Berjalan Jauh

54 4 0
                                    

Aku masih tidak percaya dengan kejadian itu. Masa Zura melakukan hal yang seperti itu. Dan anehnya lagi, aku juga melakukannya. Aku bingung sekali.

Terlepas dari itu, saat ini saatnya makan siang, yang telat. Bisnya terus mengarah turun, tapi kami tak kunjung turun. Ada apa dengan jalan di gunung ini?. Benarkah tadi kita lewat sini?.

Berliuk melalui rute yang berbeda. Beberapa saat kemudian, kami sampai di suatu tempat. Kami semua turun dari bis karena bisnya menuju tempat parkir. Tapi, ini ada dimana?.

Tidak terlihat tempat makan, ataupun tempat selanjutnya. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya jalan menurun yang berakhir entah dimana. Bis kami tidak dapat masuk ke sana karena jalan yang sempit. Terpaksa, kami semua jalan kaki menelusurinya.

Niza:Miss Riena.
Riena:Ya?.
Niza:Kita akan kemana?.
Riena:Kita akan menuju ke tempat makan.
Niza:...
Riena:Oh, ya.
Shina:Ada apa?.
Riena:Semuanya!!!. Sekarang kita menuju ke tempat makan siang, ya?!.

Illyani:Tempat makan siang?. Kenapa tidak diberitahu tadi di bis?.
Tiani:Mungkin Miss Riena lupa.

Drina:Arisa, ayo kita ke sana duluan!, agar kita bisa makan duluan. (Pergi berlari)
Arisa:Drina, tunggu!. (Pergi mengejar Drina)

Illyani:Kira-kira, makan siangnya nanti apa, ya?!...
Riena:Entahlah. Miss juga tidak tahu.
Drina:...

Melangkah menyusuri jalan menurun ini, entah sampai kapan sampainya. Makan siangnya yang telat, jalannya yang panjang, membuat perutku semakin lapar. Untungnya, jalanannya bukan tanah. Aku penasaran seperti apa tempatnya.

An Interest To Be Your Girlfriend 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang