Untuk Marc Márquez, yang selalu punya semangat yang bercahaya.
Apakah kau puas dengan balapan tadi?
Ya, pasti kau sedikit kecewa, bukan? Aku hanya menebak, sih. Tapi aku tahu, kau sudah berusaha begitu keras, Marc. Hasil yang kau peroleh memang terkadang tidak sesuai harapan. Begitulah kehidupan, dan balapan.
Kau tetap memimpin, seolah kau tidak bisa jika tidak terlihat karena berada di beberapa barisan terbelakang. Kau selalu menjadi pilihan titik fokus untuk siapa saja. Semua memang ada padamu, Marc.
Kulihat, tadi Lorenzo membalap dengan cara yang mengejutkan. Apa kau tidak takut dengan calon "temanmu" itu, Marc?
Aku yakin, kau tidak kenal takut dalam hal balapan. Kalau terjatuh saja kau masih bisa bangun sendiri. Begitulah dirimu yang aku tahu. Selalu memiliki tekad dan mimpi yang besar.
Marc, kau tahu kenapa kali ini aku menyertakan sebuah video dalam surat? Tenang, bukan karena aku ingin meracunimu dengan drama Korea yang suka aku tonton. Aku hanya ingin kamu tahu, dari drama aku bisa belajar banyak hal. Khususnya tentang mimpi. Walaupun dramanya sendiri menurutku banyak kejanggalan.
Mereka punya mimpi, Marc. Mereka berbakat. Sama sepertimu. Mereka juga punya keluarga, kau juga. Hanya saja, keluargamu punya banyak kekuatan dari semangat dan dukungan untukmu. Tapi tidak untuk beberapa orang dari mereka.
Memang itu cuma fiksi, tetapi, kita bisa memperoleh banyak hal dari sebuah karya yang tidak nyata. Dari fiksi penggemarmu misalnya. Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan jika kau benar-benar membaca karya penggemarmu itu. Aku harap kau tidak besar kepala. Bukan imajinasi mereka yang liar, tapi mereka memang belum punya kendali. Dan aku, pernah berada di posisi itu. Akan aku ceritakan lain kali.
Kau beruntung, Marc. Kau punya mimpi, berbakat, dan kau punya jalan untuk mewujudkannya. Namun, tidak semua orang seperti itu. Maka jangan lupa bersyukur, Marc.
Marc, aku ingin tanya, apa dalam hidupmu saat ini merasa kekurangan? Aku tidak membutuhkan jawaban soal status jomlomu. Itu sudah jelas.
Apa kau tidak pernah merasa kau ingin mewujudkan mimpimu yang lain? Apa itu?
Kau tahu, Marc. Setiap melihatmu balapan di barisan terdepan, yang aku pikirkan adalah, apakah kau tidak bosan dengan segala pencapaian yang kau capai? Kau seperti punya jalan yang sangat mulus. Apa kau tidak membutuhkan tantangan lain selain balapan? Tapi aku tahu, balapan mengalir di tubuhmu seperti darah, dan melekat pada tulang selayaknya daging, juga berdetak seirama jantungmu.
Aku juga tahu, surat ini biasa saja. Mungkin kau tidak akan pernah terkesan saat membacanya. Sejujurnya, aku juga tidak tahu apa yang aku tuliskan. Hanya saja, aku memang sedang ingin berbicara denganmu dengan cara yang seperti biasanya, dan ini telah menjadi kebiasaanku.
Aku juga punya mimpi, Marc, setiap aku tidur.
Dari penggemar biasanya
Nisa F
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat-surat Untuk Marc Márquez
AléatoireSurat-surat yang tertulis untuk Marc Márquez, tetapi tidak pernah benar-benar terkirim dan tidak pernah terbaca olehnya. Jika penasaran, kalian memiliki izin untuk membacanya. ©2017