CHAPTER 20

125 10 2
                                    

ALANGKAH BAIKNYA, SETELAH DI BACA UNTUK VOTE DAN COMMANT YA :)

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


Usai Nadhifa mencuci piring, ia menghampiri ketiga anak laki-laki yang sedang berada di ruang keluarga dan ikut menonton acara bola, meski tak terlalu mengerti setidaknya Nadhifa ikut menimbrung saja. Saking asik nya dengan acara TV tak terasa, kini hampir tengah malam, sontak membuat Nadhifa menguap, ia memang tak bisa tidur terlalu malam. Ia pun beranjak dari ruang keluarga menuju kamarnya dengan mata yang sudah sayu. Langkahnya pun gontai seiring menjejakkan kakinya kesetiap rentetan anak tangga.

Akhirnya, ia sampai di depan kamar dengan tertulis namanya yang menggantung di depan pintu. Dengan perlahan ia mendorong knop pintu, dan beranjak memasuki kamarnya. Tanpa aba-aba tubuh kurusnya terjatuh begitu saja di kasur empuk nan nyaman, memeluk guling dan segera memejamkan kedua matanya yang sudah beberapa Watt itu.

Sabtu, 11 Maret 2014
Pukul, 09:58

Gadis berambut layer menerjam-nerjamkan kedua matanya berkali-kali, mencoba meregangkan otot-otot dengan mata yang masih tertutup sempurna, perlahan ia membuka kedua mata cantiknya itu, meski beberapa kali ia masih menguap. Nadhifa memandang langit-langit kamarnya terdiam untuk sesaat.

Setelahnya, ia bergegas menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Membersihkan seluruh tubuhnya, air nya terasa dingin, menusuk-nusuk tulang, namun ia harus menahannya agar tubuhnya selesai dibersihkan.

Mengusap seluruh tubuhnya dengan sabun batangan, lalu mengacak-acak rambut layernya dengan busa-busa wangi dan terakhir ia membilas seluruh tubuh hingga tak ada yang tertinggal busa sabun maupun shampoo. Tak lupa, ia juga menggosok giginya dengan kasar, selepas itu ia beranjak dari sana.

Memilih baju yang akan di kenakan untuk hari spesialnya itu. Akhirnya Nadhifa memilih mengenakan kaos hitam dengan outer kemeja maroon kotak-kotak yang sengaja tak dikancing serta jeans hitam dan sepatu sneakers putih.

Ia memang tak terlalu suka dengan pakaian yang terlalu terbuka. Hanya untuk ke acara formal saja ia memakai pakaian yang terbuka dan sepatu ber-heels tinggi. Dengan seperti biasa, Nadhifa selalu menggerai rambut layer nya dan sedikit polesan lipgloss pada bibir tipis merahnya itu. Melingkarkan jam pada pergelangan tangan kirinya. Beranjak mengambil slingbag dan juga ponsel yang tergeletak di nakas. Ia siap turun kebawah.

"Ma, yang lain pada kemana?" tanya Nadhifa setelah menjejakkan kakinya ke anak tangga terakhir. Menuju sang mama yang sedang asik membaca beberapa majalah diruang tamu.

"Lagi di halaman belakang biasa, pada berkebun" ujar mama, matanya masih menjelajah isi majalah.

Nadhifa mengangguk dan beranjak ke dapur, Ia membuka lemari es, mengambil sepotong roti tawar dan juga selai kacang kesukaannya. Mengoleskan tipis selai kacang ke atas permukaan roti tawar.

Selesai mengoleskannya, ia menaruh selai itu kembali ketempatnya dan mengambil susu putih cair dan menuangkan kedalam gelas kaca. Setelah itu, ia membawanya menuju ruang tamu, duduk disudut sofa yang kosong lalu menyantap roti tawar dan juga susu putih.

Mencium wangi parfum yang menyengat, sang Mama mengalihkan pandangannya, "Mau kemana kamu?" tegur sang Mama melihat anak gadisnya sudah berpenampilan cantik nan rapi. "Mau jalan sama tunangan kamu?" lanjutnya.

Kamu: Malaikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang