15.

2.2K 332 16
                                    

Prilly menggeliat pelan dari tidurnya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya bangun dan terduduk sempurna. Jam dinding kamar kosnya menunjukan pukul 6 pagi lalu ia beralih ke handphone di meja riasnya. Tidak ada telfon atau pesan apapun dari Ali dan itu artinya bosnya itu tidak menepati ucapannya. Tapi biarlah, Prilly bersyukur jadi ia bisa terbebas dari Ali untuk sebentar saja.

Gadis itu beranjak ke kamar mandi dan bersiap siap menuju ke kantor. Setelah merasa dirinya rapi dan menyelesaikan sarapan kilatnya hanya dengan sereal dan susu putih, Prilly beranjak keluar kamar namun tubuhnya berjengit kaget saat melihat seseorang sudah duduk di teras kosnya dengan segelas kopi hitam dalam genggaman kedua tangannya.

"P-pak Ali?"

Ali menoleh ke arah Prilly sebentar "oh? Hai, selamat pagi" kemudian Ali melirik jam tangan yg melingkar di tangan kirinya "telat 1 jam 30 menit, janjian jam 5 tapi jam segini baru kelar"

Ali bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Prilly.

"Bapak disini dari jam 5?"

Ali mengangguk "sesuai perjanjian kita kemarin"

"Bohong, pasti bapak baru sampai. Itu aja kopinya masih segelas penuh"

Kemudian Pak Bayu datang dengan sapu lidi dan serok di masing masing tangannya "eh neng Prilly udah siap. Di tungguin dari subuh sama Den Ali tuh, sampai minum 3 gelas kopi supaya nggak ngantuk katanya"

Ali tersenyum kecil "nggak perlu kan saya jawab pertanyaan kamu yg tadi?"

Prilly menghembuskan nafasnya "yaudah terus sekarag bapak mau apa?"

"mau pergi ke kantor sama kamu"

"tapi saya belum mau ke kantor, lagian kepagian jam segini di kantor"

"anywhere you want to go, i'll go"

***

Langkah kaki mereka menyusuri hutan kecil di pusat kota. sepatu mahal yg di kenakan Ali sudah basah akibat bergesekan dengan rumput basah dan heels Prilly pun juga begitu, namun mereka tidak perduli akan hal itu. keduanya masih sama sama diam dan terus melangkah ke tempat yg di tuju.

Prilly menghentikan langkahnya, begitupun Ali berdiri beberapa meter dibelakang tubuh gadis itu. Danau yg ada didepan mereka begitu cantik dan menenangkan, Ali menatap pemandangan di depannya dengan takjub. Kabut yg masih menggantung membuat suasananya begitu dingin meski keduanya sudah berbalutkan kemeja berlengan panjang tapi dingin nya masih menusuk.

"kamu tau dari mana tempat ini?"

"sst"

Ali menaikkan sebelah alisnya kemudian maju selangkah mensejajarkan tubuhnya dengan Prilly. Dilihatnya Prilly sedang memejamkan matanya sambil tersenyum dan detik itu juga Ali terpaku melihat senyum gadis ini. seperti melihat keindahan ciptaan Tuhan setelah danau di hadapannya. Ali masih memandangi wajah cantik itu cukup lama, sampai akhirnya ia mengalihkan pandangannya dan mengikuti apa yg gadis itu lakukan. tersenyum dan memejamkan mata. sesaat Ali tidak bisa membayangkan apapun di fikiran nya, tapi perlahan justru sebuah bayangan senyum muncul, dan senyum itu adalah senyum yg baru saja ia lihat.

Ali kembali membuka mata dan melirik Prilly untuk meyakinkan diri bahwa senyum yg tadi ada di bayangan nya adalah senyum Prilly dan memang senyum itulah yg tadi hadir di benaknya. Ali kembali melakukan hal itu dan menikmati setiap detiknya membayangkan senyuman Prilly.

Tak terasa matahari sudah meninggi, Prilly membuka matanya dan tersenyum semakin lebar. Ia melihat Ali juga melakukan hal yg sama di sebelahnya namun raut wajah lelaki itu cukup menggemaskan. Sesekali ia akan tersenyum dan kadang berubah ekspresi menjadi kebingungan seperti sedang melihat sebuah potongan film. Prilly menggeleng pelan, lalu ia menepuk bahu Ali agar lelaki itu membuka matanya dan benar saja lelaki itu berjengit kaget saat mendapati Prilly sedang menatapnya.

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang