CHAPTER 8

100 12 2
                                    

SETELAH DIBACA ALANGKAH BAIKNYA DI VOTE DAN COMMENT YA :)

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

“Ada apa?” Tanya Nadhifa berusaha melembutkan suaranya

“Gpp, lo kalo mau masuk, masuk aja. Gue Cuma mau disini dulu” kata Felix datar.

“Mmpphh.. lo mau masuk?” tawar Nadhifa sebagai rasa bersalahnya.

Felix melihat arloji di tangan kirinya, “Boleh” ucap Felix.

Nadhifa tersenyum tipis. Ia pun melebarkan pagar rumah, membiarkan motor Felix terpakir di pekarangan rumah Nadhifa.


“Rumah lo sepi banget” ucap Felix sembari melihat sekeliling rumah Nadhifa.

“Nyokap gue lagi jemput adik gue, duduk dulu Fel” kata Nadhifa mempersilahkan Felix duduk di kursi, ia pun bergegas ke dapur mempersiapkan minuman.

Sementara di meja ruang tamu sudah terdapat beberapa makanan ringan di dalam toples kaca.

“Bokap lo?” tanya Felix.

“Bokap gue kerja” ucap Nadhifa menaruh minuman di atas meja kaca. Ia pun ikut duduk di hadapan Felix yang masih mengamati betul-betul rumah Nadhifa.

“Disini rumah lo sendiri atau ngontrak?” tanya Felix

“Bokap gue beli rumah ini Fel”

“Itu artinya lo bakal netep disini?”

Nadhifa membidik kedua bahunya, “Entah. Tergantung pekerjaan Ayah gue” ucap Nadhifa.

“Lo gak capek, selalu ikutin ayah lo kemana pun ayah lo pergi? Kenapa gak biarin ayah lo kerja di luar kota dan lo netep disuatu tempat sembari nunggu ayah lo balik, dengan gitu lo gak harus pindah-pindah rumah dan sekolah” jelas Felix

“Nyokap pernah bilang, Kita ini satu keluarga apapun yang terjadi semua harus merasakan, gimana lelahnya ayah gue yang harus kerja keluar kota sementara keluarganya hanya duduk manis dirumah sembari menunggu. Dan sejak itu kita sepakat, akan selalu tetap bersama” Nadhifa tersenyum sembari menerawang kata-kata yang pernah mamanya ucapkan dulu.

“Tapi, itu malah ngebuat lo dan adik lo repotkan? Harus pindah-pindah sekolah” tanya Felix.

“Gak masalah kok, selagi gue dan adik gue masih bareng-bareng sama nyokap bokap gue.” Ucap Nadhifa.

“Kenapa lo begitu sayang sama orang tua lo?” Felix bertanya hal yang membuat Nadhifa tertawa.

Pasalnya itu pertanyaan bodoh yang Nadhifa dengar. Siapa sih yang tak sayang dengan kedua orang yang telah merawat dan melahirkan kita dengan penuh kasih sayang.

“Kok ketawa? Emang aneh gue nanya gitu?” kata Felix yang pertanyaannya dijawab dengan tawaan terbahak-bahak khas Nadhifa.

“Ya aneh lah. Lo bloon atau bego sih, Fel. Sekarang gue balik tanya ke elo, siapa sih yang gak sayang sama orang yang udah ngelahirin dan ngerawat kita dari bayi?—“


“Gue” ucap Felix memotong perkataan Nadhifa.

Membuat Nadhifa hanya mendengus. “Hah. Anak durhaka emang lo ye Fel” Nadhifa menggeleng sembari menahan tawa.

Kamu: Malaikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang