadhifa melepaskan tangannya, kemudian laki-laki itu melihat ke arloji di tangan kirinya.

Kamu: Malaikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang