🔞
Lisa memasuki apartement dengan beberapa belanjaan yang berada di kedua tangannya. Jangan lupakan dengan helaan napas berat yang keluar dengan dirinya menjatuhkan begitu saja semua barang belanjanya.
Persetan, Lisa tak peduli dengan semua pemberian dari Taehyung itu. Berurusan dengan pria gila hanya akan semakin membuat Lisa kesal dan rasanya ingin menjambak rambutnya.
"Darimana saja kau? Kenapa belanjaanmu sebanyak itu?"
Suara itu membuat Lisa mengarahkan pandangannya, mendapati Jungkook yang keluar dari arah dapur dengan membawa beberapa kaleng bir.
"Oppa, sudah kubilang untuk tidak minum lagi."
Dengan cepat, Lisa mendekat. Mengambil alih semua kaleng bir itu dan meletakannya di atas meja maka yang memang dekat dengannya. Sebelum perhatiannya tertuju kembali pada Jungkook.
"Apa oppa masih banyak pekerjaan? Aku akan menemani oppa sampai oppa selesai."
Lisa merangkul lengan Jungkook dan menarik pria itu menuju ruang kerjanya. Namun, dengan cepat juga Jungkook menahan Lisa dengan menarik kembali tangan gadis itu dan membuat Lisa kini berhadapan dengan Jungkook.
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kenapa kau berberlanja sebanyak itu, hmm?"
"Taehyung oppa yang membelikan semuanya. Apa oppa sudah puas?"
"Apa kau sekarang menjadi gadis yang gila materi? Kenapa juga kau harus membeli barang sebanyak itu?"
"Kalau aku bisa memutar waktu, aku pasti akan menuruti kata-katamu untuk menjauhi pria gila itu. Tapi setidaknya, rasa penyesalanku sedikit berkurang karena dia mengetahui keberadaan ibumu. Dan aku akan melakukan apapun agar kau bisa bertemu dengan ibumu."
"Oppa, Taehyung oppa juga tidak keberatan membelanjakanku. Kenapa oppa menjadi sangat marah seperti ini? Oppa juga mengijinkanku untuk bertemu dengannya bukan?"
"Lalisa, dengarkan aku--"
"Ah, dan oppa benar. Aku gadis yang gila materi. Aku juga sangat senang dengan jalan-jalan. Untung saja aku bertemu dengan Taehyung oppa, karena apa? Dia bisa menemaniku disaat oppa selalu sibuk dengan pekerjaan oppa. Apa oppa tahu? Kesepian itu sangat tidak menyenangkan, oppa. Ah, kenapa aku bisa melupakannya? Bukankah oppa juga pernah merasakan kesepian setelah ibumu pergi? Apa kau tidak bisa merasakan itu padaku juga, oppa?"
Plak
Lisa terdiam di tempatnya saat sebuah tamparan mengenai pipi kirinya. Airmata langsung turun dari matanya saat Jungkook dengan keras menamparnya. Jungkook juga terdiam di tempatnya setelah dirinya yang menampar pipi Lisa
"Lisa, aku--"
Lisa menepis tangan Jungkook saat pria itu mencoba untuk menyentuh wajahnya. Dengan cepat, Lisa berlalu memasuki kamar, menyisakan Jungkook yang masih terdiam di tempatnya.
Lisa duduk di tepi ranjang dengan sambil terisak memegang pipi kirinya yang ditampar Jungkook.
Drrt...Drrt...
Lisa dengan masih terisak mengambil ponselnya yang berada di tas kecil dan mendecak kesal saat melihat kontak nama yang muncul di layar ponselnya. Lisa berusaha menetralkan dirinya dan mulai mengangkat panggilan itu.
"Yeoboseyo.."
"Hay, Sayang."
"Ada apa, oppa? Kenapa menelponku? Bukankah tadi kita sudah bertemu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
100 days ❌ lizkook
Fanfiction[18+] ✔ Jeon Jungkook, Wanita mana yang tidak akan terpesona padanya. Tampan, sudah pasti. Kaya, bahkan ia sudah sukses disaat usia nya yang masih muda. Namun, diumurnya yang hampir mencapai 30 tahun, belum ada satu wanita pun yang mampu menggoyahka...