Surat Kesembilan Belas

61 11 2
                                    

Teruntuk Marc Márquez, yang masih selalu aku simpan namanya dalam setiap harapan yang terjuntai dalam doa.

Marc, banyak hal yang telah kau dan aku lalui bersama. Bersama sebagai idola dan penggemar. Bersama dalam arti yang bukan sebenarnya. Bersama dalam hal yang berbeda. Berbeda jalan hidup dan keyakinan. Namun, semua itu tetap membuatku seperti menjadi sosok yang ikut berjuang bersamamu. Meski tanpa kau tahu ada orang sepertiku yang selalu mendukungmu.

Bahkan ada banyak, Marc, penggemar yang jauh lebih baik dariku. Mereka lebih tahu tentang dirimu, lebih banyak mendukung jika dibandingkan denganku. Mereka pula sangat hebat dalam hal memberi dukungan penuh kepadamu. Apalah aku, yang hanya bisa menjumpaimu sebatas layar. Aku tidak akan berharap lebih, aku tahu batas kemampuanku dan sampai mana aku harus berharap.

Ah iya, Marc, suratku kali ini adalah sebuah rangkaian banyaknya harapanku untukmu sekarang, dan ke depannya.

Marc, aku berharap kehidupanmu sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan banyaknya orang-orang yang selalu mendukung di sekelilingmu. Mereka adalah tumpuan yang nyata bagimu. Aku ingin kau selalu berbahagia bersama mereka.

Aku juga ingin kau terus berkembang dalam karier. Menjadi pembalap yang tak terkalahkan oleh ego dan hasrat, juga ambisi yang menggebu.

Semoga kau tidak berhasil dikalahkan oleh kesombongan. Tetaplah rendah hati dan tunduk pada sikap ramah yang selama ini selalu kau tunjukkan.

Aku tahu, Marc, kata kalah dan gagal sudah kau kenal sejak dulu. Telah menjadi teman berkariermu selama ini yang banyak memberikanmu pelajaran dan pengalaman yang berharga. Namun, bolehkah aku berharap kau tidak terlalu akrab dengan mereka? Aku tidak takut kau gagal dan kalah, yang aku takutkan hanyalah jika kau berada dalam keadaan itu, kau banyak menerima serbuan kalimat cacian. Orang yang membencimu berbakat dalam hal itu. Walaupun aku berharap kau tidak mempedulikannya, tetap saja sakit mengetahuinya. Sebab kalimat hinaan sama tajamnya dengan pisau penjagal daging. Yah, tapi otak mereka tumpul. Oh, maaf, aku jadi menghina mereka. Aku jadi sama saja. Semoga kau tidak kecewa memiliki penggemar sepertiku.

Aku juga berharap, semoga kariermu terus maju dan berkembang. Selalu memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan. Tidak pantang menyerah, selalu memiliki stok semangat tak terbatas, dan selalu menebar banyak inspirasi dari perjalanan hidupmu.

Juga, semoga kau berbahagia bersama Lucia, terlepas bagaimana reaksi penggemarmu. Ini hidupmu, jalan yang kau pilih, kau berhak bahagia seperti manusia pada seharusnya. Kau memiliki hati yang layak untuk dimiliki, dan Lucia beruntung mendapatkannya. Jadilah kekasih yang bukan hanya baik hati dan setia, tetapi juga menghargai wanita di sekitarnya. Aku tidak cemburu, Marc. Aku selalu ikut berbahagia jika itu pilihan terbaik yang kau ambil.

Terakhir, tetapi bukan harapan terakhir yang aku cukupkan untukmu, semoga kau selalu menjadi dirimu sendiri. Menjadi Marc seperti biasanya. Menjadi pembalap yang diidolakan para penggemar seperti sediakala dan seterusnya.

Salam hangat

Nisa F

Surat-surat Untuk Marc MárquezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang