Ali menghela nafas lega saat melihat gadis yg ia cari sedang berada di rooftop rumah sakit. jangan tanya Ali bisa tau keberadaan gadis ini darimana, tanya saja hatinya yg menuntun Ali sampai kesini.
Setelah frustasi tak menemukannya di semua taman rumah sakit, Ali berinisiatif bertanya pada seorang suster rumah sakit apakah di rumah sakit ini memiliki rooftop atau tempat terbuka lainnya selain taman dan akhirnya Ali menghela nafas lega saat mendapat informasi soal rooftop ini.
"kenapa nggak terjun sekalian?"
Prilly kenal suara ini, namun enggan berdebat dengan lelaki itu.
Ali mendekati Prilly dan duduk bersila di sebelahnya. melihat Prilly yg hanya melamun menatap lurus ke arah depan.
"mau ini?" sebuah yogurt strawberry terulur ke arah Prilly namun hanya ditatap tak suka oleh gadis itu.
Prilly meraih yogurt itu lalu melemparnya ke bawah, entah kemana akan sampai benda itu ia tak perduli. Ali menghela nafasnya berat dan berpindah lebih dekat pada tubuh Prilly.
"ada yg mau di bagi? rasa sakit? atau kalimat yg mau kamu ucapin?"
"tinggalin gue"
"kalau saya nggak mau?"
Prilly hendak bangkit, ia sangat malas berdebat saat ini. tapi tiba-tiba saja kepalanya pusing dan pandangan matanya mulai kabur. Ali menahan tangan Prilly agar gadis itu tetap di posisinya.
"lepasin gue!" Prilly mencoba melepas cengkraman tangan Ali namun hasilnya nihil.
Prilly masih mencoba meronta namun tak ada yg bisa ia lakukan lagi karena bumi yg ia pijaki terasa berputar hebat dan kemudian semuanya menggelap.
"kenapa Dev?"
"lo dimana onta? dari kemarin gue cariin di kantor lo gak ada, di apart juga gak pulang"
"di rumah sakit"
"lo sakit?"
"Prilly yg sakit"
"gebetan baru? asik, udah move on!"
"udah move on dari dulu"
"kenalin dong?"
"bukan pacar, cuma karyawan kantor"
"bohong ah, gue kesana ya, kirimin alamat"
Lalu seperti biasa, telfon berakhir begitu saja dan Ali hanya bisa mendengus kesal oleh kelakuan sahabatnya itu.
Ali menatap tubuh gadis yg sedang tertidur pulas di ranjang rumah sakit yg sejak awal di tinggali nya. ia cukup panik ketika Prilly tiba-tiba pingsan dan dengan cepat Ali membawanya kembali ke ruang rawatnya.
Setelah di periksa dokter, Prilly hanya lelah dan butuh istirahat yg benar benar intens karena memang keadaan tubuhnya belum cukup stabil sejak kemarin.
Ingatan Ali tertuju pada kejadian tadi siang, dimana guratan kesakitan dapat Ali lihat dari wajah gadis itu dan air mata yg mengalir dari kedua mata indahnya membuat Ali ikut merasakan apa yg dirasakan Prilly. ada sesuatu yg tergerak di hati Ali untuk membantu gadis itu kembali bangkit dan berdamai dengan beban yg ia pikul.
Saya janji akan bantu kamu sebisa saya lirih Ali dalam hati.
***
"bro?" suara itu mengalihkan pandangan Ali dari laptopnya. ia melihat ke arah pintu masuk dan sebuah kepala menyembul dari luar.
"masuk"
Kemudian Devin melangkahkan kakinya kedalam ruang rawat itu.
"sejak kapan seorang Khairy Ali Darka jadi babysiter?" ucapnya sembari terkekeh pelan lalu duduk di sebelah Ali.

KAMU SEDANG MEMBACA
KOMOREBI
Fanfiction"Sunlight that filters through the leaves or trees" Bagaimana cahaya cahaya dari mentari yg bangkit malu malu dari peristirahatannya menyusup diantara celah celah dedaunan dan pohon rindang. Menciptakan gradasi indah karya Tuhan di kesempatan hidup...