Setelah 4 hari mendekam di rumah sakit, akhirnya Prilly bisa menghirup udara segar. rasanya seperti dipenjara ditambah sikap dan kelakuan Ali yg begitu posesif. pagi ini Prilly akan beraktifitas seperti biasanya dan gadis itu sudah siap dengan pakaian kerjanya.
Gadis itu seperti biasa akan menuju ke tempat kesukaannya dan berdiam diri sebentar disana sampai apa yg ia tunggu muncul. ketika sedang menunggu fajar, handphone di saku kemeja yg ia kenakan ebrdering. tanpa melihat caller id, gadis itu langusng menjawab panggilan itu
"iya kenapa Rel?"
"Rel? saya Ali"
Prilly terbelak lalu menatap layar handphone nya menunjukan nomor asing disana "astaga, maaf Pak, saya fikir Verrel"
"iya gak papa, kamu dimana? hari ini bisa kerja?"
"bisa pak, ini udah dijalan"
"udah dijalan?"
"iya"
"ini masih jam 6 Prill, masih lumayan gelap. kamu mau ngapain di kantor jam segini?"
Prilly tertawa kecil mendengar ucapan Ali "saya ada urusan dulu pak, abis urusan saya kelar baru ke kantor"
"urusan apa sepagi ini?"
"bapak kepo?"
"eh, nggak, maksud saya ya aneh aja ada urusan sepagi ini"
"iya cuma saya yg punya urusan sepagi ini Pak"
"yaudah, kamu hati-hati, sampai ketemu di kantor"
"terima kasih Pak"
"Ali aja, gak pakai bapak!" tegasnya sebelum mengakhiri pembicaraan mereka sedangkan Prilly hanya menggeleng kecil mendengar ucapan terakhir lelaki itu.
Prilly tersenyum, fajar yg ia tunggu mulai hadir dan membuat Prilly seperti merasa nyawanya kembali di hadirkan lebih banyak. ia bahagia menatap matahari itu muncul, apalagi ketika Prilly meninggalkan danau ini, ia akan diikuti sinar sinar cahaya dari matahari pagi yg menyusup diantara celah ranting pohon dan daun daun yg ada di sekitar danau ini.
Fikiran Prilly teringat pada sebuah kejadian dimasa lalu yg membuatnya begitu mencintai fajar selain alasan yg selama ini ia ucapkan. kejadian dimana ia dikenalkan pada Fajar oleh Bunda. gadis itu tersenyum kecil, ada sesuatu yg menyesakkan rongga dadanya ketika mengingat masa masa itu, masa yg membuat Prilly menjadi seperti ini.
Prilly menghusap kedua matanya, bibirnya menguap kecil. gadis itu turun dari ranjang dan berlalu keluar kamar. ia menuruni tangga perlahan sambil berpegangan pada permbatas yg terbuat dari besi. seluruh ruangan di lantai bawah masih gelap dan hanya ada cahaya dari arah pintu belakang.
Gadis itu menginjakkan kaki nya sampai di lantai bawah kemudian menuju ke pintu belakang yg terbuka. Prilly mengintip sedikit dan melihat Bunda sedang menyiram pot anggrek yg sengaja ia tata di rak kayu. Bunda sangat menyayangi kebun anggrek miliknya.
"Nda" bisik Prilly, Bunda menoleh kebelakang mendapati anak gadis mungilnya sedang berdiri sambil memegangi gagang pintu.
"hey? kok udah bangun anak gadisnya Bunda?" Pricilla -Bunda Prilly- tersenyum menatap Prilly.
"kebangun. Nda ngapain?"
"ini lagi nyiram pot anggrek Bunda. sini nak"
Prilly berjalan mendekati Bunda dan berdiri disebelahnya "ini masih malem Nda"
Bunda tertawa kecil "ini udah jam 6 sayang, udah pagi"
"tapi masih gelap"
Bunda menghusap lembut rambut Prilly, ia meletakkan gembor plastik yg ia genggam di meja yg ada disana. Bunda membawa Prilly duduk di kursi yg disediakan di taman belakang dan menghadap ke kolam renang.

KAMU SEDANG MEMBACA
KOMOREBI
Fanfic"Sunlight that filters through the leaves or trees" Bagaimana cahaya cahaya dari mentari yg bangkit malu malu dari peristirahatannya menyusup diantara celah celah dedaunan dan pohon rindang. Menciptakan gradasi indah karya Tuhan di kesempatan hidup...