Surat Kedua Belas

100 15 4
                                    

Teruntuk Marc Márquez, sang juara, dan akan selalu menjadi juara. Entah dalam balapan, atau pada bagian hidupmu yang lain.

Kau memiliki kehidupan yang baik, Marc. Aku jadi iri.

Kau mau tahu kenapa?

Sebab kau bisa menggenggam mimpimu, bahkan mungkin, melebihi dari apa yang kau harapkan.

Kau telah menjadi pembalap yang hebat. Juara dunia. Ramah, rendah hati, bahkan kau tidak takut merayakan kemenanganmu bersama para penggemar rivalmu sendiri, yang sebetulnya, kau tahu, mereka amat tidak menyukaimu.

Apa sih Marc yang kurang dalam hidupmu?

Cinta?

Kau memperoleh banyak untuk itu.

Kekasih?

Betapa banyak yang menginginkannya, hanya saja kau memang tidak berniat memilikinya.

Marc, aku benar-benar iri padamu. Aku iri dengan semangatmu, usahamu, dan juga segala ambisi yang kau miliki. Sedangkan aku? Aku pemalas, Marc. Aku banyak tidak becusnya. Aku sebenernya berguna, hanya saja, aku lebih sering tidak mau menggunakan arti keberadaanku.

Menjadi juara?

Itu hanya kau yang bisa meraihnya, Marc. Aku hampir putus asa, atau mungkin sudah? Sudah satu Minggu terakhir, aku merasa hidupku sangat tidak berguna, Marc. Salah satunya, dengan menulis surat yang tidak berguna ini.

Aku sering membenci diriku. Namun, kalau diingat, jika dulu saat kau terjatuh kau langsung menyerah dan lebih memilih hanyut dalam riuhnya rasa frustrasimu, mungkin kau tidak akan seperti sekarang ini, Marc. Kau tidak akan menjadi juara, menerima penghargaan, mengangkat piala, apalagi mendapatkan hadiah mobil, lagi.

Kau pasti sangat menghargai dan menikmati setiap proses dalam hidupmu. Harusnya aku meniru hal itu. Bukankah idola adalah panutan?

Ya, sebaiknya memang begitu.

Kalau begitu, terima kasih, Marc. Sebab, hidupmu tidak hanya untukmu sendiri, tapi juga untukku, dan untuk siapa saja yang mungkin sedang berada di titik jenuh dengan hidup ini, sama sepertiku.

Tetaplah demikian, Marc. Aku tidak memaksamu untuk tidak berubah, setiap orang berhak untuk itu. Aku hanya ingin, kau menjadi Marc yang baik, dan selalu menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Kau yang terbaik.

Dari remahan debu kehidupan, yang mengidolakanmu

Nisa F

Surat-surat Untuk Marc MárquezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang