Surat-surat Untuk Marc Márquez

Surat Ketiga

Untuk Marc Márquez yang sedang bernapas dengan udara yang berbeda denganku.

Kau yang jauh di sana, apa kabar? Aku yakin pasti kau sangat baik. Sebab, kemarin kau bisa menyelesaikan balapan yang begitu licin dengan hasil yang sangat memuaskan. Kau berusaha sangat kuat, Marc, bahkan kau membuat jantung para penggemarmu seperti sedang bermain lompat tali. Aksimu sangat mengejutkan, dan tentu saja menegangkan. Tetapi dari semua itu, ada hal lain yang lebih menganggumkan, sangat menyentuh. Ketika kau memberikan ciuman yang melayang di udara untuk mereka yang bersorak merendahkanmu. Bagaimana bisa kau melakukan itu? Hatimu terbuat dari apa, sih?

Marc, kau memang terlahir sebagai orang baik, dan pasti suatu saat nanti kau akan mendapatkan wanita yang baik pula untuk mendampingimu―dan tentu saja itu bukan aku. Bahkan, ketika mereka membencimu dengan meneriakkan makian, kau tidak marah, justru kau tidak ingin kami, para penggemarmu, melakukan hal yang sama.

Marc, maaf, dulu aku menjadi penggemar yang kurang ajar. Dengan membalas olokan mereka yang membencimu dengan sumpah-serapah, bahkan para binatang yang tidak tahu apa-apa ikut menjadi korbannya. Aku terlalu mencintaimu, Marc, hingga tidak rela kau dijatuhkan. Tetapi, kau membuatku sadar bahwa tidak perlu membuang-buang waktu yang sangat berharga ini dengan membalas perilaku mereka. Memang, semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang pula angin yang akan menerpanya.

Aku beruntung telah menjadi penggemarmu, banyak hal baik yang kau ajarkan, dan untuk menjadi dewasa bukanlah soal usia, tetapi keikhlasan dan kesabaran. Caramu berjuang seperti telah menarikku bangkit dari kemalasan.

Sekali lagi, aku minta maaf, Marc, aku yang sempat bosan padamu. Nyatanya, aku masih mencintaimu. Satu ruang di hatiku yang paling lapang masih menginginkanmu. Berbahagialah, Marc.

14-09-2017
Yang ternyata masih sangat mencinntaimu

Nisa F