4.

2.8K 381 3
                                    

Ali sedang berkutat di meja kerjanya. Ada project baru yg harus ia tangani dan Ali harus membuat presentasi sebaik mungkin untuk menjadi bagian dari project ini.

Handphone yg ada di atas meja miliknya berdering, tertera nama Devin dilayar pipih itu. Dengan sigap Ali menjawab telfon itu lalu menekan tombol speaker agar Ali bisa mendengar suara Devin dan tetap fokus pada pekerjaannya.

"Kenapa Dev?"

"Ini ada seminar self branding sama pembicara dari luar besok lusa. Gue rasa calon kepala marketing lo perlu ini"

"Yaudah tolong di daftarin aja. Namanya Prilly Rauwnie"

"Hah?!"

"Gak pakai hah, namanya Prilly Rauwnie Romeo-Alpha-Uniform-Wishky-Nancy-India-Echo" Ali masih fokus pada layar serta keyboard laptopnya.

"Pinter! Bukan itu maksud gue, dia cewek, sob?"

"Menurut lo?"

"Tumben?"

"Apasih, lo makin gak jelas. Buruan daftarin, gue lagi sibuk bikin presentasi. Jangan ganggu!" Ali justru menatap sinis ke arah nama Devin di layar handphone nya.

Tanpa menjawab ucapan Ali, Devin memutus panggilan mereka. Begitulah Devin, datang tanpa salam, pergi tanpa pesan.

Ali menekan tombol angka 1 melalui telfon kantor yg ada diatas meja kerjanya dan tak lama suara Aldo terdengar melalui speaker.

"Selamat pagi Pak, ada yg bisa saya bantu?"

"Aldo tolong suruh Prilly divisi marketing ke ruangan saya sekarang" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop yg ada dihadapannya.

"Baik Pak, ada tambahan lagi?"

"Nggak ada, terima kasih Aldo"

"Baik, sama sama Pak"

***

Prilly sedang berada di ruang kerja nya, menyelesaikan sedikit lagi laporan mingguan yg ia kerjakan. di kedua telinga nya tertancap headset yg mengalunkan lagu milik Payung Teduh - Menuju Senja.

Kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri mengikuti lantunan lagu yg mengalun, sesekali ia akan bergumam ikut menyanyikan lirik yg ia hafal. jemari tangannya juga masih lihai berada di atas keyboard komputernya. dunia begitu menyenangkan bagi Prilly ketika mendengarkan musik bergenre santai seperti ini.

"elah, budeg!" seseorang menarik headset sebelah kanan Prilly dan membuat gadis itu mendengus kesal.

"apaan deh Verrel?"

"lo di panggil Pak Ali ke ruangannya"

"ngapain Rel?"

"mana gue tau. sana samperin"

Prilly menekan tombol ctrl+s pada keyboard untuk menyimpan laporan yg ia buat lalu bangkit dari duduknya.

"terima kasih infonya Verrel" kemudian gadis itu berlalu dari bilik kerjanya.

Perasaannya mulai deg-degan saat pintu lift terbuka di lantai 8, ia menghampiri Aldo yg sedang sibuk dengan laptopnya.

"permisi Bapak Aldo" ucapnya sopan, Aldo pun mengalihkan pandangannya dari laptop

"eh Prilly, saya antar ke ruang Pak Bos yuk"

Prilly mengangguk dan mengikuti Aldo, setelah pintu terbuka ia bisa melihat Ali sedang berkutat dengan laptop miliknya.

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang