6.

2.7K 381 7
                                    

Pintu ruang rawat Prilly berdecit dan memunculkan sosok Ali dengan kantong plastik di tangannya serta pakaiannya yg sudah santai. mungkin lelaki itu pulang dan mengganti bajunya dulu.

"makan dulu" ali beralih ke sebelah ranjang Prilly, menyiapkan makanan yg barusan ia beli. kemudian membantu gadis itu mengambil posisi duduk yg baik untuk makan.

Ali menyuapi suapan demi suapan pada Prilly dan keheningan menyelimuti keduanya. Prilly sibuk makan dan memandang ke arah lain, sedangkan Ali sibuk memilah makanan di sendok kemudian menatap Prilly sesekali.

"udah, kenyang" Prilly membuang pandangannya ke arah berlawanan untuk menyudahi acara makannya.

"nanggung sedikit lagi"

Prilly menggeleng.

"ayo, supaya kamu cepet sembuh"

"gak ada hubungannya cepet sembuh sama makan"

"ada lah, tubuh kamu butuh asupan untuk bertahan. kalau nggak ada supan kamu bakal terus sakit"

"tapi udah kenyang Ali"

"3 suap lagi padahal habis, gak baik buang buang makanan"

"yaudah kalau aku muntah beresin. sini, aak" Prilly kembali  membuka mulutnya, namun Ali menatapnya sebentar sebelum meletakkan mangkuk yg ia pegang di nakas.

"iya nggak maksa makan, minum obat dulu ya" lagi, Ali menyaipkan obat yg harus Prilly minum dan membantunya sampai semua obat yg harus di minumnya habis.

Setelah semua beres, Ali beralih ke soffa dan duduk disana sambil memangku laptopnya. matanya menatap fokus pada benda persegi yg cukup besar itu. Prilly masih memperhatikannya, entah kenapa Ali justru menungguinya disini, harusnya dia pulang dan melanjutkan kehidupannya dirumah bukan justru di rumah sakit.

"istirahat aja, liatin saya gak akan bikin kamu sembuh" ucap Ali namun pandangannya tak teralihkan sedikit pun dari laptop.

Prilly tertawa kecil "kepedean, kenapa gak pulang? kok malah disini?"

"saya bertanggung jawab atas kamu sampai kamu sembuh"

"kenapa?"

"saya yg bawa kamu ke seminar itu, saya fikir kamu kelelahan makanya sampai pingsan kaya gini"

"nggak Li, aku memang lagi kurang vit aja. bukan karena ikut seminar"

"kalau memang kurang vit kenapa masih dipaksa ikut seminar? gak ada salahnya nolak, saya juga akan ngerti kalau keadaan kamu kurang vit"

"kan nggak enak, kamu yg semangat untuk aku ikut seminar itu, udah di daftarin juga. kalau aku batalin nggak enak sama kamu"

Ali beralih menatap Prilly "saya fikir kamu wanita yg hanya akan memikirkan dirimu sendiri, bukan memikirkan orang lain"

Prilly terbelak "ya aku gak sejahat itu lah"

"yakin? kenyataannya tadi pagi beda sama apa yg kamu ucapin barusan"

Prilly hanya memamerkan cengiran khasnya "maafin ya, lagian aku nggak biasa aja buat pergi kemana-mana sama orang lain"

"iya, udah sana tidur, istirahat"

Prilly mengangguk, ia mulai memejamkan matanya, namun baru beberapa menit berlalu pintu ruang rawat Prilly terbuka dan memunculkan Verrel bersama Wilona dari luar.

"Sore Pak Ali" sapa Verrel sopan

"eh, Verrel, sore. mau jenguk Prilly?"

"iya Pak, tadi saya telfon katanya dia masuk rumah sakit makanya pulang kantor langsung kesini"

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang