Surat Kesepuluh

166 19 8
                                    

Untuk Marc Márquez yang selalu terlihat kuat.

Tapi ... kau tetaplah manusia, Marc. Kesalahan tidak pernah absen dari kehidupanmu. Bukan berarti dengan menjadi terkenal kau tidak boleh melakukannya. Siapalah kita, Marc, hanya seonggok gumpalan daging yang bertumbuh dan berkembang biak karena Tuhan. Maka, kau tidak perlu takut karena telah berbuat salah. Takutlah ketika kau tidak bisa memperbaiki dan memaafkannya.

Ya, soal balapan kemarin aku sudah melihatnya. Kau memang salah, Marc. Kau terlihat tidak fokus. Banyak beban yang kau tanggung sendiri. Saat itu terlihat semua. Kau sangat kacau. Namun, kau tetaplah Marc yang aku kenal. Kau selalu kuat dengan dirimu sendiri.

Aku memang kecewa, tapi aku akan lebih kecewa jika kemarin kau hanya diam saja. Bagus karena kau masih sangat mengenal cara meminta maaf. Setidaknya, kau tidak lupa cara memanusiakan manusia.

Bukan masalah jika permintaan maafmu terabaikan. Itu sama sekali bukan hakmu. Toh, kau telah menuntaskan kewajibanmu setelah berbuat kesalahan.

Oh iya, ada kutipan bagus yang ingin aku sampaikan padamu. Begini kalimatnya: "Hanya karena kamu tidak menangis, bukan berarti kamu tidak sedih. Hanya karena kamu tersenyum, bukan berarti kamu bahagia."

Ya, begitulah. Semoga kau bisa memahami makna dari kalimat itu. Aku mendapatkannya dari drama Korea yang baru selesai aku tonton. Dari kalimat itu aku juga ingin menambahkan, "Hanya karena kau selalu melakukan yang terbaik, bukan berarti kau tidak pernah atau tidak akan pernah salah. Dan ketika kau meminta maaf, bukan berarti kau yang kalah dan menjadi pecundang."

Bersabarlah, Marc. Tetaplah kuat dan terus bertahan. Hidup ini memang adalah sebuah drama, pasti ada konfliknya. Tetapi ingatlah, semua drama pasti memiliki sebuah penyelesaian. Akan berakhir semacam apa, tergantung bagaimana kau menghadapi dan menyelesaikannya.

Teruslah melangkah, tarik tuas gas motormu, dan melajulah, sekuat yang kau mampu. Dan kau tahu harus bagaimana mengendalikannya. Juga, jangan lupa berdoa. Kau juga memiliki Tuhan, walau cara kita mempercayainya sangatlah berbeda.

Dari yang tidak pernah lelah percaya padamu

Nisa F

Surat-surat Untuk Marc MárquezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang